Mohon tunggu...
Ibnu Azka
Ibnu Azka Mohon Tunggu... Penulis - Aktivis dan Mahasiswa Pascasarjana UIN SUNAN KALIJAGA

Mencoba Hidup Lebih Berarti

Selanjutnya

Tutup

Tradisi

Berpuasa Tapi Tidak Tarawih

28 Maret 2023   03:03 Diperbarui: 28 Maret 2023   03:10 324
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tradisi. Sumber ilustrasi: UNSPLASH

Shalat tarwih merupakan shalat yang sangat dianjurkan karena hukumnya sunnah muakkadah untuk dilaksanakan pada bulan ramadhan baik secara individu maupun berjamaah, di Indonesia sendiri, memiliki berbagai variasi rakaat serta pola yang beragam, hal tersebut dianggap lumrah karena latarbelakang Imam Mazhab yang menjadi pedoman setiap umat Muslim di Indonesia berbeda. 

Ada yang melaksanakan dengan 11 rakaat atau 23 rakaat dengan pola 2-2-2-2 ataupun dengan pola 4-4-3. Kendati demikian, anjuran untuk melaksanakan shalat tarwih pada bulan ramadhan memiliki banyak keutamaan, diantaranya diberikan ampunan oleh Allah swt, sebagaimana disebutkan dalam hadist yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim berkata Rasulullah saw, yang terjemahannya "Barang siapa yang melaksanakan shalat Tarwih dengan iman dan ikhlas pada bulan ramadhan, maka akan diampuni dosanya yang telah lampau". 

Hadist tersebut menegaskan bahwa, jika muslim hendak melaksanakan puasa ramadhan, hendaknya mereka menyempurnakannya dengan amalan lainnya yang dapat menunjang kesuksesan dalam menjalankan puasa.

Oleh sebabnya, sangat merugi dan merugilah orang yang hanya menjadikan bulan ramadhan hanya sekadar menahan lapar dan haus saja, meski kategori amalan tersebut tidak berdosa jika diabaikan, namun disetiap malamnya, shalat tarwih memiliki keistimewaan yang berbeda-beda yang di janjikan oleh Allah swt. Lalu, apa saja kerugian yang akan didapatkan jika meninggalkan shalat tarwih ?. 

Pertama, shalat tarwih menjanjikan pahala yang berlipat ganda oleh Allah swt, hal ini karena bulan ramadhan menjadi ladang mengumpulkan pahala sebanyak-banyaknya dengan melaksanakan ibadah wajib dan sunnah, bahkan jika dikorversikan dengan pahala lainnya, misalnya dengan membaca Al-Qur'an, maka pahala yang akan didapatkan tidak terhingga. 

Jika berhalangan shalat berjamaah di masjid, maka bisa dilaksanakan secara berjamaah di rumah. Kedua, menjalin silaturahmi sesama muslim, shalat tarwih di masjid secara berjamaah akan memungkinkan bertemu dengan orang lain yang sebelumnya tidak pernah ditemui di shalat lainnya, hal tersebut karena kebanyakan muslim lainnya juga tidak mau ketinggalan untuk melaksanakan shalat tarwih. 

Ketiga, sarana untuk intropeksi diri, hal tersebut karena sebelum melaksanakan shalat tarwih secara berjamaah, ada ceramah tarwih yang disampaikan oleh para Muballig, hal tersebut untuk mengingatkan, mengajak, menasehati untuk senantiasa menjaga iman dan imun serta amalan-amalan yang dapat menjadikan kualitas ibadah semakin baik. 

Keempat, Mewujudkan persatuan ummat yang kokoh, sebagaimana yang sudah dijabarkan di atas, bahwa salah satu bentuk anjuran shalat tarwih yakni melaksanakannya di masjid, hal itu dapat mendorong semangat kesatuan, kekokohan, kekompakan, keegalitariaan, serta keutuhan dalam kerangka berjamaah yang diwujudkan dalam shalat tarwih tanpa memandang status sosial seseorang.

Itulah beberapa uraian singkat mengenai kerugian jika mengabaikan amalan sunnah muakkadah shalat tarwih baik sendiri maupun secara berjamaah di masjid, sebagai makhluk Tuhan yang tidak luput dari kekeliruan, semoga ulasan ini dapat memantik kita semua dalam melaksanakan ibadah sebaik dan seserius mungkin agar umat Muslim dimanapun berada dapat meraih kemenangan. 

Meskipun, perlu di evaluasi kembali semangat dalam memakmurkan masjid sebatas bulan ramadhan saja, maka tidak heran jika semakin hari jamaah di masjid semakin maju, bukan maju ibadah dan amalannya melainkan maju shaffnya. Lantas ? dimana jamaah yang meramaikan masjid seperti di awal-awal ramadhan ?

"Seburuk-buruk kaum adalah mereka yang hanya mengenal Allah di Bulan Ramadan saja". (Imam Ahmad)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Tradisi Selengkapnya
Lihat Tradisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun