Ada kalanya saya agak "pusing" juga saat membaca naskah redaksi kalimatnya kurang bisa dipahami atau berbelit-belit sehingga saya sulit mengambil benang merah dari kalimat yang dibaca. Solusinya, saya harus merombak kalimat tersebut tanpa mengubah substansi dari kalimatnya.
Penggunaan tanda baca, khususnya tanda titik (.) dan tanda koma (,) menjadi perhatian khusus bagi saya karena menurut saya, dari sekian tanda baca, tanda titik dan tanda koma merupakan dua tanda yang sangat vital dalam sebuah kalimat atau paragraf.Â
Bayangkan jika dua tanda tersebut tidak digunakan secara tepat, selain tidak enak dibacanya, juga bisa menyebabkan mispersepsi, bahkan miskomunikasi.Â
Oleh karena itu, bagi seorang editor, penggunaan tanda baca dan tanda koma merupakan hal sangat elementer dan fundamental untuk diperhatikan. Kesalahan pengetikan (typo), pilihan kata, dan redaksi kalimat menjadi sasaran berikutnya untuk ditelaah.
Pada akhirnya, sebagai editor saya senang sekali menjadi elemen kecil yang membantu menyajikan karya-karya hebat para penulisnya menjadi sebuah tulisan yang enak dibaca dan mudah dipahami oleh para pembaca.Â
Selamat dan sukses untuk para penulis best practice PTMT dan para pembimbingnya. Terima kasih pula untuk Direktorat Dikdas Ditjen GTK yang telah memfasilitasi kegiatan ini.
Oleh: IDRIS APANDI
(Penulis dan Editor)