Mohon tunggu...
Idei Khurnia Swasti
Idei Khurnia Swasti Mohon Tunggu... Dosen - a Life Learner - Psikolog Klinis

Mental health enthusiast dengan fokus pada human well-being, social support, dan positive communication.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

"Online Dating Sites", Menilik Kecemasan Sosial dan Relasi Romantis

18 Januari 2022   09:05 Diperbarui: 19 Januari 2022   14:30 1049
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi kencan online. (sumber: shutterstock via kompas.com)

Sumber foto: https://tipsforwomens.org/
Sumber foto: https://tipsforwomens.org/

Penjelasan ini menjadi masuk akal untuk kita kaitkan dengan mengapa individu yang pencemas secara sosial ini kemudian kesulitan untuk menjalin relasi romantis secara tradisional (Porter & Chambless, 2017), seperti mengajak berkenalan, berjabat tangan, mengajak ngobrol tentang topik yang sedang trend, atau menawarkan makan bersama. 

Individu dengan kecemasan sosial sulit membangun relasi yang lebih intim karena resiko untuk mendapatkan penilaian dari pasangan -atau bahkan masih calon pasangan- akan lebih tinggi jika dibandingkan dengan relasi sosial pada umumnya yang melibatkan lebih banyak orang. Hal ini menyebabkan keragu-raguan untuk mengungkapkan diri yang sebenarnya pada pasangan -atau calon pasangan. 

Dilematis bukan?

Individu dihadapkan pada kondisi kesepian yang mungkin dijalani ketika tidak berpasangan dan berpotensi juga mengalami kondisi cemas ketika akan membangun relasi romantis. 

Menurut pendapat saya, memang tidak selalu ya..status jomblo itu akan memunculkan perasaan kesepian pada individu. 

Hanya saja, jika kita mengkaji dari sudut pandang teori psikologi perkembangan manusia, memang ada tahapan usia dimana individu merasakan kebutuhan yang lebih kuat untuk berpasangan, belajar untuk membina hubungan dan membentuk keluarga (Hurlock, 1999). 

Selanjutnya, pada individu (memang tidak semua ya...) akan muncul konflik internal antara upaya pemenuhan kebutuhan untuk menyelesaikan tugas perkembangan dan ketakutan-ketakutan di dalam dirinya yang spesifik berkaitan dengan kecemasan sosial ini. 

Online dating sites menjadi "penyelamat". Melalui situs ini, individu dapat melakukan "testing of the water" dulu, dengan menjawab pertanyaan "sekiranya aman atau tidak ya melakukan pengungkapan diri seperti ini?" 

Ada banyak hal yang bisa dikelola -saya tidak menggunakan kata manipulasi ya, nanti kesannya antagonis hehe - misalnya: foto, ini diambil yang terbaik atau bahkan dengan bantuan aplikasi photo editor; curriculum vitae dengan hanya menampilkan outstanding achievement saja; dan upaya pengelolaan kesan lainnya. Hal ini memang lazim dilakukan untuk mengelola citra diri individu, terutama jika dia melakukannya dalam rangka mencari pasangan (Hance, Blackhart,  & Dew, 2017). Harapannya, kan juga dapat memperoleh pasangan yang sama kerennya?

Bahayanya adalah bagaimana jika kedua belah pihak melakukan upaya pengelolaan seperti ini? Artinya, mereka tidak menjadi diri mereka yang sejujurnya ketika mengawali sebuah relasi. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun