Mohon tunggu...
Mercy
Mercy Mohon Tunggu... Administrasi - Ibu dua anak remaja, penggiat homeschooling, berlatarbelakang Sarjana Komunikasi, Sarjana Hukum dan wartawan

Pengalaman manis tapi pahit, ikutan Fit and Proper Test di DPR.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Rp 549,5 Triliun RAPBN Pendidikan 2020/2021, Saatnya Pemerintah Serius Berpihak pada Siswa Miskin dan 3T

14 Agustus 2020   17:30 Diperbarui: 14 Agustus 2020   18:05 155
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: hasil screenshot

Karena itu, mari kita merevitalisasi pendidikan Indonesia agar efisien dan berkualitas. Ide saya sederhana dan sudah dikerjakan lebih dari 10 tahun dalam skala terbatas  yakni di lembaga yang saat ini bernama Sekolah Virtual Megana. Kami membuat SD SMP SMA Virtual Terbuka. Dengan model ATM Amati Tiru Modifikasi dari Universitas Terbuka.

Universitas Terbuka di Indonesia terbukti menjadi lembaga pendidikan tinggi yang paling eksis di masa Covid-19 dan era New Normal Pendidikan. Saatnya, Pemerintah Indonesia membuka SD SMP SMA Virtual Terbuka atau Sekolah Virtual Terbuka yang terintegrasi untuk seluruh Indonesia sekarang juga.  Jangan ditunda lagi. 

  1. Siswa mendapat modul cetak yang dikirim langsung ke rumah masing-masing sebelum hari H dan Jam J siaran televisi. 

  2. Pada saat siaran televisi, mereka sudah membaca modul dan tinggal menambah wawasan materi dengan menonton televisi. 

  3. Setelah belajar lewat televisi, para guru di sekolah bisa lebih memperkaya wawasan siswa berdasarkan modul cetak.

  4. Siswa yang punya akses ke internet bisa juga mengakses Sekolah Virtual Terbuka jika membutuhkan pengulangan pembelajaran.

  5. Jadi semua siswa di Indonesia mendapat materi cetak yang sama dan tambahan pengajaran lewat televisi bagi seluruh siswa.  

  6. Selanjutnya, materi tersebut bisa diperkaya oleh guru-guru di sekolah, di PKBM, atau di Sanggar Belajar.  Di sini peran kreatifitas guru  sehingga bisa “menjual” ide bahwa sekolahnya lebih bagus dari sekolah lain. 

  7. Bisa juga jika memungkinkan, sekolah-sekolah menambah materi di luar modul cetak. Terserah, tetapi jangan menjadi beban bagi siswa dan orangtua di masa New Normal.

Jadi begitulah solusi nyata  dari kami, penggiat pendidikan, yang galau mencermati kualitas pendidikan dan kualitas guru Indonesia selama pandemi. Bahkan sebelum masa pandemi, buruknya kualitas pendidikan Indonesia sudah nyata.  Padahal dana APBN untuk pendidikan melimpah ruah. Namun di tangan orang-orang yang tidak amanah, dana melimpah  tidak bisa utuh sampai ke rakyat, maka yang menjadi taruhannya adalah kualitas generasi mudah Indonesia. Jangan sampai mimpi Membangun Generasi Emas Indonesia 100 tahun tahun 2045 nantinya , malah jadi mimpi buruk dan bahan tertawaan seluruh dunia.

Pendidikan itu tidak boleh coba-coba tetapi harus didasarkan pada rekam jejak yang sudah terbukti keberhasilannya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun