Mohon tunggu...
F.Nugraha
F.Nugraha Mohon Tunggu... Guru - Student

Islamic Philosophy

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Bahaya Menilai Orang dari Medsos

20 Juli 2020   23:43 Diperbarui: 21 Juli 2020   00:00 368
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Dunia maya memang sudah menjadi dunia kedua bagi millenial. Semua aktifitas di dunia nyata tidak bisa dilepaskan begitu saja dengan dunia maya begitu juga sebaliknya.

Dunia maya tidak menjadi persoalan besar ketika penggunaanya disesuaikan dan mewakili realitas yang ada di dunia nyata.

Akan tetapi, yang menjadi persoalan saat ini, banyak orang menciptakan realitas semu di dunia maya. Realitas semu yang dimaksud disini adalah ketika seseorang menciptakan realitas palsu yang ia konstruksi dalam dunia maya.

Sehingga Inilah yang kadang menjadi persoalan, hingga dikhawatirkan dunia maya bisa jadi membentuk realitas baru di dunia nyata. Ini bisa terjadi kalau pikiran kita dikonstruksi oleh dunia maya yang "bohong" tersebut.

Kita sering melihat di sinetron atau film di televisi yang terkadang tampak menjengkelkan karena tidak make sense, akan tetapi orang awam tidak akan pernah mengerti bahwa intensitas yang tinggi dalam mengkonsumsi tayangan yang tidak memberi value dan terlihat tidak masuk akal (bagi yang menyadari) sedikit demi sediki akan masuk ke alam bawah sadar dan akan membentuk pola pikirnya.

Selain itu berita-berita di televisi saat ini sudah krisis kepercayaan, pasalnya tiap stasiun televisi akan mewartakan berita dengan framing yang sesuai dengan kepentinganya masing-masing. Jarang sekali saat ini menemukan berita yang netral dan bebas kepentingan.

Framing inilah membentuk realitas baru dalam dunia nyata ketika ia menjadi pemahaman yang diyakini oleh manusia yang menontonya.

Lain halnya di sosmed seperti facebook, instagram, twitter dan lainya. Tempat millenial bersosialisasi didunia maya. Sering kita lihat disana akun yang berisikan profil, mulai dari foto, hobi, dan sebagainya yang belum tentu mewakili personalitasnya didunia nyata.

Sayang sekali banyak orang yang masih berpikir parsial atau separuh-separuh ketika menilai orang di sosial media. Karena informasi yang terbatas maka penilaiannya juga terbatas. Berbeda dengan saat tatap muka secara langsung.

Dari sini kita tidak bisa menilai orang dengan mudah, karena ada sebagian "panggung depan" mereka yang tidak terlihat dan "panggung belakang" mereka yang sama sekali tidak kelihatan.

Ada kemungkinan-kemungkinan yang terjadi ketika seseorang anggaplah mengkontruksi personalitasnya di medsos misalnya di instagram. Selebgram yang tampak sangat religius dengan gamis yang ia pakai, tidak menjamin direalitas sesungguhnya seperti apa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun