Mohon tunggu...
Ibrahim Rabbani
Ibrahim Rabbani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Negeri Jakarta

PENDIDIKAN SOSIOLOGI

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Fungsionalisme Struktural Talcott Parsons (1902 - 1979)

15 September 2022   21:14 Diperbarui: 15 September 2022   21:17 253
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

FUNGSIONALISME STRUKTURAL TALCOTT PARSONS ( 1902 -- 1979 )

Talcott Parsons adalah seorang sosiolog Amerika klasik yang populer. Ia dikenal karena teorinya tentang fungsionalisme struktural dan perilaku sosial. Dia bisa dibilang salah satu sosiolog paling berpengaruh di abad ke-20. Dia juga dikreditkan dengan memperkenalkan Max Weber dan Wilfredo karyanya Pareto ke sosiologi Amerika. Karya inilah yang memengaruhinya dalam pengembangan teori perilaku sosial. Dia menghabiskan seluruh 32 tahun karirnya di Universitas Harvard, di mana dia juga mendirikan Departemen Ilmu Sosial. Pada tahun 1949 ia terpilih sebagai presiden American Sociological Association. Dari tahun 1960 hingga 1965 ia menjabat sebagai sekretaris asosiasi selama hampir lima tahun dan terlibat dalam sistem kesejahteraan Amerika dan Eropa. Perhatikan bahwa Parsons adalah seorang fungsionalis struktural di tahun-tahun awalnya, tetapi menjelang akhir karirnya ia menerbitkan sebuah artikel yang menyatakan bahwa fungsionalisme struktural bukanlah cara yang benar untuk menjelaskan teorinya. Tolong. Dimulai pada awal 1970-an, ia sering dikritik oleh sosiolog lain yang menganggap sebagian besar teorinya terlalu konservatif dan tidak perlu rumit.

Teori fungsionalisme struktural, yg diperkenalkan sang Talcott Parsons, adalah teori pada kerangka berpikir warta sosial & paling akbar pengaruhnya pada ilmu sosial pada abad sekarang, sebagai akibatnya bisa disinonimkan menggunakan sosiologi (Ritzer, 2005:117). Teori ini memfokuskan kajian dalam struktur makro (sosiologi makro) yakni dalam sistem sosial, yg melalui teori ini Parsons menerangkan pergeseran menurut teori tindakan ke fungsionalisme struktural. Kekuatan teoretis Parsons terletak dalam kemampuannya melukiskan interaksi antara struktur sosial berskala akbar & pranata sosial (Ritzer 2005:82). Bangunan teori fungsionalisme struktural Parsons poly terpengaruh sang pemikiran Durkheim, Weber, Freud & Pareto, & yg dianggap terakhir inilah yg paling akbar pengaruhnya bagi pengembangan teori fungsionalisme struktural, terutama gagasan Pareto mengenai rakyat yg dilihatnya pada interaksi sistem (Ritzer, 2011:280). Konsepsi Pareto yg sistematis mengenai rakyat, yg dipandangnya menjadi sebuah sistem yg berada pada keseimbangan, yakni kesatuan yg terdiri menurut bagian-bagian yg saling tergantung, sebagai akibatnya perubahan satu bagian dipandang mengakibatkan perubahan lain menurut sistem, & dilebur menggunakan pandangan Comte, Durkheim & Spencer yg menganalogikan rakyat menggunakan organisme, memainkan kiprah sentral pada pengembangan teori fungsionalisme struktural Parsons (Ritzer, 2005:54-55).

Berdasarkan paradigma yang digunakan, teori ini dikembangkan dari paradigma fakta sosial. Ada dua jenis fakta sosial yang menjadi fokus sosiologi: struktur sosial dan institusi sosial. Menurut teori struktur-fungsi, struktur sosial dan institusi sosial berada dalam sistem sosial yang berdiri di atas bagian atau elemen yang saling berhubungan dan bergabung dalam keseimbangan. Menurut teori struktur fungsionalis, masyarakat sebagai suatu sistem memiliki struktur yang terdiri dari banyak institusi. Setiap lembaga memiliki fungsinya masing-masing. Struktur dan fungsi berbagai kompleksitas di semua masyarakat, baik modern maupun primitif. Misalnya, fasilitas sekolah memiliki kemampuan untuk mewariskan nilai-nilai yang ada kepada generasi baru. Semua institusi ini berinteraksi, beradaptasi dan membawa keseimbangan. Jika ada penyimpangan dari fasilitas masyarakat, fasilitas lain akan membantu dengan prosedur koordinasi.

Pola pelembagaan menjadi sistem sosial. Untuk menjaga kelangsungan hidup masyarakat, setiap masyarakat harus melakukan sosialisasi sistem sosialnya. Caranya adalah melalui mekanisme sosialisasi dan kontrol sosial. Teori fungsionalis struktural dibesar-besarkan, tetapi teori ini cenderung menekankan aspek keseimbangan dan ketertiban untuk meremehkan konflik atau untuk menutupi ketidakseimbangan dan keteraturan masyarakat yang nyata. Teori ini juga hanya memperhatikan kelompok-kelompok konkret, kekuasaan dan perubahan sosial, mengabaikan peran individu.

Dalam kehidupan bermasyarakat, manusia hidup berdampingan. Adanya tujuan bersama untuk mencapai perdamaian dan kerukunan secara tidak langsung menyiratkan bahwa masyarakat memiliki aturan, norma, organisasi, dan interaksi antara aktor atau konstituen sosial yang saling terikat dan saling terkait. Fungsi kolektif dari aspek-aspek ini membentuk sistem sosial.

Sistem sosial dapat diartikan sebagai rangkaian sub-bagian atau bagian-bagian dalam suatu sistem yang saling berhubungan, berinteraksi, dan saling bergantung untuk mencapai suatu tujuan bersama dalam kehidupan bermasyarakat. Keberadaan sistem sosial melibatkan aturan dan interaksi sosial yang mempengaruhi organisasi dan perilaku manusia.

Berdasarkan pendapat talcott Parsons, sistem sosial terdiri berdasarkan keragaman aktor individu yg berinteraksi satu sama lain pada situasi sosial yg setidaknya berada pada lingkungan atau ruang fisik, dimana aktor tadi mempunyai motivasi buat cenderung mengoptimalkan gratifikasi & relasinya terhadap situasi & aktor lain berlangsung pada sebuah sistem yg melibatkan simbol-simbol yg secara kultural terstruktur.

Dari definisi tadi, sistem sosial terbentuk berdasarkan jaringan hubungan satu sama lain yg seragam. Sistem sosial cenderung didasari motivasi pengoptimalan gratifikasi (hadiah atas layanan/manfaat) & rekanan terhadap situasi & komponen lain yg terdapat pada suatu sistem yg kultural terstruktur.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun