Menjadi abadi itu berarti kesepian, ketika seangkatanmu sudah tiada dan habitatmu hampir punah, tapi kau masih tetap hidup.
Abadi itu banyak menyaksikan dan merasakan kegembiraan sekaligus kesedihan. Kesedihan ketika kau harus kehilangan keluarga dan teman-temanmu.
Aku masih ingat rasa sakit ketika kehilangan keluargaku dan teman-temanku. Karena penebang-penebang liar menebang keluargaku dan habitatku. Â Aku bersedih sangat lama.Â
Tapi ketika aku sedih ada burung-burung yang senantiasa hingga dipohonku selalu menghiburku. Tapi burung-burung itupun mati oleh para pemburu liar.
Jadi soal kesepian, aku lebih dulu mengetahui dan melewatinya.
Hidup dalam keabadian sudah menjadi kodrat habitat pohon jenisku. Aku harus menikmati kodratku. Jadi aku harus memilih apakah kebadianku menjadi sebuah kutukan atau berkat.
Dan aku memilih  diriku bermanfaat bagi manusia karena itulah  kodratku dan tujuanku sebagai sebuah pohon.
Bahkan ketika aku tiada pohonku tetap bermanfaat dan abadi dalam bentuk baru.
Wanita itu seperti terhanyut mendengar ceritaku.
"Tetaplah semangat temanku, sekalipun waktumu seakan terbatas tapi kau diciptakan untuk suatu tujuan mulia."