artikel yang dibaca 13 ribu pembaca dan dikomentari 21 kali ini berisi artikel yang mendiskreditkan TNI kita. Saya kutip satu alineanya sebagai berikut :
“Militer kita itu ternyata masih kekanak-kanakan. Mereka takut wibawa mereka runtuh jika rakyat banyak mengetahui kebusukan mereka di masa lalu. Padahal rakyat tetap akan mencintai Negara ini meskipun kebenaran diungkap semuanya. Tindakan panas kuping yang ditunjukkan militer kepada media seberani Tirto adalah stagnasi gaya kekerasan mereka. Mestinya, jika mereka menganggap Tirto dan Allan Nairn memfitnah, buka di pengadilan, buktikan sebaliknya.”
Penulis-penulis di Seword ini entah karena membenci TNI atau karena ingin mencari sensasi lalu membuat opini sesuka hatinya. Sungguh terlalu menyebut TNI kita kekanak-kanakan. Apa tolok ukurnya? Bagaimana mungkin penulis-penulis Seword bisa percaya begitu saja semua perkataan Allan Nairn.
Artikel provokatif selanjutnya berisi fitnah kepada Prabowo dengan judul :
Terbongkar Video Prabowo Bagi Gratifikasi! Umroh bagi Muslim dan Wisata Rohani bagi Nasrani! Isu SARA Terbantahkan!
Artikel yang dibaca 140 ribu orang dan dikomentari 146 orang ini berisi fitnahan terhadap Prabowo berbekal potongan Video berdurasi 0:55 detik. Bagaimana bisa sebuah video dengan durasi kurang dari 1 menit yang isinya obrolan berkelakar dari belasan pimpinan parpol dikategorikan sebagai sebuah statement dari seorang Prabowo yang mengaku melakukan gratifikasi.
Pada gambar video tampak Prabowo, Harry Tanoe, Anies Baswedan dan belasan orang lainnya sedang bertemu dan membicarakan Pilkada DKI. Mereka sedang berbincang dan berkelakar dan beberapa orang sedang berdebat kecil sambil tertawa-tawa. Beberapanya saling bersahut-sahut sehingga isi pembicaraan tidak jelas apa yang dibicarakan. Memang ada perkataan Prabowo tentang Umroh dan Yerusalem tetapi tidak jelas itu perjalanan siapa dan dibiayai oleh siapa.
Kalau saja video itu disiarkan secara utuh tentu semua pembaca akan bisa mengetahui apa isinya. Tetapi penulisnya sengaja memotong videonya tinggal durasi 55 detik dan dia sendiri yang menterjemahkan sebagai pembagian jatah Umroh dan wisata religi ke Yerusalem terkait Pilkada.
Sangat provokatif. Karena bicara soal Umroh, Ahok sendiri dengan biaya Pemprov DKI mengumrohkan ratusan marbot. Harry Tanoe juga sering mengumrohkan pegawainya maupun marbot. Mengapa kalau benar Prabowo mengumrohkan orang dipersoalkan?
Kecuali kalau Prabowo bagi-bagi Sembako menjelang Pilgub DKI barulah itu patut diberitakan.
Dan artikel provokatif terakhir yang sempat saya tulisan disini adalah artikel yang dibuat pemilik situs Provokatif itu, Alifurrahman dengan judul :
70% Rakyat Jakarta Puas Atas Kinerja Ahok, Tapi tak Memilihnya Karena Agamanya Beda
Dari judulnya saja sudah provokatif. Dari nama penulisnya sepertinya dia beragama Islam tetapi tulisannya mengejek warga muslim DKI. Dari judulnya saja dia sudah mengasumsikan warga muslim Jakarta tidak memilih Ahok karena Ahok bukan Islam. Ini darimana tolok ukurnya?