Mohon tunggu...
Idyllic 48 Footy
Idyllic 48 Footy Mohon Tunggu... -

Akun fanbase Idyllic, JKT48, dan sepakbola. Menyajikan info seputar sepakbola, JKT48, dan Idyllic. Akun ini berdiri di bawah pengawasan PT. Visi Media Asia(VIVA).

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

Sindo Trijaya FM VS Metro TV, Mana Yang Lebih Objektif Terhadap PSSI?

21 Desember 2014   13:30 Diperbarui: 17 Juni 2015   14:49 197
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Olahraga. Sumber ilustrasi: FREEPIK

IF48 - Munculnya wacana Kemenpora untuk membentuk Tim Sembilan yang digadang-gadang akan menjadi tim investigasi PSSI, membuat Sindo Trijaya FM dan Metro TV saling berlomba membuat talkshow tentang sepakbola nasional. Sindo Trijaya FM hadir dengan program Polemik-nya pada edisi kemarin pagi(20/12/2014), sedangkan Metro TV hadir dalam program Mata Najwa pada edisi Rabu, 10 Desember 2014.

Dalam program talkshow Polemik, Sindo Trijaya FM mengangkat tema "Sepakbola Milik Kita" dengan narasumber Tommy Welly(pengamat sepakbola), Djamal Aziz(anggota Exco PSSI), dan Rully Nere(mantan pemain timnas Indonesia), serta dipandu oleh moderator Pangeran Ahmad Nurdin yang juga merupakan salah satu announcer dari Sindo Trijaya FM. Masyarakat umum juga dipersilahkan untuk hadir dalam diskusi kemarin(20/12/2014) di Warung Hijau, lokasi tempat diskusi berlangsung. Sayangnya perwakilan dari Kemenpora berhalangan hadir dalam diskusi tersebut karena suatu alasan. Sedangkan dalam program Mata Najwa, Metro TV mengambil tema "Dagelan Bola" dengan menghadirkan narasumber di antaranya Akmal Marhalie(pengamat sepakbola), Bambang Nurdiansyah(mantan pemain timnas Indonesia), Rochy Putiray(mantan pemain timnas Indonesia), Hinca Pandjaitan(Ketua Komdis PSSI), Imam Nahrawi(Menteri Pemuda dan Olahraga), Indra Sjafri(mantan pelatih Timnas U-19), dan Helmi Atmajaja(Ketua FDSI), serta dipandu oleh Najwa Shihab selaku moderator dalam program tersebut.

Dalam talkshow Polemik yang disiarkan langsung dari Warung Daun Sindo Trijaya FM kemarin(20/12/2014), pertanyaan yang diajukan moderator lebih berbobot dan tidak menyudutkan salah satu pihak. Keterangan yang disampaikan oleh narasumber juga sangat berkualitas, mencerahkan, dan mampu memberikan solusi untuk perbaikan sepakbola Indonesia di masa mendatang. Dalam talkshow tersebut, Bung Towel menyatakan bahwa untuk membuat tim yang solid dan kuat harus didukung oleh pelatih yang berkualitas serta infrastruktur yang memadai. Ibarat dalam dunia sekolah, kualitas murid juga sangat ditentukan oleh kualitas guru serta sarana dan prasarana sekolah tersebut. Beliau juga mencontohkan bahwa kita harus mencontoh Jerman yang mau bersabar dalam membangun sepakbola di negaranya, sehingga mereka bisa kembali juara dunia setelah bertahun-tahun puasa gelar. Beliau juga menyatakan bahwa pembangunan sepakbola di sebuah negara tidak bisa dilakukan secara instan, dan tentunya butuh proses. Rully Nere berpendapat bahwa kebangkitan sepakbola nasional dapat dilakukan dengan menanamkan kecintaan pada sepakbola, negara, dan federasi(dalam hal ini PSSI). Daya juang di lapangan harus lebih diutamakan daripada sekedar imbalan material. Sedangkan Djamal Aziz menilai bahwa peranan pemerintah dalam sepakbola adalah membantu federasi, bukan mengintervensi federasi. Seperti di negara-negara lain, pemerintah membantu federasi sepakbola di negaranya namun masih dalam koridor yang tepat. Beliau siap menerima jika pemerintah melalui Kemenpora mau membantu, tetapi beliau menolak jika Kemenpora melakukan upaya intervensi PSSI yang justru akan menambah kekacauan sepakbola nasional. Moderator juga terbuka dalam menerima tanggapan dari "Profesional Sindo" baik dari yang pro maupun dengan yang kontra terhadap PSSI. Sehingga diskusi tersebut terasa lebih santai dan friendly untuk mitra sepakbola.

Sedangkan dalam program talkshow Mata Najwa yang disiarkan Metro TV beberapa waktu lalu, suasana diskusi justru terlihat sebagai bagian dari propaganda pembekuan PSSI, yang ditunggangi oleh barisan sakit hati(BSH) melalui "boneka" yang bernama FDSI. Pertanyaan-pertanyaan yang dilontarkan oleh Najwa Shihab selaku moderator terkesan menyudutkan PSSI, seolah-olah masalah dalam sepakbola nasional merupakan murni kesalahan PSSI. Padahal, tidak semua masalah dalam sepakbola Indonesia merupakan kesalahan PSSI. Bahkan, Metro TV juga sengaja ingin membangun opini bahwa PSSI rezim La Nyalla dkk. jauh lebih buruk daripada rezim sebelumnya(Halma), padahal nyatanya rezim Halma justru banyak menimbulkan konflik dalam tubuh PSSI yang berujung pada dualisme kepengurusan. Dugaan seperti itu menguat karena orang-orang Liga Primer Indonesia juga ikut serta menjadi bagian dari tim sukses Jokowi-JK pada Pilpres yang lalu, terutama Saleh Ismail Mukadar yang juga merupakan politikus asal PDIP. Lagipula, kubu Jenggala memang sudah ingin kembali berkuasa di tubuh PSSI, dan mereka mencoba memanfaatkan pemerintahan yang baru sebagai sarana untuk memuluskan langkah mereka untuk kembali berkuasa di PSSI.

Jika dilihat dari segi objektifitas, tentu saja program Polemik di Sindo Trijaya FM jauh lebih berimbang daripada program Mata Najwa di Metro TV.

Itu tadi analisis kami terhadap kedua program talkshow yang sudah kami sebutkan, kalau menurut kalian seperti apa? Semua tentu kembali bergantung pada penilaian masing-masing.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun