Mohon tunggu...
Frizcha PratiwiNanang
Frizcha PratiwiNanang Mohon Tunggu... Mahasiswa - haiiii saya icha usia 20 tahun

saya sekarang duduk dibangku kuliah semester 5 di kampus politeknik pertanian negeri payakumbuh

Selanjutnya

Tutup

Nature

Sawit Indonesia Sebagai Andalan Sumber Bahan Pangan dan Energi

4 Januari 2023   12:20 Diperbarui: 4 Januari 2023   12:36 463
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: CNN Indonesia, Gambar 3. Ilustrasi Minyak Goreng

Tingginya peluang pasar dan produksi CPO harus dimanfaatkan dengan baik oleh Indonesia. Peluang tersebut dapat dimanfaatkan secara optimal dengan cara mengembangkan industri hilir dari CPO. Dengan mengembangkan industri hilir, Indonesia dapat meningkatkan nilai tambah CPO yang nantinya akan meningkatkan pendapatan negara dari sisi perdagangan. Namun nyatanya selama ini Indonesia hanya menekankan pada ekspor CPO sehingga nilai tambah yang diperoleh masih rendah.

Ditengah keadaan masa transisi dari masa pandemi menjadi pasca pandemi sekarang keadaan harga minyak goreng di Indonesia menjadi naik terbang tinggi menyentuh angkasa, ironinya Indonesia merupakan Negara penghasil CPO terbesar di dunia, Indonesia memiliki keunggulan komparatif di semua produk minyak sawit, karena Indonesia menguasai produksi minyak sawit dunia (Irawan dan Nining, 2021). oleh karena itu pemenuhan kebutuhan pokok kelapa sawit dalam negeri menjadi alasan presiden Joko Widodo memberhentikan sementara larangan ekspor minyak sawit untuk beberapa saat. Akan tetapi ketika dilihat sekarang harga minyak goreng pun tak kunjung turun seperti semula.

Sementara itu pada saat pelarangan ekspor terjadi, harga CPO dunia sementara naik menjadi ladang bagi perusahaan-perusahaan sawit mencoba peruntungan. Sehingga hal tersebut membuat dilema bagi perusahaan penghasil CPO. Larangan ekspor juga membuat petani sawit menjerit dikarenakan turunnya secara drastis harga TBS sehingga banyak petani merasa rugi karena hal tersebut.

 Ada hal lain yang perlu kita ketauhi, bahwasannya sekarang ini minyak sawit Indonesia bukan hanya menjadi sumber kebutuhan pangan di Indonesia saja, karena diseluruh dunia juga membutuhkannya sebagai sumber kebutuhan pangan. Akan tetapi hasil CPO juga diolah untuk kebutuhan energi hijau atau biodiesel, dan ketika difungsikan secara bersamaan maka berpotensi menimbulkan masalah yang diantaranya tidak terpenuhinya permintaan konsumen sehingga produk tersebut akan menjadi langkah dan dari segi harga juga akan mengalami kenaikan, oleh karea itu hal tersebut menjadi penghasil dilema bagi perusahaan penghasil produk CPO.

Sawit Indonesia untuk energi?

Menurut Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (2017) menyatakan, energi adalah salah satu kebutuhan vital bagi kehidupan di planet bumi diantaranya yaitu energi matahari/tumbuhan/tanaman termasuk tanaman kelapa sawit merupakan anugrah Tuhan Yang Maha Esa kepada manusia yang mampu menangkap energi matahari dan disimpan dalam bentuk energi kimia yang kemudian dapat dirubah manusia keberbagi penggunaan.


Minyak kelapa sawit berpotensi besar untuk dijadikan bahan baku pembuatan biodiesel karena mempunyai rendemen sebanyak 28%. Indonesia sebagai produsen terbesar minyak kelapa sawit atau CPO di dunia mempunyai visi mewujudkan Indonesia menggunakan sumber energi baru terbarukan (pengganti fosil) sebanyak 25% pada tahun 2025 dalam rangka konservasi energi dan diversivikasi energi (Laila dan Listiana, 2017).

Setelah dikeluarkan PP No. 79 tahun 2014, yang spesifik menargetkan peningkatan penggunaan bahan bakar nabati, sawit mulai dilirik untuk dimanfaatkan sebagai bahan campuran atau diusahakan untuk 100 persen menjadi bahan bakar. Berbicara mengenai pemanfaatan sawit untuk bahan bakar nabati, Indonesia adalah negara pertama di dunia yang berhasil dalam energi terbarukan lewat biodiesel B30 sementara negara lain, baru sampai pada jenis B10, B12 dan B20.

Sumber: Ekonomi.bisnis.com, Gambar 2 . Contoh Biodisel
Sumber: Ekonomi.bisnis.com, Gambar 2 . Contoh Biodisel

Manfaat utama dari biodiesel adalah mengurangi ketergantungan terhadap energi fosil, mengurangi polusi udara dan energi ini tersedia di alam serta dapat diperbarui. Tujuan utama pengembangan biodiesel ini adalah untuk mensubstitusi bahan bakar fosil yang suatu saat akan habis dan menciptakan energi hijau (green fuel) yang ramah lingkungan dan peduli terhadap lingkungan. Bahan bakar ini bersih tidak ada sulfur dan tidak ada logamnya. Proses pembuatannya juga relatif mudah dan BBM ini merupakan salah satu cara untuk mendaur ulang limbah yang berasal dari minyak goreng atau limbah yang berasal dari minyak tumbuhan (Wibowo, Hermawan, dan Suminto, 2019).

Selain itu juga, ada klaim bahwa biodiesel memiliki pembakaran yang sempurna serta biodegradable dan non-toxic ketika lepas ke alam. Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit menargetkan produksi biodiesel tahun 2022 mencapai 10,15 juta kiloliter. Angka tersebut jika dibandingkan dengan tahun 2021 (kisaran 9,4 juta kiloliter), terjadi peningkatan. Tren kenaikan ini juga sejalan dengan data BPS bahwa untuk konsumsi dalam negeri, kebutuhan CPO untuk biodiesel cenderung naik setiap tahun dengan prediksi kebutuhan di tahun ini naik sekitar 42,9 persen dari pasokan dalam negeri. Lebih tinggi dari tahun 2021 yang hanya sekitar 40,1 persen.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun