Mohon tunggu...
Icha Hadiqah
Icha Hadiqah Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pengamat kehidupan sekitar

Akan lebih banyak menulis tentang bahan pangan dan marketing

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Lebaran Online

28 Mei 2020   11:17 Diperbarui: 28 Mei 2020   11:24 31
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: koleksi pribadi

Lebaran online?

Ya. Ternyata di era modern saat ini, tidak hanya aktivitas jual beli saja yang bisa dilakukan secara online. Lebaran pun bisa. Tentunya ini fenomena "spesial" yang terjadi sebagai dampak dari pandemi COVID-19 yang memaksa kita semua untuk mengurangi aktivitas di luar rumah dan juga berinteraksi fisik dengan orang lain.

Di Indonesia, momen lebaran yang terjadi pada Hari Raya Idul Fitri sarat dengan "tradisi". Mulai dari membeli baju baru, takbiran keliling, sholat ied di lapangan yang menjadi kesempatan bertemu banyak orang, makan opor ayam dan ketupat, halal bi halal alias bersalam-salaman untuk saling meminta maaf, bagi-bagi THR ke saudara/kerabat yang lebih muda, silaturahmi ke rumah tetangga, teman, maupun saudara, dan yang tak boleh dilupakan adalah mudik atau pulang ke kampung halaman. Hampir semua hal tersebut merupakan kegiatan yang melibatkan banyak orang dan dilakukan di luar rumah, sedangkan kita tahu pada masa pandemi ini kerumunan dan kegiatan di luar rumah sedang sangat dihindari.

Hal yang sudah menjadi semacam tradisi ini tentu sulit untuk tidak dilakukan sama sekali. Khususnya mudik, yang dijadikan kesempatan untuk menjenguk orang tua di kampung halaman dan berkumpul dengan keluarga besar setahun sekali saja, tetapi tahun ini terpaksa tidak bisa dilakukan. Beruntung, teknologi sudah canggih. Hampir semua orang memiliki gawai yang dapat dipasang berbagai aplikasi gratis, baik itu aplikasi untuk komunikasi jarak jauh, menyelenggarakan dan menonton siaran video langsung, sampai berkirim uang.

Dimulai dari malam takbiran, yang biasanya diisi dengan kegiatan keliling kampung beramai-ramai namun kini tidak bisa dilakukan. Hal ini kemudian diatasi dengan menonton video takbiran di kanal youtube, dan bagi yang memiliki speaker kemudian dihubungkan dengan speaker bervolume keras sehingga suasana malam takbiran tidak terlalu sepi.

Kemudian dengan adanya aplikasi seperti Whatsapp, Zoom, Google Meet, dan lainnya, membuat kita tetap dapat menyapa dan bertatap muka dengan orang tua, saudara-saudara, dan teman-teman yang berjauhan walaupun via layar gawai masing-masing. Walaupun tidak bisa berinteraksi secara fisik, namun hal ini setidaknya sangat membantu untuk melepaskan rasa rindu dan menjalin silaturahmi. Banyak juga yang kemudian berinisiatif melakukan sesi foto bersama secara virtual dengan cara men-screenshot tampilan saat sedang video call. Foto bersama ini kemudian diunggah ke media sosial saat momen lebaran, sebagai pengganti dari berkumpul secara fisik.

Banyak juga ditemui orang-orang yang mengunggah foto maupun video saat dirinya menerima parcel atau bingkisan lebaran, diiringi dengan ucapan terima kasih. Dalam kondisi normal, bingkisan lebaran biasanya diberikan secara langsung sambil bersilaturahmi. Namun saat ini, bingkisan terpaksa diberikan melalui perantara ekspedisi pengiriman maupun jasa antar lain. Lagi-lagi, ini berkat kemajuan teknologi yang memungkinkan kita memesan jasa antar secara online, tanpa perlu keluar rumah.

Ada juga yang kreatif memberikan "THR" atau "salam tempel" secara online. Saat ini banyak aplikasi e-wallet atau dompet digital seperti Go-pay, Dana, Ovo, atau yang paling umum dimiliki yaitu mobile banking. Melalui aplikasi-aplikasi itulah THR diberikan. Sehingga tanpa bertemu langsung pun, tanda cinta itu tetap bisa tersampaikan.

Dari fenomena ini, dapat diketahui bahwa keterbatasan untuk melakukan berbagai tradisi saat lebaran yang dibarengi dengan kemajuan teknologi ini ternyata memicu kreativitas masyarakat. Penggunaan teknologi komunikasi juge menjadi lebih optimal. Kalangan masyarakat yang tadinya belum familiar dengan penggunaan teknologi pun terpaksa untuk menguasainya demi terjalinnya komunikasi yang lancar. Dan jika pandemi ini tak kunjung berakhir, bukan tidak mungkin ke depannya akan muncul berbagai fenomena online yang lainnya.

Tentu kita semua berharap kondisi darurat ini segera berakhir. Tetapi untuk sementara waktu, lebaran online, kenapa tidak?

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun