Mohon tunggu...
Cak Kandar
Cak Kandar Mohon Tunggu... -

Lahir dari ketiadaan, terus berjuang merubah keadaan keluarga dengan Do'a dan Usaha. Bahkan sempat terdampar di Panti Asuhan bertahun-tahun lamanya. Alhamdulillah perjuangan tidak sia-sia. Namun perjuangan belum berakhir, sampai di hatiku hanya ada cinta pada Allah dan orang-orang yang mencintai Allah dan segala sesuatu yang mendekatkan pada kecintaan kepada Allah.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

TEATREKAL SENGKUNI

9 Juni 2014   00:32 Diperbarui: 20 Juni 2015   04:39 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Berbekal kenangan
Kusisir masa depan yang mulai buram

Kuharap cinta memegang peranan penting pada sebuah keadilan
agar tak ada lagi tumbal yang harus menjadi korban

Maka, satu persatu kenangan berkelebat mengelilingi pikiranku
Tangis...
Tawa...
Senyum...
Air mata...
berkolaborasi dalam nyata dan tercipta sebentuk treatrikal "SENGKUNI" saat itu juga.

Aku tak mau lagi berpikir tentang dunia,
karena duniaku kini dan seterusnya berada dalam genggaman penguasa -yang katanya- adil dan bijaksana.

Aku hanya berusaha mencipta dzikir rohani
meski tak seorangpun peduli

Aku mencoba mencipta rasa dalam balutan tangis dan air mata
Aku mencoba mengikis tragis dalam hembusan senyum dan tawa

Maka, ijinkan aku "Bercinta" pada Sang Pencipta.

*Maghrib dah masuk wilayah Gianyar

‪#‎Seperti_Pena_Mendustkan_Tinta‬

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun