Setelah malamnya berjibaku dengan banjir yang masuk ke seluruh penjuru rumah sampai semata kaki dan tidur hanya dua jam saja karena mendadak harus kerja bakti membersihkan bekas banjir, Alhamdulillah akhirnya bisa mengikuti acara Kompasiana Nangkring kali ini. Jadi semakin ingin ikut acara ini karena tema yang digelar berkaitan erat dengan permasalahan banjir. Belasan tahun tinggal di rumah ini, baru terjadi banjir setelah adanya pembuatan sebuah proyek yang tidak berwawasan lingkungan karena harus membelah sebuah Gunung kecil bernama Gunung Bohong. Selain itu kebiasaan buruk warga yang suka membuang sampah di sungai menambah parah keadaan ini. Belum lagi lahan hijau yang menjadi tempat resapan air dan cadangan air yang terus berkurang karena banyak bangunan berdiri dengan tidak berwawasan lingkungan
[caption id="attachment_417290" align="aligncenter" width="270" caption="Awal genangan air di seluruh penjuru rumah"][/caption]
Sebuah fenomena yang memprihatinkan sering terjadi di negara tercinta ini dimana bila musim hujan, banyak tempat terkena banjir sementara bila musim kemarau tiba ada tempat-tempat yang kekeringan tidak mempunyai air untuk kebutuhan hidup sehari-hari. Salah satu faktor yang memberikan andil besar terhadap ketidak seimbangan alam ini adalah faktor manusia. Allah SWT telah mempersiapkan alam ini memang untuk manusia tetapi ada sifat dasar yang dimiliki manusia yaitu tidak pernah merasa puas. Dengan akal dan teknologi yang dikembangkannya membangun alam ini dengan sengaja atau tidak sengaja membuat kerusakan terhadap alam sehingga menjadi tidak seimbang.
Para pemilik uang dengan bangganya berlomba-lomba membangun rumah-rumah mewah di lahan hijau tempat resapan dan cadangan air dan lebih miris lagi rumah yang mereka bangun hanya untuk ditempati sesekali, akibatnya sudah bisa ditebak, tempat resapan air menjadi sangat kurang cadangan air semakin menipis. Banjir di musim hujan, kekeringan di musim kemarau banyak terjadi. Banyak hal yang harus dibenahi, belum lagi problematika ketidakseimbangan jumlah penduduk di kota dan di desa yang tidak merata membuat banyak penduduk kota yang sulit memiliki tempat tinggal yang layak.
Sebuah PR besar untuk kita semua mengentaskan permasalahan besar ini. mudah-mudahan saja setelah mengikuti acara ini saya mendapat pencerahan apa yang harus dilakukan menghadapi kondisi seperti ini. Mulai dari diri sendiri, dari yang kecil dan saat ini juga. Jadi penasaran juga, apa upaya yang telah dilakukan pemerintah menghadapi permasalahan besar ini. Dan ternyata banyak yang sudah pemerintah lakukan untuk kita masyarakatnya. Yuk kita simak apa yang saya dapat di acara Kompasiana Nangkring ini...
Kompasiana Nangkring kali ini merupakan salah satu rangkaian yang digelar oleh Puslitbang Pemukiman Kementrian PUPR yang mengadakan acara Kolikium Hasil Litbang Pemukiman dari tanggal 4 sampai 7 Mei 2015. Tujuan Kolikium ini sendiri adalah untuk menyebarluaskan hasil inovasi karya peneliti-peneliti di Balitbang Kemenpupera. Sebagai informasi tambahan selain acara Forum Blogger yang bekerjasama dengan Kompasiana yang diadakan tanggal 7 Mei 2015 ini, rangkaian acara Kolikium lain yang digelar adalah Trainer For Trainer SNI Bidang Pemukiman, beberapa sayembara yang berkaitan dengan inovasi teknologi sanitasi, bahan bangunan dan desain rumah berbasis karekteristik dan bangunan lokal, Keynote Lecture Dialog, Presentasi Hasil Litbang, Story Telling Pemukiman Ramah Lingkungan. Saat kami mengikuti acara ini pun ada acara lain yang sedang digelar di Grha Wiksa Praniti Jalan Turangga no 3-5 Bandung ini yaitu Story Telling untuk anak-anak di ruang sebelah, kami pun sempat mampir di acara pameran presentasi hasil litbang.
[caption id="attachment_417007" align="aligncenter" width="300" caption="Sebagian penampakan presentasi hasil litbang"]
Setelah kami puas berkeliling melihat pameran hasil litbang kami pun kembali ke tempat acara digelar, Alhamdulillah tak lama kemudian acara pun dimulai. Acara yang dipandu oleh Wardah Fajri sebagai moderator ini menghadirkan pembicara Iwan Suprijanto, ST.MT. beliau adalah Kepala Bidang Program dan Kerja sama, kemudian ada Peneliti Bidang Air Minum dan Penyehatan Lingkungan Pemukiman Budiono Sundaru dan Sarbidi, ST.MT Perekayasa Bidang Air Minum dan Penyehatan Lingkungan Pemukiman.
Capaian tahun 2014 untuk akses sanitasi cakupan pelayanan nasional baru mencapai 60,5%, pengurangan luasan kawasan kumuh perkotaan baru mencapai 10%Â dan akses air minum baru mencapai 68,5% dan jumlah backlog 2014 mencapai 13,5 juta.
Iwan menambahkan dukungan inovasi teknologi sangat besar untuk mewujudkan pemukiman layak huni yang berkelanjutan. Rise-riset oleh peneliti yang menciptakan inovasi-inovasi baru harus terus dikembangkan dan ditingkatkan agar kemanfaatannya bisa lebih luas lagi, "Untuk itu selain dukungan dana dari pemerintah, kerja sama dengan mitra terutama swasta harus terus dilakukan" Tandas Iwan. Menurut Iwan untuk mendorong kemajuan suatu bangsa salah satu yang harus dilakukan adalah memperbanyak riset-riset oleh peneliti.