Mohon tunggu...
IDRIS APANDI
IDRIS APANDI Mohon Tunggu... Penulis - Penikmat bacaan dan tulisan

Pemelajar sepanjang hayat.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Lulusan SMK Bisa (Apa?)

5 Oktober 2017   12:18 Diperbarui: 5 Oktober 2017   12:22 3403
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Prakerin atau PKL bertujuan untuk menambah kemapuan dan pengalaman peserta didik, tetapi karena tempatnya tidak sesuai dengan jurusannya, maka selama sekian bulan tidak banyak ilmu atau pengalaman yang didapatkan. Mereka lebih banyak menganggur, diam menunggu meja, jadi tukang disuruh foto copy, atau hanya sekedar browsing internet. Oleh karena itu, sekolah jangan hanya asal memilih tempat PKL/prakerin atau ingin memasukkan siswanya di tempat tertentu yang belum tentu cocok. Terlebih dahulu harus dilakukan survey kebutuhan.

Pendirian SMK ideslnya harus berdasarkan analisis kebutuhan atau potensi daerah, tetapi kadang tidak demikian. Hanya melihat bidang apa yang sedang ngetrend atau diminati, misalnya lagi ramai bidang TIK dan otomotif, maka ramai-ramai mendirikan SMK jurusan TIK dan otomotif. Akibatnya lulusan dari kedua jurusan tersebut menumpuk dan tidak tertampung lapangan kerja. Sementara di sisi lain, tenaga kerja yang siap kerja menggarap potensi daerah kurang tersedia.

Kurikulum SMK

Tingginya angka pengangguran SMK selain akibat tidak sebandingnya lapangan kerja dengan jumlah angkatan kerja, juga karena lulusan SMK hanya disiapkan untuk siap  (mencari) kerja juga seharusnya juga harus diberikan pendidikan kewirausahaan, sehingga bukan hanya siap bekerja saja, tapi juga siap menciptakan lapangan kerja. Walau hal tersebut harus diakui tidak mudah. Jadi wirausaha tangguh butuh kerja keras dan sika pantang menyerah.

Kurikulum SMK menjadi sangat penting untuk selalu dikaji dan diperharui karena untuk menyesuaikan dengan kebutuhan dan tantangan jaman. Saya pernah melakukan penelitian di sebuah SMK negeri di Kota Bandung. Pada saat penyusunan kurikulum, mereka mengundang mitra magang, instansi, dan perusahaan-perusahaan yang menjadi stakeholder-nya untuk bersama-sama mengkaji kurikulum sekolah, sekaligus meminta masukan profil kompetensi lulusan yang diperlukan oleh instansi atau perusahaan.

Tujuannya disamping untuk menyesuaikan dengan kebutuhan lapangan, juga untuk menekan angka penganguran. Oleh karena itu, salah seorang guru menyampaikan bahwa banyak instansi atau perusahaan yang memesan lulusannya karena pada saat magang inerja siswanya sudah terlihat bagus.

Tahun 2008 waktu Mendikbud Wardiman Djojonegoro menyampaikan bahwa pendidikan harus "link and match",yaitu keterkaitan dan kesesuaian antara pendidikan dengan dunia kerja. Konsep ini untuk menjawab tantangan globalisasi. "Link andmatch" mengisyaratkan agar para lulusan mempunyai wawasan atau sikap kompetitif, seperti etika kerja (work ethic), motivasi mencapai (achievement motivation), penguasaan (mastery), sikap berkompetensi (competitiveness),arti uang (money beliefs), dan sikap menabung (attitudes to saving). Pendidikan bukan hanya sekedar mendapatkan ijazah, tetapi juga harus menghasilkan lulusan yang kompeten. (Republika, 19/12/2008).

Seiring dengan perkembangan zaman, saat ini banyak bermunculan industri kreatif. Oleh karena itu, SMK-SMK pun harus dapat menangkap peluang ini, misalnya dengan membuka jurusan-jurusan untuk membekali lulusannya agar mampu membuka industri kreatif. Siswa-siswa SMK pun saat ini sdah banyak yang berprestasi dan menghasilkan produk, tinggal ada dukungan dana dan ahli dari pemerintah untuk pengembangannya.

Untuk menyalurkan lulusannya, SMK-SMK pun ada yang memberikan info lowongan pekerjaaan dan membuka bursa kerja, membantu menyalurkannya ke perusahaan yang membutuhkan, tetapi jumlahnya masih terbatas. Oleh karena itu, banyak lulusan SMK yang melamar pekerjaan di luar jurusannya seperti ke pabrik, mini market, toko, jadi pengemudi angkutan online,dan sebagainya. Intinya, yang penting bekerja dan mendapatkan rezeki yang halal. Semoga ke depan lulusan SMK semakin berkualitas, makin kompetitif, dan makin memiliki jiwa wirausaha.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun