Mohon tunggu...
IDRIS APANDI
IDRIS APANDI Mohon Tunggu... Penulis - Penikmat bacaan dan tulisan

Pemelajar sepanjang hayat.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Menunggu Kampanye Edukatif Pasangan Capres-Cawapres

23 September 2018   18:36 Diperbarui: 23 September 2018   19:33 460
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Komisi Pemilihan Umum (KPU) telah menetapkan hasil pengambilan nomor urut pasangan presiden dan wakil presiden yang akan bersaing pada pemilu 2019. Pasangan Joko Widodo - KH Makruf Amin mendapat nomor urut 01 dan pasangan Prabowo Subianto -- Sandiaga Salahuddin Uno mendapatkan nomor urut 02.

Nomor urut menjadi sangat penting sebagai identitas untuk masa kampanye pilpres 2019. Menindaklanjuti hasil pengambilan nomor urut tersebut, tentunya masing-masing timses pasangan capres -- cawapres telah menyiapkan iklan, yel-yel, slogan, motto, atau lagu yang berkaitan dengan nomor urut pasangan yang didukungnya.

Pasca penetapan nomor urut pasangan capres -- cawapres, KPU mendaulat Joko Widodo dan Prabowo Subianto untuk berpidato. Inti pidato dari kedua calon presiden RI 2019 itu sama, yaitu kampanye pilpres 2019 harus berlangsung santun, aman, dan damai. 

Kampanye jangan dijadikan ajang saling serang, saling menyebar hoax dan fitnah, tetapi sarana adu konsep, adu ide, dan adu gagasan untuk mengelola negeri ini menjadi negeri yang adil, makmur, dan sejahtera. Berbeda pilihan jangan sampai membuat sesama anak bangsa jadi tercerai berai dan tidak saling bertegur sapa.

Semua pendukung capres -- cawapres tentunya setuju dan sependapat dengan pesan normatif piara capres yang didukungnya, walau pada kenyataannya jauh-jauh hari sebelum deklarasi dan penetapan nomor urut pasangan capres -- cawapres, para pendukungnya sudah berkampanye, bahkan sudah saling debat begitu panas baik di media sosial maupun di acara TV, termasuk menyebar hoax dan fitnah.

Ibarat olah raga tinju, pilpres 2019 merupakan tarung ulang (rematch) antara Joko Widodo dan Prabowo Subianto. Pada pilpres 2014, pasangan Joko Widodo -- Jusuf Kalla yang mendapatkan suara 53,15% berhasil mengungguli pasangan Prabowo -- Hatta Rajasa yang mendapatkan suara 46,85%. Dan pada pilpres 2019 mereka kembali bersaing untuk menjadi RI-1.

Pascapilpres 2014 sampai dengan jelang Pilpres 2019 sebenarnya masing-masing pendukung masih terpolarisasi, dan pada masa kampanye Pilpres 2019 yang dimulai tanggal 23 September 2018, polarisasi itu akan semakin terlihat. 

Masing-masing pendukung akan memasang atau menggunakan atribut atau nomor urut pasangan yang didukungnya dan menggunakan berbagai media untuk mengampanyekannya. Tim kampanye dan kelompok relawan pun telah dibentuk sebagai bentuk partisipasi para pendukungnya pasangan capres -- cawapres.

Persaingan adalah hal yang wajar dalam sebuah kontestasi. Persaingan membuat sebuah kompetisi semakin menarik, karena masing-masing pihak akan menyusun strategi untuk memenangkan persaingan. 

Persaingan yang diharapkan tentunya sebuah persaingan yang sehat, fair, dan tidak menghalalkan segala cara. Kemenangan yang dicapai dengan cara yang fair tentunya akan membawa kebanggaan, kepuasan, dan keberkahan, sedangkan kemenangan yang diraih dengan cara yang tidak fair hanya akan menghasilkan kepuasan semu disertai cibiran.

Kampanye yang sehat dan bermartabat akan membangun citra bahwa pilpres bukan hanya sekedar mengejar jabatan, tetapi juga ajang festival gagasan. Yang namanya kampanye pasti masing-masing pihak yang bersaing akan memunculkan keunggulannya dan memanfaatkan kelemahan lawan. Hal itu sangat wajar. Itulah yang disebut dengan kampanye negatif. Yang tidak boleh dilakukan adalah kampanye hitam dalam bentuk fitnah dan hoax.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun