Mohon tunggu...
IDRIS APANDI
IDRIS APANDI Mohon Tunggu... Penulis - Penikmat bacaan dan tulisan

Pemelajar sepanjang hayat.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Teknik Penulisan Best Practice Sekolah Penggerak

19 Mei 2022   12:13 Diperbarui: 19 Mei 2022   12:19 2088
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

TEKNIK PENULISAN BEST PRACTICE SEKOLAH PENGGERAK

Oleh: IDRIS APANDI

(Praktisi Pendidikan)

 

Tahun 2021 kemdikbudristek mengguliran Program Sekolah Penggerak (PSP) sebagai bagian dari kebijakan Merdeka Belajar. Tercatat sebanyak 2500 sekolah yang terdiri dari PAUD 316, SD 1089, SMP 546, SMA 374, SLB 175 terpilih menjadi sekolah penggerak. Hingg saat ini (Mei 2022), PSP sudah memasuki angkatan ke-3.

PSP digulirkan oleh Kemdikbudristek sebagai upaya meningkatkan mutu pendidikan dalam rangka mencapai visi pendidikan, yaitu "mewujudkan Indonesia maju yang berdaulat, mandiri, dan berkepribadian melalui terciptanya Pelajar Pancasila yang bernalar kritis, kreatif, mandiri, beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, dan berakhlak mulia, bergotong royong, dan berkebinekaan global."

Implementasi PSP merupakan bentuk kemitraan antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah (provinsi/kab./kota) sehingga perlu sinergi dan kolaborasi antara keduanya agar program ini bisa berjalan lancar dan sukses. Peningkatan mutu sekolah melalui PSP tentunya akan  berdampak  terhadap peningkatan mutu pendidikan di daerah. 

Sekolah-sekolah yang terpilih menjadi sekolah penggerak diharapkan menjadi katalisator dan lokomotif transfomasi pembelajaran ke arah yang lebih baik. 

Selain itu, mereka juga diharapkan menjadi inspirasi bagi sekolah-sekolah lainnya untuk mencontoh berbagai program peningkatan mutu pembelajaran di satuan pendidikan. Dengan kata lain, "efek bola salju" peningkatan mutu pendidikan diharapkan terjadi melalui PSP.

Salah satu sarana untuk menyebarkan informasi dan inspirasi terkait tata kelola atau peningkatan mutu pembelajaran di sekolah penggerak adalah melalui penulisan praktik terbaik (best practice). 

Dalam konteks PSP, Best Practice adalah tulisan (laporan atau artikel) yang mendeskripsikan atau menceritakan praktik terbaik (best practice) keberhasilan pemda, satuan pendidikan, pendidik dan tenaga kependidikan dalam mengatasi masalah terkait tata kelola PSP di daerah atau meningkatkan mutu layanan pembelajaran di sekolah penggerak.

Masalah atau topik yang bisa dijadikan sebagai bahan best practice misalnya:

  1. Strategi tata kelola Program Sekolah Penggerak di daerah.
  2. Membangun komitmen warga sekolah dalam melaksanakan sekolah penggerak di satuan  pendidikan.
  3. Penguatan atau peningkatan mutu SDM satuan pendidikan dalam melaksanakan sekolah penggerak.
  4. Implementasi kurikulum merdeka
  5. Inovasi atau strategi pembelajaran
  6. Penguatan literasi dan numerasi dalam pembelajaran
  7. Penilaian hasil belajar
  8. Proyek Profil pelajar Pancasila
  9. Digitalisasi sekolah atau digitalisasi pembelajaran
  10. Pembinaan sekolah atau guru sekolah penggerak, dll.

Sistematika penulisan best practice beragam. Saat ini sudah banyak buku atau artikel di internet yang membahas terkait dengan penulisan best practice. Walau demikian, saya akan membahas best practice yang disajikan dalam bentuk artikel populer karena hal tersebut menurut saya akan lebih mudah untuk dibuat dibandingkan dengan best practice dalam bentuk laporan yang sistematikanya relatif lebih rumit.

Adapun sistematika best practice PSP yaitu: pendahuluan, isi, dan penutup. Bagian pendahuluan membahas tentang kondisi ideal dari program sekolah penggerak dalam kerangka kebijakan merdeka belajar dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan, kondisi riil, masalah atau tantangan yang dihadapi dalam mengimplementasikan PSP, penyebab munculnya masalah, dan alternatif solusi yang dilakukan untuk menyelesaikan masalah.

Bagian isi menjelaskan langkah atau tahapan persiapan penyelesaian masalah (waktu, SDM, dan sarana), pelaksanaan penyelesaian masalah.

 Bagian ini merupakan bagian yang perlu dijelaskan atau dibahas secara detil, lengkap, dan sistematis dengan menggunakan bahasa atau kalimat yang jelas, sederhana, tidak bertele-tele supaya mudah dipahami oleh pembaca yang beragam. Berikutnya, jelaskan hasil dan dampak yang dirasakan pascapenyelesaian masalah. 

Jika diperlukan, pada bagian isi boleh dilengkapi atau disertakan dengan tabel, bagan, atau foto kegiatan saat menyelesaikan masalah. Tabel, bagan, atau foto tersebut selain diberikan keterangan (caption), juga diberikan deskripsi agar bisa dipahami oleh pembaca.

Bagian penutup berisi kesimpulan, refleksi, penguatan, penegasan, atau rekomendasi terkait best practice yang telah dilakukan sehingga pembaca tergerak, terinspirasi, atau termotivasi untuk melakukan hal yang sama atau bahkan melakukan inovasi yang lebih baik dibandingkan dengan hal yang telah dilakukan pada best practice tersebut.

Sistematika yang saya uraikan di atas hanya sebagai salah satu alternatif dalam penulisan best practice PSP. Jika pembaca menemukan alternatif yang dianggap lebih baik, lebih lengkap, atau lebih lebih mudah dilakukan, maka silakan ambil dan dijadikan sebagai rujukan. 

Pada prinsipnya, apapun pun sistematika yang digunakan, best practice PSP adalah sarana berbagi semangat kebaikan dan inspirasi perubahan dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan dan pembelajaran di daerah atau satuan pendidikan. Selamat menulis best practice.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun