Mohon tunggu...
Ichsan Andika
Ichsan Andika Mohon Tunggu... Lainnya - ...selama ia tidak menulis, ia akan hilang didalam masyarakat dan dari sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian

Ernst Schnabel meninggal 25 Januari 1986. Siapa tau ada hubungannya

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Tapak Petilasan Sabrang Wetan

27 Maret 2020   09:31 Diperbarui: 27 Maret 2020   09:47 203
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Ya Rasul! Kau tahu tongkatmu tak bisa kau pukulkan padaku, bukan?"

Pernyataan kurang ajar dari prajurit calon bangkai. Sudah jelas-jelas hidupnya nyaris punah, justru malah menantang Nabi Musa. Namun, sekali lagi aku harus tercekat.

Nabi Musa menurunkan tongkatnya. Ia tersenyum, sikap berdirinya menjadi tenang kembali.

"Ternyata kau, toh!"

Setelah beberapa kali batuk-batuk, prajurit Mesir itu berdiri dengan bersusah-payah. Nabi Musa mendekat padanya, dan memberi isyarat padaku untuk ikut bersamanya. Jago-jago Israil dibelakang kububarkan.

Setelah mendekat, aku baru menyadari. Nyaris tak mungkin manusia bisa selamat dari himpitan Laut Merah setelah 2 hari 2 malam, lalu berenang sampai ke Tanjung Sinai ini. Jika tanpa izin dari Allah, tak mungkin ia bertahan hidup.

"Salam sejahtera kepada utusan Allah! Ya Nabi Musa dan Nabi Harun."

Semakin jelas, tak mungkin prajurit sejati Mesir memanggil kami dengan julukan Nabi. Prajurit Mesir sejati menyembah rajanya. Orang ini mesti telik sandi Dimas Musa.

"Aku terima salammu, semoga Allah mengabulkan. Namun, kau tahu aku tak bisa membalas salammu. Jangan kau sakit hati, kawanku!"

Prajurit Mesir ini melambaikan tangannya pada kami, tanda ia tak perduli. Sombong benar manusia ini.

"Dimas," bisikku pada Nabi Musa, "orang ini siapa?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
  18. 18
  19. 19
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun