Program bantuan sosial seperti PKH dan BLT selama ini cukup membantu daya beli masyarakat miskin. Tapi jika hanya berhenti pada bantuan, maka efeknya tidak akan jangka panjang. Yang dibutuhkan adalah program pemberdayaan.
Contohnya, pelatihan keterampilan untuk ibu rumah tangga, pendampingan usaha mikro, atau pelatihan kerja bagi pemuda putus sekolah. Pendekatan ini bukan hanya memberi makan hari ini, tapi juga memberi alat untuk mencari makan di masa depan.
Beberapa daerah sudah mulai menerapkan hal ini. Di Banyuwangi ada program pelatihan wirausaha berbasis desa mulai menjangkau keluarga-keluarga prasejahtera. Di Nusa Tenggara Timur, sekolah asrama berbasis komunitas tumbuh menjadi harapan baru anak-anak miskin di daerah perbatasan.
Membangun Lingkungan Anak Bertumbuh
Anak-anak dari keluarga miskin sering tumbuh dalam lingkungan yang penuh tekanan: keterbatasan ekonomi, konflik keluarga, hingga lingkungan sosial yang tidak sehat. Maka, pendekatan yang hanya berfokus pada anak saja tidak cukup. Keluarga dan lingkungan sekitar juga harus dibenahi.
Misalnya, memperkuat peran guru dan sekolah sebagai pusat bimbingan karakter. Atau membentuk forum komunitas di tingkat RW dan desa yang menjadi ruang aman anak-anak berekspresi dan belajar. Organisasi keagamaan dan komunitas lokal bisa terlibat aktif memberi motivasi dan pembinaan.
Anak-anak ini butuh lingkungan yang memberi harapan, bukan menambah beban. Ketika mereka tumbuh dengan rasa percaya diri dan dukungan sosial, maka mereka akan lebih siap menata masa depan mereka sendiri.
Kita boleh saja bicara data dan realitas, tapi jangan sampai kehilangan harapan. Anak-anak dari keluarga miskin bukan pewaris kemiskinan, mereka pewaris semangat bertahan hidup. Tugas negara dan masyarakat adalah memastikan mereka mendapat kesempatan yang setara.
Alih-alih mengatakan "anak miskin pasti miskin", mari kita ubah narasi itu menjadi "anak siapa pun berhak sukses". Dengan pendidikan yang adil, bantuan sosial yang memberdayakan, dan lingkungan yang positif, anak-anak dari keluarga miskin bisa menjadi generasi unggul yang membawa perubahan.
Mereka bukan beban, mereka adalah potensi.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI