Mohon tunggu...
Choirunnisa
Choirunnisa Mohon Tunggu... Lainnya - Choirunnisa

Choirunnisa, Kuliah di Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, Jurusan Pendidikan Sosiologi

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Dampak dan Upaya Mengatasi Pelecehan yang Terjadi pada Siswa di Sekolah

5 April 2020   17:30 Diperbarui: 5 April 2020   17:31 173
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Pada saat ini kasus pelecehan dilingkungan sekolah semakin memprihatinkan dan menjadi perhatian pemerintah dan masyarakat. Pelecehan tidak hanya berupa kekerasan secara fisik, tetapi pelecehan juga dapat berupa secara verbal dengan melakukan hubungan seksual. 

Kebanyakan siswa yang diminta untuk melakukan hubungan seks oleh oknum akan menolak tawaran yang diberikan oleh oknum tersebut, biasanya siswa dipaksa untuk melakukan sesuatu itu dengan paksaan atau ancaman agar siswa itu takut untuk menolaknya. Mayoritas yang menjadi korban pelecehan kebanyakan adalah kaum perempuan.

Banyak pelecehan yang terjadi pada siswa saat ini, dimana kasus itu terjadi dilingkungan sekolah. Tindakan asusila ini dapat mengakibatkan siswa memiliki gangguan secara psikologis, dimana yang seharusnya guru menjadi panutan yang baik untuk siswa, malah melakukan hal yang tidak senonoh pada siswa - siswanya. Banyak oknum - oknum jahat dilingkungan sekolah yang harus diawasi dengan ketat, agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan lainnya.

Bentuk pelecehan dapat memberikan gerak - gerik yang mencurigakan biasanya seseorang itu dengan melakukan main mata atau pandangan melihat dari atas sampai bawah, berupa siulan, merendahkan bahkan menghina. Pada masyarakat modern ini mengakibatkan runtuhnya nilai - nilai dan norma sosial yang mengatur seseorang dalam berperilaku. Kondisi tanpa aturan atau tidak menaati peraturan yang ada disebut dengan Anomie yang dikemukan oleh Durkheim dengan menjelaskan tentang kondisi dimana tidak adanya norma yang berlaku dalam mengatur perilaku masyarakat.

Pada tiap tahunnya jumlah kasus pelecehan terhadap kaum perempuan semakin meningkat dari tahun ke tahun. Pada tahun 2019 menurut catatan Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) tercatat ada sebanyak 21 kasus kekerasan seksual dengan jumlah 123 anak disatuan pendidikan, terdiri atas 71 anak perempuan dan 52 anak laki - laki.

Pada lingkungan civitas akademik dimana seharusnya lingkungan pendidikan tempat yang nyaman bagi siswa untuk mengenyam pendidikan dengan baik dan melatih serta menerapkan nilai - nilai kesopanan. Namun, pada kenyataannya lingkungan pendidikan malah membuat siswa menjadi melakukan hal menyimpang dan berdampak buruk pada proses belajar.

Dengan struktur fungsional yang tidak berjalan dengan baik dapat mengakibatkan penyimpangan dalam lingkungan sekitar, bahkan bisa menjadi penyimpangan dilingkungan yang baru juga. Apabila struktur fungsional yang terdapat dalam lingkungan keluarga, lingkungan masyarakat dan lingkungan sekolah berjalan dengan baik, tidak akan adanya penyimpangan sosial pada seseorang.

 Perspektif fungsional melihat peran dan fungsi guru sebagai orang tua disekolah dimana guru memiliki peran yang penting dalam mendidik serta melatih kemampuan akademik siswa disekolah, dengan menjalankan perannya dengan artian digugu dan ditiru oleh siswanya. Guru harus memberikan tingkah laku dan sosialisasi yang baik pada siswanya agar siswanya tidak melakukan penyimpangan sosial.

Dampak pelecehan yang terjadi dapat membuat siswa kurang konsentrasi dengan belajarnya sehingga menyebabkan nilai menjadi menurun, hilangnya rasa percaya diri yang lebih cenderung bersikap murung dan menyendiri karena aksi pelecehan tersebut membuat siswa menjadi ketakutan untuk melakukan sesuatu, tidak bersemangat untuk bersekolah, sulit untuk percaya dengan orang lain, bahkan tak hanya itu saja pelecehan juga dapat mengakibatkan luka fisik maupun luka batin yang diakibatkan oleh kasus pelecehan tersebut.

Dengan perlakuan pelecehan kepada siswa disekolah akan berdampak pada psikologis anak tersebut dengan mengalami kecerdasan yang menjadi tidak berkembang, menjadi depresi, kesulitan untuk tidur, mengalami gangguan pada kesehatan serta pertumbuhan dan bisa juga dirinya menyakiti diri sendiri bahkan akan mencoba untuk melakukan bunuh diri.

Pendidikan karakter pada lingkungan pendidikan di Indonesia ini masih tergolong cukup lemah tidak hanya oleh muridnya saja tetapi oleh gurunya juga, dengan melakukan penguatan dalam proses pendidikan karakter dapat membantu siswa dan gurunya untuk membangun perilaku yang lebih baik lagi dan pendidikan karakter jauh lebih berharga untuk meningkatkan perilaku siswa dalam melakukan aktivitas - aktivitas yang lainnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun