Mohon tunggu...
Mercy
Mercy Mohon Tunggu... Administrasi - Ibu dua anak remaja, penggiat homeschooling, berlatarbelakang Sarjana Komunikasi, Sarjana Hukum dan wartawan

Pengalaman manis tapi pahit, ikutan Fit and Proper Test di DPR.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Jokowi yang Tidak "Meng-Entertain" Kesedihannya

27 Maret 2020   00:52 Diperbarui: 27 Maret 2020   00:58 94
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Di detik-detik kepergian Sang Ibu, memang Presiden Jokowi tak berada di sampingnya. Sementara kita membaca bahwa di masa akhir hidupnya, Bu Noto yang sudah lama ditinggal suaminya,  sangat ingin ke Jakarta untuk tinggal dengan anaknya. 

Sebagai seorang ibu,  pastinya  Bu Noto mengerti beban hidup anaknya saat ini. Saat sang anak sebagai pemimpin Indonesia diserang dari 8 arah angin untuk meng-lock-down Indonesia. Padahal jelas-jelas lock-down itu bukan keputusan terbaik bagi Indonesia.  

Serangan dari orang-orang politik dan kaki tangan negara asing,  yang berseberangan dengan Jokowi, terus menggempur agar kemauan mereka dipenuhi. Sementara kenyataan tiga hari terakhir,  jumlah PDP dan ODP Corona di Indonesia bertambah dan bertambah terus.

Tentang jumlah pasien corona yang bertambah, tegas saya katakan, itu bukan karena Menteri Kesehatan RI dan Presiden Indonesia yang salah sasaran. Yang diputuskan Presiden dan Menteri Kesehatan RI sudah tepat, di satu pihak tidak menakut-nakuti dan di lain pihak memberi batasan yang semestinya bisa dipatuhi semua manusia waras dan masih mau hidup.

Terus terang, jika kita bisa jujur, pertambahan eksponial jumlah PDP atau ODP corona lebih banyak karena ulah orang-orang  yang tidak tunduk pada anjuran pemerintah. Ada orang yang tetap berjejal  tanpa  social distance 1 meter,  atau kelompok yang masih doyan ngobrol bergerombol bergadang sampai malam. 

Jika memang tidak ada pilihan harus keluar demi nafkah keluarga, tentu kita bisa mengerti, tetapi toh tetap bisa cerdas dengan mematuhi "jaga jarak" mencegah droplet batuk orang yang hadir di dekat anda, yang sangat mungkin pembawa virus corona. 

Bahkan ada keluarga di Sulawesi Selatan yang ngotot memperlakukan mayat yang positif corona sesuai maunya, sekarang silakan tanggung akibatnya.  Kabar terakhir, satu keluarga dan satu kampung  positif terkena virus corona. 

Karenanya jangan kaget kalau waktu ke depan ini, lebih 20 ribu pasien corona di Indonesia, dan 8000 orang itu di Jakarta. Sisanya diperhitungkan karena migrasi orang Jakarta yang berpikir aturan stay at home sebagai kesempatan pulang kampung terutama ke Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur. 

Oleh karenanya, putusan Pak Jokowi untuk membatasi hanya keluarga inti yang hadir di upacara pelepasan Bu Noto adalah keputusan terbaik bagi semua pihak. Jangan diperdebatkan lagi. 

Jokowi yang Tidak Meng-entertain Kesedihan

Siapa yang tidak sedih, tidak bisa mendampingi orang terkasih menghembuskan nafas terakhirnya?  Dimanakah Jokowi saat itu, karena pastinya para dokter RS di Solo memberi informasi kondisi Ibunda Presiden RI setiap hari. 

Kabarnya Bu Noto sempat dirawat intensif di RSPAD Jakarta.  bahkan boleh pulang ke Solo. Namun di hari hari terakhirnya, Bu Noto kembali gawat dan masuk kembali ke RS Slamet Riyadi Solo, tidak sempat dibawa ke RSPAD Jakarta. Di mana sang anak lelaki satu-satunya, putra terbaiknya?  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun