Menurut Wikipedia,Pedagang kaki lima atau disingkat PKL adalah istilah untuk menyebut penjaja dagangan yang melakukan kegiatan komersial di atas daerah milik jalan atau biasa disebut trotar yang (seharusnya) diperuntukkan untuk pejalan kaki.
Saat ini, di Indonesia sudah banyak sekali pedagang kaki lima yang bertebaran di trotoar. Hal ini menyebabkan kemacetan dan menghalangi pejalan kaki terlebih pedagang kaki lima yang tidak tertib dan memajang dagangannya di pinggir jalan bukan di trotoar. Untuk mencegah hal ini terjadi pemerintah pun juga sudah mengeluarkan peraturan agar setiap pedagang kaki lima memiliki kartu izin agar jam dan lokasi berjualan pedagang kaki lima bisa diatur lebih tertib dan tidak menimbulkan kemacetan.
Di Jakarta, Tanah Abang merupakan salah satu tempat yang memiliki banyak pedagang kaki lima. Menurut salah seorang pedagang kaki lima di Tanah Abang , setiap bulan ada orang yang meminta bayaran per bulan Rp 500.000. Dia menyebut orang tersebut merupakan anak buah salah satu tokoh ternama di kawasan Tanah Abang. "Di sini, bulanan Rp 500.000, rata semua lapak," kata Boy(nama samaran). Di luar itu, masih ada jatah preman harian Rp 5.000 untuk sewa lahan dan Rp 3.000 untuk biaya menitipkan barang dagangan di parkiran saat ada razia satpol PP.
Pemerintah yang kurang tegas dan masyarakat yang masih belum tertiblah yang menyebabkan hal ini terjadi. Dapat dilihat bahwa pemerintah masih belum bisa memberantas preman-preman yang menariki pungutan kepada para pedagang tanpa alasan yang jelas. Para pedagang juga masih belum tertib terhadap pemerintah dan dapat dilihat bahwa razia satpol PP tidak membuat mereka jera dan mereka lebih memilih menitipkan dagangan mereka saat ada razia lalu kembali lagi esok hari atau sesudah razia berakhir.
Jadi, pemerintah dan masyarakat seharusnya saling bekerja sama agar dapat mengurangi masalah-masalah yang ada di Indonesia. Dengan tertibnya pedagang kaki lima dan pemerintah yang lebih tegas, preman-preman pun dapat berkurang jumlahnya sehingga kota-kota di Indonesia akan lebih tertib dan lebih maju dari sebelumnya.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI