Mohon tunggu...
Idris
Idris Mohon Tunggu... Guru - Hidup disayang mati dikenang

Sang Penembus Kabut

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Tentang-Mu dalam Album Hidupku

17 Juli 2019   11:24 Diperbarui: 17 Juli 2019   14:22 18
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Hampir tujuh tahun sudah dirimu menemani perjalanan petualangan hidup ku. Hingga banyak kenangan tentang mu dalam album hidup ku yang tak pernah bisa ku lupakan.

Cerita ini sebuah fakta hidup saya yang menyimpan tentang dia yang selalu setia bersama saya. Tekat saya untuk menulis tentangnya, tak lain hanya karena sebuah kebanggaan saya padanya. Karena ia mampu memelihara kasih sayang yang tulus dan setia bersama saya sampai hari ini.

Ok, para sahabat kompasianer pasti kalian penasaran bukan, dia siapa yang saya maksud?

Dia yang saya maksud, sebut saja Pidya Wulandari seorang gadis desa yang polos dan sederhana, namun mampu memikat hati saya untuk membina kesetian kasih sayang yang suci nan tulus bersamanya.

Pidya Wulandari merupakan anak terakhir dari seorang kepala sekolah SD N 1 Narimbang mulya Rangkasbitung. Saat ini, Usianya sudah menginjak 25 tahun lebih muda dari saya.

Pertemuan pertama kali  saya dengannya, saat itu saya masih duduk di bangku kuliah semester 2  di salah satu Sekolah Tinggi Rangkasbitung. Sebelum, saya pindah kuliah ke Jakarta pada semester 4.

Di pertemuan pertama kali itu, tak membuat saya berpikir panjang untuk menjadikan dirinya sebagai seorang wanita yang berharga kedua dari ibu saya. Hal tersebut saya alami karena nampak betul dalam pertemuan itu, saya serasa terkena magnet-magnet cinta kepadanya. Hingga sekarang saya terdampar dalam perangkap cintanya.

Tepat pada hari Selasa, 23 September 2013. Saya mengungkapkan perasaan (nembak) saya kepadanya. Awalnya, saat saya ungkapkan hal itu, saya merasa kurang PD dan pesimis. Namun, syukurnya dia menerima saya sebagai cowok yang ia sayangi.
Meski dengan keadaan bergetar badan, setelah saya mendengar dia menerima saya, rasa gemetar dan pesimis saya berubah seketika menjadi kebahagian yang tak pernah saya hampiri sebelumnya.

Seiring berjalannya waktu, tak terasa hubungan kami kini sudah mengijak di usia 7 tahun. Tentu hal ini membuat saya banyak tahu dan mengerti tentang sosok Pidya si anak desa itu.

Di usianya yang masih muda membuat saya harus banyak mengalah dari semua masalah. Karena hanya dengan itu saya mampu mempertahankan hubungan hingga sampai 7 tahun lamanya.

Pidya Wulandari seorang wanita yang bersosok gak sabaran, pemarah, dan selalu egois. Tapi meskipun demikian, buat saya dia adalah seorang wanita yang memiliki kasih sayang yang tulus dan setia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun