Mohon tunggu...
Ida Nur Laila
Ida Nur Laila Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Konselor Senior di Jogja Family Center (JFC), Pengelola Balai Belajar Masyarakat (BBM), tinggal di pelosok kampung Yogyakarta

Selanjutnya

Tutup

Edukasi

Doa untuk Ibu dan Anak

7 April 2013   06:31 Diperbarui: 24 Juni 2015   15:36 516
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Beauty. Sumber ilustrasi: Unsplash

Bahwa balasan kebaikan adalah kebaikan, barangkali mudah untuk mendengarnya, atau mengatakannya. Namun ternyata tidak mudah untuk melakukannya. atau sekedar menyadarinya.
Seorang tamuku malam ini menitip doa untuk anak lelakinya yang sedang menjadi ujian baginya.
" Mohon doa ya bu, agar dia menjadi anak sholihah, anak yang berbakti dan mau mendengarkan orang tua. Beberapa minggu ini saya sedang suntuk. Masak HP saya diambil....bla...bla..."
Ia curhat dengan mata dan hidung merah menahan tangis. Tangis seorang ibu yang luka hatinya.
" Kalau saya dengar ceramah bu Ida, tidak boleh mengatai anak ini itu, ya saya tahu, saya sadar. tapi kenyataannya saya juga suka lupa. Kadang saya sumpahi dia. Nek kamu seperti itu sama orang tua, kamu itu mau jadi apa...? Habis gimana bu, dua Hp barunya dibanting hancur. Lalu dia ambil Hp saya. Kartunya dibuang. dua hari saya minta, tidak diberikan bilangnya sudah di buang. Kan saya jadi dongkol..."
Panjang lebar cerita hal ikhwal si anak. Setelah tahu sebagian masalahnya, aku sampai pada kesimpulan:
" Ibu, saya bantu dengan doa di tanah suci.
Tapi ibu bantu dengan berubah sikap agar doanya membawa hasil.

Pertama, ibu tidak boleh membandingkan dia dengan kakaknya. Sesungguhnya ia punya perasaan yang halus seperti namanya. Jadi dia mudah tersinggung dan sakit hati jika dibandingkan dengan kakaknya. Ibu jangan lagi memuji atau menyebut nama kakaknya di depannya.

Kedua, ibu ikhlaskan semua kebaikan ibu padanya, jangan diundat-undat ( disebut-sebut). Bersihkan hati ibu dari rasa jengkel dan dongkol padanya. Isi dengan rasa cinta dan sayang. Karena selama ibu dongkol padanya, dia juga dongkol pada ibu. jika ibu menyayangi dia, insya Allah akan berbalas sayang.

Ketiga, jangan menyumpahi dia dengan kata-kata keburukan. Jika ibu sedang dikasari atau dia bersikap tidak baik pada ibu, sumpahi dia dengan kebaikan.Katakan saja : apapun yang kamu lakukan, ibu tetap sayang kamu, ibu doakan kamu jadi anak sholih, sugih, sukses, mikul duwur mendem jero sama orang tua.
Jika ibu mau lakukan tiga hal ini terus, sebulan lagi insya Allah ibu akan melihat perubahan sikap anak ibu..."

Saya kenal ibu ini, orang yang banyak bicara dan juga suka mengomeli anaknya.
Saya yakinkan bahwa balasan kebaikan adalah kebaikan. Jadi ibunya yang harus memulai dengan membuang semua sikap negatifnya jika mengingini anak menjadi lebih baik.

Kupikir ajaib juga ya jika berdoa di tanah suci, di tempat yang mustajab, trus terjadi perubahan yang drastis pada yang didoakan.
Hmm semoga memang demikian. Bukankah Allah Maha Mengabulkan doa.
Namun upaya manusiawi jika tidak dilakukan....mungkin akan tertunda pengabulannya.
Maka untuk semua ibu yang minta didoakan untuk kebaikan anaknya, sedangkan anaknya sedang menjadi ujian baginya, pertama saya akan doakan ibunya dulu. Agar ibunya menyadari kesalahannya, bertaubat dan memperbaiki sikap kepada anaknya. Barulah saya doakan untuk kebaikan anaknya. karena seringkali titipan doanya adalah agar anaknya diberi kesadaran, kebaikan, mau jadi anak sholih yang berbakti....tapi ibunya lupa minta didoakan agar menjadi ibu yang baik....

Hmm saya sendiri, akan berdoa agar saya diberi petunjuk dan istiqomah untuk menjadi ibu yang baik. barulah saya mendoakan anak saya menjadi anak-anak yang baik.
Saya berdoa agar saya menjadi anak yang berbakti pada ibu saya dan ibu mertua saya, barulah saya akan memohon anak saya berbakti kepada saya.

Kira-kira begitu ya untuk semua yang titip doa.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Edukasi Selengkapnya
Lihat Edukasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun