Mohon tunggu...
IDRIS APANDI
IDRIS APANDI Mohon Tunggu... Penulis - Penikmat bacaan dan tulisan

Pemelajar sepanjang hayat.

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Diminta Membuat Pengantar Buku, Sebuah Kehormatan Bagiku

1 Juli 2021   20:23 Diperbarui: 1 Juli 2021   20:25 361
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

DIMINTA MEMBERI PENGANTAR BUKU, SEBUAH KEHORMATAN BAGIKU

Oleh: IDRIS APANDI

(Penulis dan Editor)

Pernahkah Anda melihat sampul atau isi buku dimana pada buku tersebut tercantum nama pemberi pengantar? Jika pernah, coba perhatikan siapa, profesi, atau latar belakang orang yang memberi pengantar tersebut. Biasanya orang yang memberi pengantar adalah pejabat, cendekiawan, ilmuwan, pakar, atau tokoh pada bidang yang sesuai dengan buku yang ditulis oleh penulis bukunya. 

Dengan kata lain, tidak sembarang orang yang dimintai untuk memberikan pengantar. Saya dulu pun pernah merasakan bagaimana senangnya pada buku saya tercantum pengantar dari tokoh panutan atau tokoh yang dikagumi.

Ada pertimbangan tertentu saat seorang penulis meminta pengantar bukunya dari orang tertentu, antara lain; (1) sebagai bentuk penghargaan atas jasa, ilmu, dan pengaruh yang dimilikinya, (2) sebagai bentuk kenang-kenangan dan kebanggaan bahwa bukunya pernah dibuatkan pengantar oleh seorang tokoh tertentu, dan (3) untuk meningkatkan "nilai" buku. Pengantar dari tokoh tertentu (biasanya yang figur publik atau tokoh terkenal) bisa memancing calon pembaca untuk membacanya atau memiliki buku tersebut.

Pengantar pada buku umumnya isinya menguatkan, melengkapi, atau memberikan sudut pandang lain sehingga pembaca bisa mengetahui perspektif yang berbeda. Pada akhir pengantar biasanya pemberi pengantar memuji inisiatif dan kreativitas penulis buku, memberikan apresiasi terhadap isi buku, dan merekomendasikan pembaca untuk membacanya sampai tuntas.

Walau pada umumnya pemberi pengantar buku menulis sendiri pengantarnya, tetapi ada juga karena kesibukannya atau (maaf) kurang bisa menulis dengan baik, dia memberikan garis besar atau point-point penting dari pengantar yang akan disampaikannya kepada penulis, lalu penulis buku yang menuliskannya kemudian di-Acc oleh pihak yang memberikan pengantar.

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh penulis buku jika ingin meminta pengantar dari seorang pejabat atau tokoh tertentu. (1) perhatikan relevansi dengan buku yang ditulis. (2) sampaikan permohonan. Bentuknya ada yang secara tertulis atau resmi dengan mengajukan surat permohonan atau hanya melalui chat atau telepon, (3) perhatikan etika saat menyampaikan permohonan membuat pengantar kepada tokoh tertentu baik dalam bahasa tulis atau pun dalam komunikasi secara lisan.

(4) sampaikan sinopsis atau gambaran isi buku supaya tokoh yang dimintai pengantar bisa memahami isi buku dan bisa membuat pengantar sesuai dengan isi buku. Sebelum membuat pengantar, ada juga pejabat atau tokoh yang meminta agar draft bukunya dikirim untuk dibaca, (5) ucapkan terima kasih atas kesediaan pejabat atau tokoh yang dituju membuat pengantar buku si penulis, dan (6) komunikasikan secara baik dan santun berkaitan dengan deadline atau batas waktu pengantar diterima oleh penulis agar tidak menghambat proses penerbitan buku. Hal ini perlu diperhatikan agar pejabat atau tokoh yang dituju tidak merasa didikte oleh penulis buku.

Alhamdulilah, saya sudah beberapa tahun diminta memberikan pengantar buku. Pihak yang memintanya pada umumnya yang sudah kenal dengan saya. Profesinya guru, kepala sekolah, atau pengawas. Ada juga sekolah yang meminta saya memberi pengantar untuk buku yang dibuat oleh guru atau peserta didiknya. Buku tersebut biasanya hasil gerakan literasi dari sekolah tersebut. Secara pribadi saya merasa terhormat atau tersanjung saat diminta memberikan pengantar sebuah buku. 

Saya bisa memberikan pandangan, analisis, atau kajian pada buku tersebut. Tidak lupa saya pun pasti memberikan apresiasi dan motivasi kepada penulis buku. Hingga saat ini sudah ada belasan buku yang saya buat pengantarnya.

Saya pada dasarnya tidak pilih-pilih dalam memberikan pengantar buku. Tentunya buku yang relevan dengan kompetensi saya yang banyak berkiprah dalam dunia pendidikan. Sebelum membuat pengantar, saya biasanya membaca judul dan daftar isi buku. Jika diperlukan, saya membaca isinya dulu secara sepintas agar pengantar yang saya buat sesuai dengan isi buku. Walau kadang saya menilai isi tulisannya (maaf) masih kurang bermutu, tapi saya tetap berikan pengantarnya dengan pertimbangan supaya menjadi motivasi bagi penulisnya untuk meningkatkan mutu tulisannya.

Saya berupaya membuat pengantar buku secepat mungkin, kecuali jika saya sibuk. Saya biasanya saya meminta waktu kepada penulis supaya dia bersabar menunggu pengantar dari saya. Pada umumnya mereka menunggunya dengan sabar, tapi ada juga penulis yang pada akhirnya batal meminta pengantar dari saya karena mungkin kelamaan kalau menunggu pengantar dari saya yang saat itu sedang sibuk dengan sebuah pekerjaan.

Menurut saya, orang yang dimintai pengantar adalah orang yang terpilih dan dinilai mudah untuk dimintai pengantar karena mungkin saja ada orang yang dinilai kompeten dan relevan memberi pengantar buku tapi cenderung selektif bahkan sulit memberikannya dengan berbagai alasan. Walau tidak ada ketentuan sebuah buku harus mencantumkan pengantar dari pihak tertentu, tetapi adanya pengantar pada buku bisa menjadi sebuah kebanggaan bagi penulis dan pihak yang dimintai pengantar. Pengantar pada buku orang lain bisa juga menjadi promosi gratis bagi pembuat pengantar untuk semakin dikenal publik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun