Mohon tunggu...
Senja Guzel
Senja Guzel Mohon Tunggu... Lainnya - 28/f/Bekasi

Memperhatikan dan belajar.

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Tentang Mereka yang Tidak Dapat Pulang

10 November 2018   20:11 Diperbarui: 10 November 2018   20:31 340
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Belakangan ini perdangan satwa ilegal sedang marak karena tren memelihata satwa liar naik. 

Mungkin belum banyak orang yang paham kalau satwa liar, terutama yang langka, tidak boleh dipelihara secara perorangan berdasarkan undang - undang. Masih banyak orang yang memelihara kakatua, kucing hutan, atau malah kera seperti siamang dan orangutan, di dalam rumahnya.

Kalaupun mereka sudah mengetahui adanya pelarangan dan memeliharanya berarti ilegal, mereka tidak menggubrisnya sampai satwa berukuran besar dan sudah tidak bisa lagi ditangani, barulah mereka serahkan ke pihak yang berwenang.

Pihak berwenang disini adalah polisi hutan atau penegak hukum, orang - orang yang bekerja dibawah Kementrian Lingkungan Hidup. Pernah terpikir, setelah dari pihak berwenang, satwa akan dikemanakan?

Tidak banyak orang mengetahui tempat ini.

(dok. pribadi)
(dok. pribadi)
Animal Sanctuary Trust Indonesia (ASTI) atau dulu dikenal dengan nama Pusat Penyelamatan Satwa Gadog, adalah salah satu dari beberapa Pusat Penyelamatan Satwa yang ada di Indonesia. Terletak di kecamatan Megamendung, kabupaten Bogor, adalah sebuah tempat dimana beragam satwa liar diselamatkan.

Kurang lebih ada 80 ekor dari beragam spesies satwa liar tinggal disini. Mulai dari kakatua, elang, bermacam - macam satwa primata, bahkan buaya dan harimau. Semua diurus oleh 8 orang pekerja.

Selain penyerahan sukarela oleh warga, satwa liar ASTI juga berasal dari penyitaan paksa, dan perdagangan satwa liar melalui online ataupun melalui komunitas berhasil diungkap pihak berwajib. 

Satwa liar yang diterima jarang sekali diserahkan dalam keadaan sehat baik fisik maupun mentalnya. Paruh burung yang dipotong, taring yang dicabut paksa, sayap yang dipatahkan, perilaku abnormal yang menunjukan stres berkepanjangan, penyakit yang seharusnya tidak ada pada spesies tertentu...

Begitu banyak masalah kesehatan dari para satwa yang datang.

Pernah lihat orangutan yang gemar makan nasi padang? atau owa sumatra yang suka bakso lengkap dengan sambelnya? ya, kondisi paling aneh sekalipun sudah dialami satwa liar yang ada disini. Pola makan tidak normal seperti itu disebabkan oleh "salah asuh" saat dipelihara oleh manusia. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun