Mohon tunggu...
Ida Mursyidah
Ida Mursyidah Mohon Tunggu... Guru - Pegiat Literasi Anak Usia Dini

Ibu guru yang gemar membaca, bahkan membaca segala kemungkinan terburuk, untuk menyiapkan mental. Senang menulis, walaupun belum pernah menulis buku solo dan tak akan mampu menulis takdir sendiri. Suka menyimak, meskipun suara hati kecil sering terabaikan. Kadang berbicara, jika memang waktunya tiba dan membawa manfaat bagi yang mendengar.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Drama Korea: Pesonamu Kini

8 Januari 2021   18:59 Diperbarui: 8 Januari 2021   19:03 243
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Picture by koreaboo.com

Sejak awal bermunculan percakapan tentang drama Korea dan pesonanya di kalangan kerabat keluarga, circle of friends, baik itu di kalangan teman sekolah maupun teman kerja, saya belum penah tergerak untuk coba menonton. Membaca banyak status tentang menunggu episode selanjutnya... enggak sabar menanti lanjutan cerita... Hmm... kok ya sepertinya saya tidak memiliki ketabahan itu. 

Kemudian saya tahu bahwa beberapa episode bisa langsung ditonton sekaligus, dengan catatan drama tersebut bukan drama terbaru. Segelintir teman begitu menikmati drakor, berusaha mengenal lebih jauh sosok aktor, aktris dan artis Korea bahkan hingga mendorongnya untuk mengunjungi negeri ginseng tersebut. 

Perjalanan ke negeri yang indah, kaya situs budaya, punya khasanah kuliner yang unik, dengan kesaksian bahwa penduduknya nyata elok adanya, ditambah pesona produk skincare yang mendunia cukup membuat saya ikut senang dengan perjalanan teman-teman.  

Tentu saja kebahagiaan saya kian lengkap dengan hadirnya oleh-oleh khas negeri ginseng di akhir masa liburan teman tadi. Siapa yang tidak suka mendapatkan dompet cantik, magnet kulkas, parfum, skincare, pembatas buku dan masih banyak lagi, yang memajang foto pasangan nan elok berbusana Hanbook? Sampai di sini saya masih juga belum tergerak untuk menonton drama korea. 

Memasuki masa pandemi, semakin banyak saya dapati teman di dunia nyata dan dunia maya yang berbagi cerita tentang kenikmatan menonton drakor di masa work from home, stay at home, social dan physical distancing, bahkan pada masa PSBB. 

Tak sedikit yang mengatakan serunya menonton drakor secara marathon... betapa menyenangkan menonton aktor dan aktris yang rupawan berlaga dalam drama yang tidak sedrama sinetron Indonesia. 

Jalan cerita fokus, tidak melebar ke mana-mana, tidak ada pemeran pembantu yang dimunculkan dengan semena-mena tanpa memperkuat jalan cerita. 

Jumlah episode yang tidak banyak (hanya belasan hingga hanya tigapuluhan) membuat penontonnya betah menonton. Alasan yang lebih serius bagi beberapa penonton yang membuat mereka selalu setia menonton adalah ada banyak pelajaran yang bisa dipetik dari drakor. 

Beberapa yang saya dengar, seperti: pesan-pesan pola pengasuhan anak dari seri It's OK to Not Be OK, bahkan keponakan saya yang seorang bidan melihat langsung praktik pengelompokan pasien yang lazim disebut triase dalam salah satu episode sebuah drakor. 

Ada juga yang menyukai drakor karena merasa apa yang dipelajarinya di kampus dulu disebut-sebut dalam drakor dan digunakan sebagai analogi. Ngakaknya dapet, review pelajarannya dapet. Begitu kira-kira.

Jadi dari beberapa survey abal-abal yang saya adakan via Whatsapp messenger, saya bisa simpulkan beberapa poin untuk kelebihan atau daya tarik drama Korea, di antaranya, sebagai berikut:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun