"Oh iaa  .. silakan!" Sahut salah satu supir.
 Akhirnya aku pun merebahkan diri di saung warung. Dengan jaket yang ku gumpal-gumpal menjadi bulat, supaya bisa ku jadikan bantal. Ku coba pejamkan mata sejenak, di iringi ramainya canda tawa para supir yang sedang main kartu.
 Dalam hati ku bergumam, yang lain sekarang lagi apa ya? Hm.. diko sama abdi gak ada kabar dari tadi siang? Di grup whatsapp juga sepi. Hm..! Mungkin lagi pada sibuk. So hari ini kan kami berpisah, akibat sama-sama putus kerjaan.Â
 Aku pun tak bisa tidur, handphone ku tinggalkan di dalam kabin mobil. Ku buka lagi mata, ku cermati tenda saung warung. Yang terbuat dari anyaman bambu, dan terpal. Ku lihat ibu penjaga warung juga belum tidur, masih asik ngobrol dengan bapak-bapak supir yang parkir dan mampir di warung ini.Â
 Kembali ku pejamkan mata, hatiku mulai bergumam lagi. Hm.! Semoga selamat sampai tujuan. Dan gak ada hambatan. Ini puasa udah mau masuk H-4 semoga aja puasa bisa pul lah. Tuturku.
Dan akhirnya aku tertidur, terbawa kealam dunia mimpi. Tak terasa kakiku di gerak-gerakkan oleh ibu warung.Â
 "Dek, dek..?"Â
 "Hmm.. iyaa" sembari membuka mata yang masih sedikit ngantuk.
 "Sahur..? Uda jam 3 lewat?"Â
 "Oo iya bu, terima kasih. Hm.. ada air buat basuh muka bu?" Aku yang langsung mencoba menegakkan badan.
 "Oh ada. Itu kebelakang, ada ember berisi air."