Mohon tunggu...
Mahéng
Mahéng Mohon Tunggu... Penulis - Freelance Writer

Saat ini, selain tertarik mengikuti kegiatan pengabdian masyarakat, ia terus belajar menulis serta sangat terpikat pada jurnalisme dan sastra. Perspektifnya sangat dipengaruhi oleh agama dan filsafat.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Potret Kampung Friwen di Raja Ampat: Tantang Sosial dan Upaya Peningkatan Pendidikan, Kesehatan, dan Ekonomi

4 Juni 2023   15:58 Diperbarui: 4 Juni 2023   16:14 25910
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Salah satu agenda Arah Pemuda Indonesia. Foto: arahpemuda.or.id

Di tengah hamparan keindahan alam Raja Ampat yang memukau, terdapat sebuah tempat tersembunyi yang belum banyak diketahui oleh banyak orang. 

Kampung Friwen, terletak di Waigeo Selatan, Raja Ampat, Papua Barat Daya, adalah tujuan ekspedisi Sapa Papua #4 yang diselenggarakan oleh Arah Pemuda Indonesia pada 24-30 Oktober 2023 mendatang. 

Namun, ada lebih banyak cerita di balik keeksotisan tempat ini yang belum pernah terungkap. 

Berbeda dengan tulisan-tulisan travel-blogger yang hanya sebatas membahas keindahan wisata alamnya, kali ini kita akan memperkenalkan sisi sosial Kampung Friwen yang belum banyak diketahui.

Melalui diskusi dengan Sanggor Kafiar salah satu pemuda asli Raja Ampat dan Hivanly Salawane Leha, terungkap bahwa di balik panorama memukau, Kampung Friwen menghadapi sejumlah tantangan sosial yang perlu mendapatkan perhatian lebih.  

Salah satu tantangan utama yang dihadapi oleh masyarakat Kampung Friwen adalah dalam bidang ekonomi. 

Mayoritas penduduk Kampung Friwen mengandalkan nelayan sebagai mata pencaharian utama, sementara sejumlah kecil lainnya terlibat dalam sektor pariwisata dan pertanian. Meskipun demikian, mayoritas dari mereka masih menghadapi keterbatasan pendapatan yang tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari dengan layak.

Selain itu, ketersediaan listrik yang terbatas juga menjadi masalah serius di Kampung Friwen. Masyarakat hanya dapat menikmati penerangan selama 12 jam setiap malam, yang berasal dari sumber listrik desa. 

Hal ini menjadi hambatan dalam mengembangkan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) serta koperasi yang dapat memberdayakan masyarakat secara ekonomi. Belum adanya pembinaan yang memadai terkait pengelolaan sumber daya alam juga menjadi kendala dalam upaya meningkatkan nilai tambah dan kesejahteraan masyarakat.  

Masalah kesehatan juga menjadi perhatian di Kampung Friwen. Dengan hanya tersedianya puskesmas pembantu yang mampu menangani penyakit ringan, masyarakat harus berlayar ke pulau lain, seperti Waisai, untuk mendapatkan perawatan medis yang memadai jika mengalami penyakit serius. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun