Mohon tunggu...
Ida Tahmidah
Ida Tahmidah Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Ida Tahmidah

Seorang ibu dari lima orang putra putri, Travel Blogger dan Lifestyle Blogger, kontributor dari beberapa buku antalogi, ibu dari dua penulis cilik. Pemilik blog https://idatahmidah.com dan https://idajourneys.com

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Key Perfomance Indicator 100-0-100, Bukti Kepedulian Pemerintah

16 Mei 2015   06:13 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:56 100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Setelah malamnya berjibaku dengan banjir  yang masuk ke seluruh penjuru rumah sampai semata  kaki dan tidur hanya dua jam saja karena mendadak harus kerja bakti membersihkan bekas banjir, Alhamdulillah akhirnya bisa mengikuti acara Kompasiana Nangkring kali ini.  Jadi semakin ingin ikut acara ini karena tema yang  digelar berkaitan erat  dengan permasalahan banjir.  Belasan tahun tinggal di rumah ini, baru terjadi  banjir setelah adanya pembuatan sebuah proyek yang tidak berwawasan lingkungan karena harus  membelah sebuah Gunung kecil bernama Gunung Bohong. Selain itu kebiasaan buruk warga yang suka membuang sampah di sungai menambah parah keadaan ini.  Belum lagi lahan hijau yang menjadi tempat resapan air dan cadangan air  yang terus  berkurang  karena banyak bangunan berdiri dengan tidak berwawasan lingkungan

[caption id="attachment_417290" align="aligncenter" width="270" caption="Awal genangan air di seluruh penjuru rumah"][/caption]

Sebuah fenomena yang memprihatinkan sering terjadi di negara tercinta ini dimana bila musim hujan, banyak tempat terkena banjir sementara bila musim kemarau tiba ada  tempat-tempat yang kekeringan tidak mempunyai air untuk kebutuhan hidup sehari-hari.  Salah satu faktor yang memberikan andil besar terhadap ketidak seimbangan alam ini adalah faktor manusia. Allah SWT telah mempersiapkan alam ini memang untuk manusia tetapi ada sifat dasar yang dimiliki  manusia yaitu tidak pernah merasa puas.  Dengan akal dan teknologi yang dikembangkannya membangun alam ini dengan sengaja atau tidak sengaja membuat kerusakan terhadap alam sehingga menjadi tidak seimbang.

Para pemilik uang dengan bangganya berlomba-lomba membangun rumah-rumah mewah di lahan hijau tempat resapan dan cadangan air dan lebih miris lagi rumah  yang mereka bangun hanya untuk ditempati sesekali,  akibatnya sudah bisa ditebak,  tempat resapan air menjadi sangat kurang cadangan air semakin menipis. Banjir di musim hujan, kekeringan di musim kemarau banyak terjadi. Banyak  hal yang harus dibenahi, belum lagi problematika ketidakseimbangan jumlah penduduk di kota dan di desa yang tidak merata membuat banyak penduduk kota yang sulit memiliki tempat tinggal yang layak.

Sebuah PR besar untuk kita semua mengentaskan permasalahan besar ini. mudah-mudahan saja setelah mengikuti acara ini saya mendapat pencerahan apa yang harus dilakukan menghadapi kondisi seperti ini.  Mulai dari diri sendiri, dari yang kecil dan saat ini juga.  Jadi penasaran juga, apa upaya yang telah dilakukan pemerintah menghadapi permasalahan besar ini.  Dan ternyata banyak yang sudah pemerintah lakukan untuk kita masyarakatnya.  Yuk kita simak apa yang saya dapat di acara Kompasiana Nangkring ini...

Kompasiana Nangkring kali ini merupakan salah satu rangkaian yang digelar oleh Puslitbang Pemukiman Kementrian PUPR yang mengadakan acara Kolikium Hasil Litbang Pemukiman dari tanggal 4 sampai 7 Mei 2015.  Tujuan Kolikium ini sendiri adalah untuk menyebarluaskan hasil inovasi karya peneliti-peneliti di Balitbang Kemenpupera. Sebagai informasi tambahan selain acara Forum Blogger yang bekerjasama dengan Kompasiana yang diadakan tanggal 7 Mei 2015 ini, rangkaian acara Kolikium lain yang digelar adalah Trainer For Trainer SNI Bidang Pemukiman, beberapa sayembara yang berkaitan  dengan inovasi teknologi sanitasi, bahan bangunan dan desain rumah berbasis karekteristik dan bangunan lokal, Keynote Lecture Dialog, Presentasi Hasil Litbang, Story Telling Pemukiman Ramah Lingkungan.  Saat kami mengikuti acara ini pun ada acara lain yang sedang digelar di Grha Wiksa Praniti Jalan Turangga no 3-5 Bandung ini  yaitu Story Telling untuk anak-anak di ruang sebelah, kami pun sempat mampir di acara pameran presentasi hasil litbang.


[caption id="attachment_417007" align="aligncenter" width="300" caption="Sebagian penampakan presentasi hasil litbang"]

14314635501891340302
14314635501891340302
[/caption]

Setelah kami puas berkeliling melihat pameran hasil litbang kami pun kembali ke tempat acara digelar, Alhamdulillah tak lama kemudian acara pun dimulai.  Acara yang dipandu oleh Wardah Fajri sebagai moderator ini menghadirkan pembicara  Iwan Suprijanto, ST.MT. beliau adalah Kepala Bidang Program dan Kerja sama, kemudian ada Peneliti Bidang Air Minum dan Penyehatan Lingkungan Pemukiman Budiono Sundaru dan Sarbidi, ST.MT Perekayasa Bidang Air Minum dan Penyehatan Lingkungan Pemukiman.

14315415231854416261
14315415231854416261
Dalam paparannya Iwan mengungkapkan terdapat beberapa tantangan yang harus dihadapi dalam mencapai target 100-0-100.  Program 100-0-100 atau disebut juga Key Perfomance Indicator 100-0-100 merupakan aktualisasi visi Kementrian PUPR khususnya Dirjen Cipta Karya dalam mewujudkan pemukiman layak huni berkelanjutan yang mempunyai target 2019 Indonesia 100% pemenuhan akses air minum, 0% luasan kawasan kumuh dan 100% akses sanitasi.

Capaian tahun 2014 untuk akses sanitasi cakupan pelayanan nasional baru mencapai 60,5%, pengurangan luasan kawasan kumuh perkotaan baru mencapai 10%  dan akses air minum baru mencapai 68,5% dan jumlah backlog 2014 mencapai 13,5 juta.

Iwan menambahkan dukungan inovasi teknologi sangat besar untuk mewujudkan pemukiman layak huni yang berkelanjutan.  Rise-riset oleh peneliti yang menciptakan inovasi-inovasi baru harus terus dikembangkan dan ditingkatkan agar kemanfaatannya bisa lebih luas lagi, "Untuk itu selain dukungan dana dari pemerintah,  kerja sama dengan mitra terutama swasta harus terus dilakukan" Tandas Iwan.  Menurut Iwan untuk mendorong kemajuan suatu bangsa salah satu yang harus dilakukan adalah memperbanyak riset-riset oleh peneliti.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun