Mohon tunggu...
Rial Roja
Rial Roja Mohon Tunggu... Digital Marketing/Content Writer

Mari berbagi cerita dan inspirasi!

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Dari Boros ke Hemat: Ramadhan yang Mengajarkanku tentang Kesedehanaan

6 Maret 2025   19:08 Diperbarui: 6 Maret 2025   19:08 227
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Masjid saat Sore (Sumber: Pixabay/Engin_Akyurt)

Saat itu aku bertanya pada diri sendiri: Kenapa aku yang punya lebih banyak uang justru sering tidak berpikir panjang sebelum membeli sesuatu?

Dari situ aku mulai menyadari bahwa Ramadan bukan tentang meningkatkan gaya hidup, tapi justru tentang menyederhanakan cara hidup. Bukan tentang berapa banyak makanan di meja, tapi tentang bagaimana kita lebih mensyukuri apa yang ada.

Mulai Belajar Hidup Lebih Hemat

Sejak saat itu, aku memutuskan untuk mengubah kebiasaanku selama Ramadan. Aku mulai menerapkan beberapa perubahan kecil yang ternyata memberi dampak besar, baik bagi dompet maupun ketenangan pikiranku.

Pertama, aku mulai membuat daftar belanja dengan lebih selektif. Aku hanya membeli makanan yang benar-benar akan dimakan, dan menghindari berbelanja saat lapar agar tidak tergoda membeli lebih dari yang dibutuhkan.

Aku juga mulai mengurangi kebiasaan berburu promo yang sebenarnya tidak begitu penting. Sebelum membeli sesuatu, aku bertanya pada diri sendiri: Apakah aku benar-benar butuh ini, atau hanya ingin karena sedang diskon?

Selain itu, aku mencoba berbagi lebih banyak. Uang yang dulu sering terbuang untuk hal-hal tidak perlu, kini aku alihkan untuk sedekah atau membantu orang-orang di sekitarku. Dan jujur, rasanya jauh lebih memuaskan dibanding kebahagiaan sesaat saat membeli sesuatu yang ujung-ujungnya tidak terlalu dipakai.

Hasilnya? Ramadan yang Lebih Tenang dan Bermakna

Perubahan kecil yang aku lakukan ternyata membawa efek besar. Aku merasa lebih ringan secara finansial, tidak lagi stres karena pengeluaran yang tidak terkendali, dan yang paling penting, aku merasa lebih menikmati Ramadan dengan penuh kesadaran.

Ternyata, hidup lebih hemat tidak membuat Ramadan terasa kurang spesial---justru sebaliknya. Aku belajar untuk lebih menghargai makanan, lebih sadar akan kebutuhanku, dan lebih bisa menikmati momen tanpa terganggu oleh keinginan konsumtif yang berlebihan.

Kini, aku menyadari bahwa Ramadan bukan tentang seberapa banyak yang bisa kita beli atau konsumsi, tetapi tentang bagaimana kita bisa menahan diri dan hidup dengan lebih sederhana. Kesederhanaan itulah yang justru membuat Ramadan terasa lebih bermakna.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun