Mohon tunggu...
Muhamad Ibnu Nabil
Muhamad Ibnu Nabil Mohon Tunggu... Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (Manajemen Dakwah)

saya seorang pembisnis dan mahasiswa yang menggemari suatu hal yang berbau di bidang ini.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Patalogi Perspektif Sosial Al-Qur'an : Tentang Miras dalam Surat An-Nisa : 4 (43)

24 Mei 2025   18:38 Diperbarui: 24 Mei 2025   18:38 31
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Pada   awal   ke-19   dan   awal   abad   20-an,   para   sosilog mendefinisikan  patologi  sosial  sebagai  semua  tingkah  laku  yang bertentangan    dengan    norma    kebaikan,    stabilitas    lokal,    pola kesederhanaan,  moral,  hak  milik,  solidaritas   kekeluargaan,  hidup rukun  bertetangga,  disiplin,  kebaikan,  dan  hukum  formal.  Secara etimologis,   kata patologi berasal   dari   kata Pathos yang   berarti  disease/penderitaan/penyakit  dan Logos yang   berarti   berbicara tentang/ilmu. Jadi,  patologi  adalah  ilmu  yang  membicarakan  tentang penyakit  atau ilmu  tentang  penyakit.Maksud  dari  pengertian  diatas bahwa patologi adalah ilmu yang membicarakan tentang asal usul dan sifat-sifatnya penyakit.

Beberapa masalah sosial yang dianggap sebagai patologi sosial adalah  tergantung  dari  sistem  nilai  sosial  masyarakat  tersebut.  Ada beberapa  persoalan  yang  dihadapi  oleh masyarakat-masyarakat  yang pada umumnya sama yaitu sebagai berikut:

1. Kemiskinan.

2. Kejabatan.

3. Diorganisasi Keluarga.

4. Masalah generasi muda dalam masyarakat modern.

5. Peperangan.

6. Pelanggaran terhapdap norma-norma manusia seperti, pelacuran, delinkuesi anak-anak, alkoholisme, judisme, dan       homoseksualitas.

7. Masalah kependudukan/Lingkungan

Menurut Malik bin Nabi, ayat ini hanya menunjukkan "keburukan" alkohol ke dalam kesadaran kaum Muslim. Ini adalah cara yang paling jelas dalam merumuskan masalah; pertama dengan mengingat demikian banyaknya kesibukan sosial lain dari sebuah masyarakat yang baru terbentuk. Karena itu jeda ini barangkali merupakan inkubasi yang diperlukan; langkah psikologis ke arah penyelesaian problem. Hal senada juga dinyatakan oleh Munib Thaan bahwa tahap kedua ini menumbuhkan kesadaran bahwa meninggalkan khamr itu lebih baik, dan fokus ayat ini lebih pada bahaya dan manfaat khamr. Ketika masyarakat muslim siap dengan dosis berikutnya, tahap ke tiga dalam hirarki datang, yaitu pembatasan yang lebih besar.

Yang sebagaimana firman Allah dalam surat An-Nisa : 4 (43) :

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun