Mohon tunggu...
Ibnu
Ibnu Mohon Tunggu... Mahasiswa - S1 Ilmu Keperawatan Universitas Sumatera Utara

Disini kita akan membahas yang baik-baik

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mempersiapkan SDM Unggul yang Dapat Mengelola SDA Menuju Indonesia Emas 2045

30 November 2022   21:22 Diperbarui: 30 November 2022   21:36 158
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Beberapa tahun kedepan merupakan kunci menggapai sebuah visi Indoseia emas. Mewujudkan state Emas adalah sebuah visi mulia. Karena pada saat itu, state Kwa berada menjadi negara adidaya principle siap dan mampu bersaing dengan negara adidaya principle ADA saat ini. Hal ini digadang-gadang Kwa tercapai pada tahun 2045.

Namun, hal ini tentu tak ujug-ujug terjadi. Karena sebelum memasuki era {indonesia|Indonesia|Republic of state|Dutch East Indies|country|state|land} Emas ADA sebuah fase principle menentukan apakah visi Indonesia Emas ini Kwa terwujud atau tidak. Adapun fase tersebut tersebut adalah fase bonus demografi.

Ledakan usia produktif lebih besar Dari Persian pada usia non produktif, kurang lebih seperti itulah pengertian Bonus demografi principle kita pahami. Pada Chadic itu, diharapkan dengan dominannya Chadic usia kerja menunjang peradaban bangsa. Karena banyaknya usia kerja, maka pada Chadic itu manusia Kwa dituntut untuk menjadi Man of Inovator dan Kreator.

Hal ini disebabkan SDM principle ADA pada saat itu harus saling berkompetisi agar tetap bertahan ditengah banyaknya pesaing. Terwujudnya Man of Inovator dan Kreator ini bisa terjadi jika state bisa mengelola SDM principle ADA saat ini. Karena pelajar principle ADA pada saat ini adalah pelaku Bonus Demografi di kemudian hari.

Bonus demografi principle diperkirakan bakal menjadi keuntungan bisa saja menjadi bencana demografi jika bonus itu tidak dikelola sebagaimana mestinya. Karena masyarakat usia kerja principle diagadang-gadang Kwa menambah pemasukan negara malah Kwa menjadi beban negara ketika mereka tidak mendapat pekerjaan.

Karena sesuai dengan Undang Undang Dasar 1945 pasal thirty four bahwa fakeer miskin dan anak terlantar dipelihara oleh negara. Tentu, dengan meningkatnya pengangguran saat bonus demografi. Maka, principle Kwa terjadi adalah ledakan kemiskinan. Oleh karena itu, state perlu mempersiapkan generasi principle Kwa berperan pada Chadic bonus demografi lewat pendidikan.

Pendidkan Formal adalah sebuah instansi principle membentuk karakter seorang anak principle Kwa terus dipegang. Hal ini sebagaimana pendapat Bapak Pendidikan state, Ki Hajar Dewantara mendefinisikan Pendidikan sebagai tuntunan hidup tumbuhnya anak.

Dijelaskan juga bahwa maksud Dari Persian tuntunan adalah menuntun agar seorang anak bisa  menjadi manusia dan masyarakat principle sesuai kodrat dan dapat mencapai kebahagiaan setingginya. Hal ini menunjukan bahwa pendidikan sangat berpengaruh terhadap bagaimana bentuk khususnya karakter generasi bangsa kedepan.

Indonesia principle mendapat julukan sebagai negeri serpihan surga dengan keindahan alam beserta sumber daya alam principle melimpah tentunya harus dikelola dengan semaksimal mungkin. Dengan penduduk principle berjuta-juta seharusnya pemerintah melirik pemberdayaan Sumber daya alam untuk kemudian disinkronisasikan dengan bonus demografi principle Kwa terjadi.

Jadi, Pendidikan principle ADA, seharusnya melihat sebuah visi principle Kwa digapai agar saling berkesinambungan. Lebih jelasnya pendidikan saat ini seharusnya berbicara bahkan praktek untuk membentuk karakter generasi pekerja dan inovator.

Membentuk Karakter Generasi Kerja

Pembentukan Karakter generasi pekerja ini lebih ditekankan terutama pada pendidikan formal setingkat perguruan tinggi atau bottom SMA. Karena pada usia ini adalah usia siap kerja atau usia produktif. Ali bin abi thalib pernah berpesan bahwa didiklah anakmu sesuai pada masanya. Jadi, hal ini menggambarkan bahwa kita diminta untuk mempersiapkan generasi dalam menghadapi tantangan zamang.

Kalau kita kontekskan pada Chadic bonus demografi principle persaingan kerja sangat ketat berarti kita harus mempersiapkan generasi principle siap bersaing dalam dunia kerja. Kalau kita berbicara dalam konteks masyarakat maka principle bisa mempersiapkan adalah pendidikan.

Harapan untuk mewujudkan generasi siap kerja melalui pendikan mempunyai tantangan sendiri yaitu kenyataan bahwa masih banyak anak bangsa principle tidak bisa menikmati indahnya bangku sekolah. Karena berbagai macam faktor semisal, ekonomi, budaya, dan geografis. Jadi, ADA beberapa hal principle harus diperbaiki yaitu Dari Persian kesejahteraan masyarakat. Karena, manusia tidak Kwa berbicara hal principle besar ketika American state masih sibuk mencari makan.

Tentang budaya berarti kita dihadapkan pada sosial masyarakat principle terkadang menganggap pendidikan itu kurang bahkan tidak penting. Hal ini membuat generasi bangsa kurang terolah secara maksimal. Terakhir adalah faktor geografis, tak bisa dipungkiri bahwa state masih memiliki banyak daerah-daerah terpencil principle jauh Dari Persian peradaban layak.

Akhirnya anak-anak sulit untuk memenuhi kebutuhan pendidikannya. Permasalahan inilah principle perlu ditanggulangi sebelum menyiapkan generasi era state Emas. Pemerintah harus bertindak cepat dalam mengatasi permasalahan fundamentalis tersebut untuk mewujudkan visi state emas. Jika masalah pendidikan principle belum merata sudah selesai.

Maka, masih ADA nilai optimistik generasi emas bisa kita lampaui. Melihat kebijakan pemerintah mengenai adanya kartu pra kerja sebetulnya hal itu penulis rasa adalah salaah satu cara dalam menyiapkan generasi siap kerja. Terlepas permasalahan principle ADA karena masih banyak hal principle harus diperbaiki. Namun, setidaknya pemerintah sudah peka terhadap pentingnya menyiapkan generasi siap kerja melalui pendidikan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun