Mohon tunggu...
Ibnu Raffy
Ibnu Raffy Mohon Tunggu... Mahasiswa Jurnalistik UIN Syarif HIdayatullah

Penulis newbie :)

Selanjutnya

Tutup

Diary

Catatan Mingguan #5: Ponpes Al-Khoziny di Sidoarjo Ambruk, Human Error atau Takdir Tuhan?

5 Oktober 2025   17:17 Diperbarui: 5 Oktober 2025   17:17 13
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto reruntuhan Pesantren Al-Khoziny (Sumber: detik.com)

Tragedi memilukan telah terjadi di Sidoarjo, tepatnya di Pondok Pesantren Al-Khoziny. Pasalnya, pada senin sore (29/09), bangunan Pondok Pesantren tersebut ambruk, meninggalkan para santri yang saat itu berada dalam gedung tertimbun. Hingga detik ini, Tim SAR masih melakukan proses evakuasi dan jumlah korban tewas mencapai 17 orang, dan jumlah ini masih bisa bertambah.

Dari kejadian ini, banyak netizen menduga ada kesalahan pada struktur bangunan Ponpes yang berlantai empat itu. Pakar Teknik Sipil Struktur Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Mudji Irmawan, mengatakan adanya kegagalan struktur yang menyebabkan terjadinya kerusakan pondasi pada bangunan.

Dan yang juga jadi perhatian warganet, adalah pernyataan Pengasuh Pondok Pesantren, K.H. Abdus Salam Mujib, yang mengatakan bahwa semua ini merupakan takdir dari Allah SWT, dan beliau meminta untuk wali para santri bersabar akan musibah yang menimpa anak-anak mereka.

Namun, apakah jika kita menganggap bahwa tragedi ini semata-mata merupakan takdir dari Tuhan, maka kita bisa terlepas dari tanggung jawab atas kesalahan atau kelalaian kita, karena itu memang rencana dari Tuhan?

Tentu jika membicarakan soal takdir, maka semua hal yang telah terjadi di dunia ini adalah takdir. Kamu kehilangan motor karena meninggalkan kuncinya masih menggantung di kontaknya, itu adalah takdir. Kamu terlambat ke kantor atau ke sekolah karena bangun kesiangan, itu adalah takdir. Seseorang harus mencuri karena ia hidupnya miskin, itu adalah takdir. Rasanya seperti takdir bisa dipakai sebagai pembenaran untuk semua hal, jika kita menggunakan logika yang seperti itu. Bahkan, seorang koruptor yang merugikan negara sekalipun bisa mengatakan bahwa apa yang dilakukannya merupakan takdir dari Tuhan sebagai alibi, jika kita memiliki pola pikir seperti itu.

Dan sayangnya, banyak orang Indonesia yang memiliki mindset yang seperti ini. Apalagi jika yang memiliki mindset seperti ini adalah seseorang yang memilki sebuah lembaga pendidikan dan juga seseorang mengajar di lembaga pendidikan. Karena mindset ini, akan diturunkan kepada anak-anak muridnya. Maka akan semakin banyak orang yang memilki mindset seperti ini.

Memang, negara Indonesia adalah negara yang penduduknya bisa dikatakan paling religius dibandingkan negara lain. Kita mungkin sering diajarkan bahwa kita harus berserah diri kepada Tuhan. Namun, orang-orang sering salah menginterpretasikan berserah diri dengan pasrah. 

Berserah diri adalah ketika kita melakukan sesuatu, kita berusaha mencapai sesuatu, tetapi kita tidak tahu bagaimana nantinya hasil dari usaha kita, maka kita serahkan hasilnya kepada Tuhan, agar diberikan hasil yang terbaik. Tetapi kalau pasrah, maka kita merasa kita perlu berusaha karena hasilnya sudah ditentukan dari awal.

Dari sinilah, kita seringkali menyalahkan Tuhan atas sesuatu yang sebenarnya itu adalah kesalahan kita sendiri. Apalagi jika sudah sampai pada tahap dimana kita kabur dari tanggung jawab dan menyerahkan sepenuhnya kesalahan tersebut pada sesuatu yang diluar diri kita, tanpa merasa bersalah sedikitpun.

Jika kita kembali lagi pada permasalahan awal, yaitu Pesantren yang ambruk, kita tidak bisa sepenuhnya menyalahkan takdir dalam hal ini. Karena, bangunan itu tidak akan ambruk jika memang bangunan memiliki pondasi yang kuat dan dikerjakan dengan perencanaan yang matang, kecuali jika terjadi gempa bumi sebesar 6 sr.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun