Mohon tunggu...
Devin Aditya
Devin Aditya Mohon Tunggu... Freelancer - ..

..

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Orang-orang Biasa

23 Februari 2020   22:56 Diperbarui: 23 Februari 2020   22:56 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

Aku sedang berada dirumah dimana tempat yang membuatku bisa menjadi diriku sendiri, sedang asik memainkan smarphone baru yang sudah diberikan oleh ibuku. Ketika sedang asik asiknya aku dimintai tolong oleh saudaraku untuk mengantarnya ke swalayan. Aku dengan cepat mengantarkannya lalu kembali lagi dan memulai lagi bermain dengan smartphone ku. Aku dirumah ditemani oleh ibuku saja dikarenakan ayahku pergi keluar negri untuk mencai uang.

Keseharianku saat ini hanyalah sebagai pelajar di sma negri yang tidak jauh dari tempatku tinggal. Karena itu uang transportasi ku sangatlah kecil sehingga dapat membuatku terus menabung untuk aku dapat kuliah atau membelikan sesuatu yang sangat aku inginkan. Aku memiliki cita cita menjadi wirausaha yang sukses agar aku dapat membahagiakan kedua orang tuaku. Dipagi hari aku memulai kehidapan baruku tanpa harus belajar karena mulai hari ini aku akan melamar kerja disebuah perusahaan yang cukup memiliki potensi untuk dapat membuatku hidup dengan selayaknya. Hari untuk interview dimulai perusahaan ini menerima 3 orang untuk menjadi staff perusahaan nya dengan jumlah pelamar 10 orang. Aku harus bersaing untuk menyingkinkan mereka agar aku dapat diterima di perusahaan ini.  Dengan hasil interview yang tidak membuatku puas aku sangat tidak optimis untuk dapat diterima di perusahaan ini. Ketika hasil diumumkan aku berdoa agar aku dapat diterima diperusahaan ini dan ketika diumumkan ternyata hasilnya nihil aku tidak diterima sebagai karyawan diperusahaan ini. Lalu aku mencari lowongan pekerjaan diperusahaan lain dengan terus mencoba dan mencoba lagi tapi sayangnya semua perusahaan menolakku karena katanya aku kurang memiliki pengalaman untuk dapat bekerja diperusahaannya. 

Kata temanku jika ingin mendapat pekejaan dengan kau harus memiliki orang dalam atapun uang untuk menyogokmya. Tetapi aku tidak memiliki keduanya untuk mendapat uang aku selalu membantu saudaraku berdagang tetapi itu tdak cukup untuk keseharianku. Dengan semangat berkobar aku terus melamar pekerjaan dan akhirnya aku diterima diperusahaan, memang kecil tetapi aku tetap bersyukur kara mendapatkan pekerjaan saja tidak mudah.

Akupun bekerja dengan penuh semangat ditemani dengan senior seniorku aku diarahkan agar bekerja dengan benar dan kadang kadang aku salah menempatkan sesuatu dan itu membuatku dimarahi oleh seniorku. Tetapi aku tidak menyerah aku berfikir jika mereka memarahiku mereka ingin membuatku lebih baik lagi. Ucapan mereka membuatku sakit hati tetapi tidak apalah aku sangat besyukur karena aku dapat bekerja dengan orang orang yang peduli. Hari pertama aku jalani dengan sangat lelah, tubuhkan seperti dibanting banting lalu ada senior mendatangiku ia berkata ''mencari uang ayag halal itu memanglah tidak mudah dan membutuhkan pengorbanan tetapi dibalik itu semua uang yang didapatkan sangatlah indah walaupun tidah seberapa" aku berpikr apakah aku akan terus bekerja dibawah seperti ini atau aku dapat menjadi bos untuk dapat mengatur orang lain karena diatur atur dan dimarahi orang itu tidak menyenangkan dan tidak mudah untuk diterima oleh hati dan diri kita sendiri. Hari untuk mencari uang dimulai lagi dan lagi dengan kerja keras aku bekerja dan berharap aku dapat dipromosikan ketingkan yang lebih tinggi agar dapat mendapatkan gaji yang cukup besar agar dapat mencukupi kehidupanku selama ini. Bekerja dan bekerja itulah keseharianku yang terus menerus aku lakukan setiap harinya. 

Aku hanya mendapatkan hari libur sehari dari seminggu setiap hari minggu seperti orang lain lakukan. ketika hari libur aku sering beristirahat atau pun membeli barang yang aku butuhkan setiap hari nya. Ketika aku mendapatkan gaji  aku selalu memberikan seperempat gaji ku kepada orang tua ku. Karena itu akan membuatku merasa senang dan membuatku bahagia. Walaupun aku tau itu tidak seberapa untuk membalas hutang budi yang telah dilakukan kedua orang tua ku kepada ku selama ini. Bekerja dan bekerja lagi, terus menerus walaupun mengeluh itu tidak akan membuat ku bahagia dan tidak akan mendatang kan uang dari langit. Setelah sekian lama aku bekerja akhirnya bos mengakui kinerja ku dan menaikan gajiku walaupun tidak drastis kenaikan gaji ku aku tetap bersyukur karena setidaknya gajuku bertambah walaupun hanya sedkit demi sedikit. Sebagian besar gajiku aku gunakan untuk menanabung karena aku ingin membeli rumah agar dapat hidup sendiri dan tidak meropatkan orang tua ku lagi. 

Walaupun aku tau itu tidak akan mudah dan cepat terlaksananya tapi setidaknya aku telah berusaha untuk mewujudkan salah satu impian ku. Setelah beberapa lama aku bekerja disana aku menemukan peluang bisnis baru untuk menambah penghasilanku saat ini. Tetapi jika di pikir pikir kembali aku tidak berani megambil resiko untuk mengambil bisnis itu karena aku takut dengan kebangkrutannya. Ketika aku sedang bekerja salah satu temanku mengajak untuk merayakan pesta ulang tahun dirumahnya. Tanpa berpikir panjang aku membantunya untuk merayakan pestanya semeriahnya. 

Tanpa disangka sangka setelah acara selesai dengan meriahnya ia memberikan amplop yang berisikan uang. Ketika itu aku heran, tetapi katanya ia memberikan itu untuk rasa terimakasihnya karena telah membantunya merayakan pestanya dengan meriah. Tanpa ragu ragu aku mengambilnya karena aku juga membutuhkan uangnya juga. 3 tahun aku bekerja diperusahaan ini tanpa rasa lelah aku mengais rejeki ditempat ini. Tetapi aku merasa bosan karena harus bekerja itu itu saja dengan bayaran yang cukup kurang bagiku. Lalu aku mulai berpikir kembali untuk memulai bisnis agar aku dapat menjadi bos yang mengatur orang lain.

Aku juga memiliki dorongan dari orang tua dan teman teman ku. Sebelum aku keluar dari pekerjaan ini aku ingin berpikir secara matang terlebih dahulu agar aku terhindar dari kerugian. Menurutku bisnis yang sedang menguntungkan sekarang adalah membuka usaha minuman karena sekarang cuaca sedang panas dan minuman dingin sedang di cari cari dan oorang orang sering malas untuk membuat minuman sendiri dan mereka lebih sering membeli karena itu lebih mudah dan praktis. Akhirnya aku resign dan memulai bisnis minuman awalnya aku membuat kedai minuman dipinggir jalan memang awal penjual tidaklah cukup untuk menutupi modal. Tetapi dengan kerja keras dan promosi di media sosial dapat membuat jualanku naik sedikit demi sedikit. Aku berjualan dengan dibantu oleh saudaraku karena ia sedang menganggur dan ia juga cukup senang bekerja bersama ku.

Berdagang pekerjaan baruku memang aku lebih menyukai pekerjaan ini karena tidak ada yang mengatur diriku dan tidak ada yang memarahiku. Setelah cukup aku membuka kedai jualan baru karena au telah memiliki modal yang baru tetapi sayangnya ditempat jualan baruku itu sangat sulit karena persaingan nya sangat ketat. Tetapi jangan pantang menyerah karena tuhan pasti tidak akan memberikan cobaan yang tidak dapat diatasi oleh hambanya. Setiap pagi aku menyiapkan bahan bahan untuk dijual sore hari. Jualanku cukup terjangkau dikalangan murid sekolahan. Dengan senyuman aku menjajakan jualan ku. Walaupun aku tidak di marahi bos tetapi ada saja komplain masuk dari para pembelinya tetapi dengan sabar aku terima dan aku aplikasikan dalam jualan agar tidak ada lagi komplain yang sama. Seiring kesini jualan semakin meningkat dan aku juga dapat membeli rumah baru untuk aku tinggali bersama kedua orang tua ku. 

Rumah baruku lebih besar dari pada rumah lamaku. Setelah sekian lama aku menyayangi dan mencitai seseorang aku akhirnya dapat menikahinya karena aku rasa aku sudah sanggup untuk menafkahinya saat ini. Dan akhirnya aku menikah setelah menikah aku tinggak bersamanya. Setelah lama menikah akhirnya aku memiliki anak, anak itu aku berinama ridho karena aku anggap ia ridho allah untuk memperlancar rezeki ku dan istriku. Akhirnya aku memiliki usaha yang sukses dan aku dapat memberangkatkan kedua orang tua ku naik haji. Aku merasa bersyukur karena aku dapat membahagiakan kedua orang tua ku. 

Setidak aku membahagiakan kedua orang tua ku walaupun sedikit. Dan itu membuat ku merasa senang sekaligus bahagia. Tetapi cobaan cobaan datang kembali dan semakin kesini cobaan itu kian menjadi jadi. Aku mengalami kecelakaan karena aku tertabrak mobil dan itu membuatku harus mengoprasi bagian dalam tubuhku agar aku dapat disembuhkan dan itu tidak dengan jumlah uang yang sedikit setelah peng opraian berjalan lancar aku harus mengikuti rehabilitas dalam jangka waktu yang sangat panjang. Dengan kesabaran aku menjalani proses itu tahap demi tahap aku lakukan karena aku menginginkan hidup ku seperti dulu lagi. Aku ditemani istriku menjalani rehabilitas dengan sabar dan ketenangan, ia selalu menyemangatiku agar aku dapat kembali sembuh karena semangatnya lah aku dapat tegar menjalni tahap tahap proses pemulihan ini. Dalam keadaan sakit aku masih tetap bersyukur karena aku dapat memiliki istri yang sangat menyayangiku dan dapat selalu berada di sampingku. Saat ini aku seperti dikaruniai anugrah yang sangat melimpah. Anakku juga pintar ia selalu dapat juara juara olimpiade dan itu membuatku sangat bahagia. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun