[caption caption="Peru Juara ke-3 Copa America 2015 Sumber : http://www.ca2015.com/en"][/caption]
Â
Peru bisa mempertahankan Juara Ketiga di Copa America 2015 setelah mengalahkan Paraguay 2 : 0 di pertandingan Sabtu (4/7 2015) pukul 06.00 WIB. Peru pada Copa America 2011 sebelumnya adalah juara ketiga, sedangkan Paraguay Juara ke-dua Copa America 2011.
Pertandingan Juara ke-3 Copa America 2015
Pertandingan berlangsung dengan dengan ketat sehingga kedudukan babak pertama 45 menit masih 0 : 0. Carillo pemain Peru yang merumput di Sporting Lisbon memecah kebuntuan dengan membuat gol di awal babak kedua pada menit 48'. Kemenganan Peru tidak bisa dikejar setelah Paolo Guerrero melengkapi menjadi 2 : 0 pada menit ke '89.
Pertandingan yang dipimpin wasit R. Orozco ini terlihat imbang jika dari statistik possession atau penguasaan bola 50.9% di Peru sisanya di Paraguay dan tembakan bola 13 oleh Peru sedangkan Paraguay 8.
Pada eprtandingan ini, Paraguay tidak bisa memainkan keempat pemain inti karena cedera setelah permainan keras di Semi Final dengan Argentina, yaitu : Derlis Gonzalez, Roque Santa Cruz, Bruno Valdez dan Nelson Valdez.Â
Sedangkan Peru tidak bisa memainkan Jefferson Farfán karena cedera dan Carlos Zambrano karena mendapatkan kartu merah di pertandingan sebelumnya.
Berikut starting line-up dan pergantian pemainnya :
Paraguay starting line-up (4-2-3-1): Villar; M. Caceres, Da Silva, Aguilar, Samudio; Ortigoza (R. Ortiz 64'), V. Caceres (E. Aranda 59'), Bobadilla, Martinez (E. Benitez 57'), Oscar Romero; Barrios.
Pelatih : R. Gareeca
Peru starting line-up (4-2-3-1): Gallese; Advincula, Ramos, Ascues, Vargas; Lobaton (Y. Yotun 58' ), Ballon; Carrillo (P. Hurtado 90+1')  , Cueva, Reyna (J. Sánchez 84') ; Guerrero.
Pelatih : R. Diaz
Kartu Kuning : M. Samudio, Y. Yotún,  J. Sánchez
Pemain Kunci dan PelatihÂ
Peru bisa bermain prima karena sentuhan pelatih R. Gareeca asal Argentina dan para pemain kuncinya seperti Paolo Guerrero  pemain Corinthians (Brasil) dan Jefferson Farfan pemain  Schalke 04.
R. Gareeca pelatih asal Argentina yang ditunjuk melatih Peru sejak Februari 2015. Pelatih ini layak  membesut Peru jika dilihat secara statistik pada saat melatih klub Universitario de Deportes (Peru) dan Velez Sarsfield (Argentina) dari 232 pertandingan berhasil memenagkan pertandingan 51% dan seri 27%, atau 88% tidak kalah. Prestasi ini menjadikan Gareeca berhasil menempatkan kedua klub menjadi juara di negaranya masing-masing. Saat menangani Peru Gareeca setidaknya berhasil mempertahankan Juara ketiga di Copa America 2015 ini.
Guerrero sampai saat ini masih memuncaki Top Scorer Copa America 2014 dengan 4 gol bersama dengan pemain Chili Eduardo Vargas. Hattrick pertama di Copa America dibuat Guerrero pada pertandingan di perempat final ketika mengalahkan Bolivia 3 : 1.
Paolo Guerrero berperan penting untuk Peru berkorelasi positif dari statistik bermainnya untuk Peru yaitu main 56 gol 21 atau rata-rata 37,5% dari pertandingan membuat satu gol. Sedangkan Guerrero di statsitik di klub Bayern Munich, Hamburg dan Corinthians, 416 bermain, Guerrero menghasilkan gol 167 atau rata-rata 40% dari pertandingan membuat satu gol. Â
Sedangkan Jefferson Farfan berperan dalam membuat tim Peru lebih hidup dalam permainan di Copa America ini. Sayang sekali di pertandingan ini tidak bisa dimainkan. Statsitik Farfan saat bermain untuk  Peru dari 64 dimainkan, menghasilkan 17 gol atau 26,5% dari pertandingan menghasilkan satu gol.
Sejarah Panjang dan Momen Penting Sepak Bola Peru
Keberhasilan menjadi Juara ketiga pada 2 Copa America terakhir tidak terlepas dari sejarah panjang sepak bola Peru. Tahun 2015 ini Peru berhasil mempertahankan Juara ketiga yang diraihnya juga pada tahun 2011.
Peru adalah negara keempat Juara Copa America setelah Uruguay, Argentian dan Brasil. Kerbehasilan menjadi juara pada tahun 1939 dan 1975.Â
Kesebelasan Peru mendapatkan julukan La Blanquirroja (Sang Merah Putih) atau Los Incas (Si Inca).
Seragam kandangnya putih dengan garis merah melintang pernah menjadi design kaos bola atraktif, efektif, terindah dan sederhana sepanjang masa   dari Christopher Turpin, produser eksekutif acara berita NPR "All Things Considered" tahun 1970 dan 2010 serta dari ESPN di 2010. Awalnya unik karena Peru ingin kaos bolanya merah putih namun telah dipakai oleh Paraguay, jadilah akhirnya design dengan kaos putih bersilang merah diagonal.
Sepakbola di Peru awalnya adalah permainan yang popular untuk golongan menengah ke atas pada akhir abad 19. Awal abad 20 sepak bola menjadi permainan dan olah raga untuk solidaritas dan meningkatkan produktifitas para pekerja.Â
Suporternyapun turut berperan pada masa kejayaan Peru sejak 1930an dengan popularnya musica Criolla dan teriakan ¡Arriba Perú!("Come on Peru!") untuk mendukung tim kesebelasan Peru.
Peru tidak lepas dari persaingan ketat dan sehat berkepanjang dengan kesebelasan Chile sehingga tiap Peru  dan Chili bertemu sering disebut Clásico del PacÃfico (Pacific Derby). Bahkan tendangan sepeda (bicycle kick) saling mengklaim dari negara masing-masing. Peru menyebutnya chalaca sedangkan Chili menyebut Chilena.
Â
Liga Peru pernah bubar di 1921 karena perselisihan antara anggota klubnya, namun kebangkitan dan pembenahan di tahun 1926 dengan menggulirkan liga tahunan menghasilkan jaman keemasan di tahun 1930-an bahkan tahun 1939, 18 tahun kemudiaan, Peru menjadi Juara Copa America 1939. Negara ke-4 peraih juara bola di Amerika Latin setelah Argentina, Brasil dan Uruguay.
Pelajaran Sepak Bola dari Negeri Peru
Peru sang Juara ketiga Copa America 2015 adalah negara dengan perjalanan panjang sepak bola. Indonesia bisa belajar dan mengambil hikmah atas perjalanan panjang sepak bola Peru.
Berikut beberapa pelajaran dari negeri Peru dalam sepak bola yang bisa menjadi cermin untuk sepak bola Indonesia :
- Menumbuhkan budaya suporter yang mendukung tim sepak bola diantaranya Peru dengan yell-yell iArriba Peru! dan Musica Criolla.
- Menumbuhkan budaya akan permainan bola menjadi popular, di Peru dimulai sebagai olah raga yang popular pada kelompok menengah ke atas dan budaya solidaritas dan peningkatan produktifitas pekerja.
- Persaingan sehat dengan negara tetangga juga penting untuk memberikan semangat tetap berprestasi, Peru bertahun-tahun ebrsaing dengan Chili bahkan pertemuannya melegenda dengan penyebutan Clásico del PacÃfico dan perebutan klaim bicycle kick dengan istilah Chalaca vs Chilena.
- Pembenahan terus liga antar klub supaya bergulir liga tahunan, meskipun di Peru pernah bubar karena perselisihan dan masalah keuangan tahun 1921, pembenahan serius menjadikan 18 tahun kemudiaan jadi Juara Copa America 1939 .
- Semangat untuk mendukung popularitas sepak bola, jadi kebanggan negeri dan dihargai secara internasional, Peru dengan pembenahan liga, design Kaos dan semangat mendukung supporternya.Â
Semoga pertandingan perebutan Juara ke-3 Copa America 2015 yang direbut Peru ini bisa jadi hiburan yang menggembirakan dan hikmah untuk belajar bahwa bola bisa memberikan rasa persatuan buat negeri, sekaligus hiburan dan tentunya diikuti prestasi.
Tentunya ini dibutuhkan waktu dan sinergi semua stake holder sepak bola seperti layaknya Peru telah membuktikan.
Jika Peru bsia tentu sepak bola Indonesia bisa.
Salam.
Â
sumber berita dan gambar : wikipedia.org, ca2015.com dan @KompasTV
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI