Mohon tunggu...
iben nuriska
iben nuriska Mohon Tunggu... Wiraswasta - Direktur PT. Ihwal Media Utama

Pimred www.ihwalmedia.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Terjaganya Semangat Terjajah

17 Oktober 2022   11:12 Diperbarui: 17 Oktober 2022   11:33 90
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Terjaganya Semangat Terjajah

Suatu hari saya ditelepon seorang kawan. Mengabarkan telah memberi nomor saya kepada panitia sebuah lomba baca puisi. Karena kawan itu punya agenda lain bertepatan dengan pelaksanaan lomba, ia merekomendasikan saya menggantikannya sebagai juri.

Saya menanyakan siapa yang menaja lomba tersebut. Ia menyebutkannya. Saya hanya menanggapinya dengan "o" singkat. Saya yakin sekali tidak akan pernah ditelepon.

Benar dugaan saya. Saya menunggu bukan karena berharap ditelepon untuk ditanyakan kesediaan menjadi juri, saya ingin membuktikan bahwa saya tidak keliru menduga bagaimana politik pengangkatan dan penutupan kesempatan bagi orang yang tak sepemikiran itu bekerja dengan sangat sistematis di Negeri Abrakadabra.

Jangan sesekali bersikap keras, apalagi menjadi orang yang keras kepala mengkritisi kebijakan pemerintah Abrakadabra. Karena di sini, seperti yang sudah diajarkan Iwan Fals, penyanyi asal negara jauh sana, "Jangan bicara soal idealisme ll Mari bicara b'rapa banyak uang di kantong kita".

Bukan sekali dua kejadian serupa itu, dan bukan hanya berlaku kepada saya. Peristiwa yang sama juga menimpa banyak kawan yang masih punya semangat membangun Negeri Abrakadabra dengan tidak mau berbasa-basi dan tunduk dalam kepalsuan. Seperti misalnya, ada rekan jurnalis yang bercerita namanya tidak pernah masuk dalam daftar nama wartawan bila ada liputan kegiatan Pemerintah Abrakadabra karena sikap kritis yang selalu ia tunjukkan. Ada juga kawan yang semula digadang-gadang akan memimpin perusahaan urusan bahan-bahan makanan. Kawan itu dipecat sebelum diangkat karena menolak tunduk pada sistem yang merugikan para penanam.

Saat ini, pemerintah Abrakadabra tengah bergiat menggesa pembangunan daerah tertinggal. Termasuk di dalamnya membangun kesadaran masyarakat akan pentingnya literasi. Tenaga ahli didatangkan dari ibukota Raya. Semangat membangun pun ditunjukkan oleh banyak kalangan. Narasi-narasi pujian kemudian dilontarkan ke masing-masing pihak yang terlibat tetapi mengaburkan fungsi narasi yang sesungguhnya dibutuhkan masyarakat. Masyarakat butuh narasi yang argumentatif tentang apa yang sedang dan akan terjadi di kampung mereka, dan sejauh apa mereka bisa terlibat untuk memberi dukungan.

Bersumber dari seorang yang layak dipercaya, salah satu agenda penting mereka adalah penulisan buku. Nama-nama penulisnya sudah ditetapkan. Semuanya berasal dari luar daerah, katanya.

Saya tidak bertanya kepada si sumber apa kriteria penulis yang akan dilibatkan. Karena dari beberapa kegiatan yang pernah dilaksanakan oleh beberapa instansi bersama tim ahli, mereka tidak pernah melakukan identifikasi adakah individu atau kelompok yang berkepentingan yang pernah melakukan hal yang serupa dan layak untuk diberi kesempatan. Tidak hanya dari kegiatan penulisan, termasuk di dalamnya aktifitas bidang bertanam-tanam dan pemilihan kampung-kampung kreatif di Negeri Abrakadabra. Identifikasi hanya dilakukan secara mendesak seolah-olah serangan Rusia ke Ukraina akan meluas hingga sini, jika terlambat, Abrakadabra akan musnah. Dan yang terpilih, tentu yang lunak dan mudah dikendalikan.

Dengan kenyataan yang ada, saya melihat, ternyata masih banyak orang yang punya semangat untuk selalu hidup dalam keterjajahan pemikiran, selagi sumber kesejahteraan mereka terjaga tak mengapa. Dan segala yang berasal dari luar itu terlihat benderang dan menjadi sumber cahaya. Sedang pelita yang pernah ada bersama-sama mereka, biarlah redup dan bila perlu dipadamkan saja.

Atau, mungkinkah pimpinan Negeri Abrakadabra telah melihat betapa tidak berkualitasnya para bawahannya sehingga perlu dibantu dan diluruskan jalannya oleh para tenaga ahli?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun