Pagi-pagi saya masih sempat memasak puding coklat instant untuk pencuci mulut, karena mencari buah di seputaran hari lebaran ternyata tidak mudah, dan kalau ada muahal.
Sesuai jadwal, pukul 12 berdatangan teman-teman kantor abang. Â Ada yang bersama keluarga lengkap yang berfashion lebaran dengan baju koko dan jilbab yang ngetrend, jilbab syahrini, jilbab Dewi Sandra, whatever lah. Ada yang datang bersama pasangan, dan ada yang sendirian juga.
Mereka datang bersilaturahmi lebaran di rumah abangku yang Kristen. Semuanya bersukacita, Â saling melempar humor, saling cerita lebaran dan kampung halamannya, dan tak lupa saling meledek. Semuanya happy, dan pastinya semuanya kenyang dan puas.
Begitulah nikmatnya saling menghormati. Natalan bahkan ternyata, ber-Lebaran di rumah abangku, yang Kristen, membawa nuansa istimewa karena kebersamaan,  kekerabatan, dan  kebahagiaan itu buat sesama manusia, tanpa perlu sekat agama, suku, ras, apalagi kaya dan miskin.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI