Mohon tunggu...
I Made Pramadika
I Made Pramadika Mohon Tunggu... mahasiswa

pengembara

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

metabolisme asam amino, katabolisme dan biosintesis asam amino

6 Juli 2025   18:30 Diperbarui: 6 Juli 2025   16:40 158
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Metabolisme asam amino adalah serangkaian proses biokimia yang melibatkan pemecahan (katabolisme) dan pembentukan (biosintesis) asam amino dalam tubuh makhluk hidup. Asam amino sendiri merupakan unit dasar penyusun protein dan berperan penting dalam berbagai fungsi biologis, termasuk sebagai prekursor senyawa seperti neurotransmiter, hormon, dan enzim. Proses metabolisme ini sangat penting untuk menjaga keseimbangan nitrogen dan energi dalam tubuh serta mendukung pertumbuhan, perbaikan jaringan, dan fungsi seluler lainnya. Katabolisme asam amino dimulai dengan pemisahan gugus amino (-NH) dari kerangka karbonnya melalui reaksi transaminasi dan deaminasi oksidatif. Dalam transaminasi, gugus amino dipindahkan ke senyawa keto seperti -ketoglutarat membentuk glutamat, yang kemudian dapat mengalami deaminasi untuk melepaskan ion ammonium (NH). Ion ammonium ini bersifat toksik dan segera diubah menjadi urea melalui siklus urea di hati agar dapat dikeluarkan melalui urin. Kerangka karbon yang tersisa dari asam amino dapat digunakan sebagai sumber energi dengan masuk ke dalam siklus asam sitrat atau digunakan untuk sintesis senyawa lain. Di sisi lain, biosintesis asam amino melibatkan pembentukan asam amino baru dari prekursor metabolik yang berasal dari jalur metabolisme utama seperti glikolisis, siklus asam sitrat, dan jalur pentosa fosfat. Reaksi transaminasi juga berperan penting dalam biosintesis dengan memindahkan gugus amino untuk membentuk asam amino sesuai kebutuhan tubuh. Metabolisme asam amino berlangsung terutama di hati dan sangat dipengaruhi oleh kebutuhan fisiologis serta asupan nutrisi dari makanan

Katabolisme asam amino

Katabolisme adalah proses pemecahan molekul kompleks menjadi molekul yang lebih sederhana untuk menghasilkan energi dan komponen yang dapat digunakan kembali oleh tubuh. Dalam konteks protein, katabolisme dimulai dengan pemecahan protein menjadi asam amino melalui aktivitas enzim proteolitik seperti pepsin, tripsin, dan peptidase di saluran pencernaan. Asam amino yang dihasilkan kemudian diserap ke dalam darah dan diangkut ke berbagai jaringan tubuh. Selanjutnya, katabolisme asam amino melibatkan pemisahan gugus amino (-NH) dari kerangka karbonnya melalui dua mekanisme utama, yaitu transaminasi dan deaminasi.

Transaminasi adalah proses pemindahan gugus amino (-NH) dari satu asam amino ke senyawa asam keto, sehingga menghasilkan asam amino baru dan asam keto yang lain. Reaksi ini dikatalisis oleh enzim transaminase atau aminotransferase dengan bantuan koenzim piridoksal fosfat (bentuk aktif vitamin B6). Dalam proses transaminasi, gugus amino dari asam amino donor dipindahkan ke akseptor asam keto seperti asam piruvat, -ketoglutarat, atau oksaloasetat. Contohnya, transfer gugus amino dari glutamat ke asam piruvat menghasilkan alanin dan -ketoglutarat, atau dari asam amino lain ke -ketoglutarat menghasilkan glutamat dan asam keto baru. Dua enzim utama yang berperan adalah alanin transaminase (ALT), yang spesifik terhadap pasangan asam piruvat-alanin, dan glutamat transaminase (AST), yang bekerja dengan glutamat dan -ketoglutarat. Reaksi transaminasi bersifat reversibel dan tidak menghilangkan gugus amino, melainkan hanya memindahkannya, sehingga sangat penting dalam metabolisme nitrogen dan keseimbangan asam amino dalam tubuh. Proses ini terjadi di mitokondria dan sitoplasma sel, terutama di hati, dan memungkinkan tubuh untuk mensintesis asam amino baru serta mengatur kadar asam amino sesuai kebutuhan metabolik.

Deaminasi adalah proses kimiawi dalam metabolisme yang melepaskan gugus amina (-NH) dari molekul asam amino dengan bantuan enzim deaminase. Proses ini terutama terjadi di hati, meskipun asam glutamat juga mengalami deaminasi di ginjal. Pada deaminasi oksidatif, yang berlangsung dalam kondisi aerobik, gugus amina dari asam glutamat dilepaskan dan diubah menjadi ion ammonium (NH), sementara kerangka karbonnya diubah menjadi asam keton, yaitu -ketoglutarat. Reaksi ini dikatalisis oleh enzim glutamat dehidrogenase dan menghasilkan produk berupa -ketoglutarat, amonia, serta NADH atau NADPH sebagai hasil reduksi. Ion ammonium yang bersifat toksik segera diolah melalui siklus urea di hati untuk diubah menjadi urea yang kemudian diekskresikan melalui urin. Deaminasi merupakan tahap penting dalam katabolisme asam amino karena memungkinkan pelepasan gugus amino yang tidak diperlukan tubuh, sekaligus menyediakan kerangka karbon yang dapat digunakan dalam siklus asam sitrat untuk menghasilkan energi atau sebagai prekursor biosintesis senyawa lain. Dengan demikian, deaminasi berperan krusial dalam pengaturan nitrogen dan metabolisme energi dalam tubuh.

Siklus urea adalah proses metabolik utama yang berfungsi menghilangkan amonia beracun yang dihasilkan selama katabolisme asam amino. Ketika asam amino mengalami deaminasi, gugus amino (-NH) dilepaskan dalam bentuk ion ammonium (NH) yang sangat toksik bagi tubuh, terutama sistem saraf pusat. Untuk menghindari keracunan, ion ammonium ini diangkut ke hati dan diubah menjadi urea melalui siklus urea, yang kemudian diekskresikan melalui urin. Siklus urea berlangsung di dua lokasi utama dalam sel hati, yaitu matriks mitokondria dan sitosol, dan melibatkan beberapa tahap enzimatis. Pertama, ion ammonium bereaksi dengan karbon dioksida (CO) dan ATP membentuk karbamoil fosfat oleh enzim karbamoil fosfat sintetase I (CPS1). Karbamoil fosfat kemudian bergabung dengan ornitin membentuk sitrulin melalui enzim ornitin transkarbamoilase (OTC). Sitrulin keluar ke sitosol dan bereaksi dengan aspartat membentuk argininosuksinat oleh enzim argininosuksinat sintetase, yang kemudian dipecah menjadi arginin dan fumarat oleh argininosuksinat liase. Arginin selanjutnya dipecah oleh arginase menjadi ornitin dan urea. Ornitin kembali ke mitokondria untuk melanjutkan siklus, sedangkan urea yang terbentuk dikeluarkan melalui ginjal. Siklus ini diatur oleh aktivator alosterik N-asetilglutamat (NAG) yang meningkatkan aktivitas CPS1, serta oleh ketersediaan substrat dan induksi enzim saat kebutuhan metabolisme protein meningkat, misalnya pada diet tinggi protein atau puasa. Dengan demikian, siklus urea sangat penting untuk menjaga keseimbangan nitrogen dan mencegah akumulasi amonia yang berbahaya dalam tubuh. Setelah siklus urea dalam katabolisme asam amino, kerangka karbon yang tersisa dari asam amino akan memasuki siklus metabolik lain yaitu siklus asam sitrat (siklus Krebs). Pada tahap ini, kerangka karbon tersebut diubah menjadi senyawa-senyawa antara siklus asam sitrat seperti asam piruvat, asetil-CoA, suksinil-CoA, fumarat, atau oksaloasetat, tergantung jenis asam amino yang dikatabolisme. Senyawa-senyawa ini kemudian dioksidasi dalam siklus asam sitrat di mitokondria untuk menghasilkan energi dalam bentuk ATP, NADH, dan FADH. Selain itu, beberapa kerangka karbon juga dapat diubah menjadi prekursor glukosa melalui proses glukoneogenesis atau menjadi asam lemak untuk disimpan sebagai energi cadangan. Dengan demikian, setelah penghilangan gugus amino melalui siklus urea, kerangka karbon asam amino berperan penting dalam menyediakan energi dan bahan baku biosintesis lain dalam tubuh.

Biosintesis asam amino

Biosintesis asam amino adalah proses pembentukan asam amino baru yang dikatalisis oleh enzim di dalam organisme hidup. Proses ini melibatkan serangkaian reaksi kimia yang mengubah molekul prekursor sederhana menjadi asam amino yang lebih kompleks, yang kemudian dapat digunakan untuk sintesis protein dan senyawa biologis lainnya. Biosintesis asam amino terutama berlangsung di dalam sel, khususnya di sitoplasma dan mitokondria, tergantung jenis asam amino dan jalur metaboliknya. Prekursor biosintesis asam amino berasal dari jalur metabolisme utama seperti glikolisis, siklus asam sitrat, dan jalur pentosa fosfat. Misalnya, 3-fosfogliserat dari glikolisis digunakan untuk sintesis serin, yang kemudian dapat diubah menjadi glisin dan sistein, sedangkan oksaloasetat dan -ketoglutarat dari siklus asam sitrat menjadi prekursor asam amino seperti aspartat dan glutamat. Reaksi transaminasi, yang memindahkan gugus amino antar molekul, merupakan mekanisme utama dalam biosintesis asam amino. Proses ini dikontrol ketat melalui mekanisme regulasi seperti inhibisi umpan balik dan regulasi ekspresi enzim biosintetik. Biosintesis ini sangat penting untuk memenuhi kebutuhan asam amino non-esensial yang tidak diperoleh dari makanan, serta menjaga keseimbangan nitrogen dan metabolisme seluler.

Terdapat beberapa tahap dalam biosintesis asam amino yaitu tahap penentuan prekursor dalam biosintesis asam amino merupakan tahap awal yang sangat penting karena menentukan jalur metabolik dan jenis asam amino yang akan disintesis. Prekursor adalah senyawa antara metabolik yang berasal dari jalur utama metabolisme energi seperti glikolisis, siklus asam sitrat, dan jalur pentosa fosfat. Berdasarkan sumber prekursor, biosintesis asam amino dapat dikelompokkan menjadi beberapa jalur utama yang menggunakan senyawa prekursor spesifik, antara lain -ketoglutarat, oksaloasetat, piruvat, 3-fosfogliserat, fosfoenolpiruvat, eritrosa-4-fosfat, dan ribosa-5-fosfat. Sebagai contoh, glutamat yang terbentuk dari reaksi aminasi -ketoglutarat dengan amonia berperan sebagai donor utama gugus amino dalam biosintesis asam amino lain melalui reaksi transaminasi. Glutamat sendiri dibentuk dari -ketoglutarat dan amonia dengan bantuan enzim glutamat dehidrogenase serta tenaga reduktif NADPH. Selain itu, aspartat disintesis dari oksaloasetat, sedangkan serin berasal dari 3-fosfogliserat yang merupakan senyawa antara glikolisis. Prekursor lain seperti piruvat menjadi dasar biosintesis alanin, valin, dan leusin, sedangkan jalur pentosa fosfat menyediakan eritrosa-4-fosfat dan ribosa-5-fosfat yang penting untuk sintesis asam amino aromatik dan nukleotida. Penentuan prekursor ini sangat krusial karena setiap prekursor akan mengarahkan jalur biosintesis yang spesifik dan melibatkan enzim serta reaksi kimia tertentu untuk membentuk asam amino yang sesuai dengan kebutuhan sel. Glutamat dan glutamin, misalnya, tidak hanya menjadi prekursor tetapi juga berfungsi sebagai donor nitrogen utama dalam berbagai reaksi biosintesis. Dengan demikian, hubungan erat antara jalur metabolisme energi dan biosintesis asam amino mencerminkan integrasi yang kompleks dalam jaringan metabolik sel.

Tahap aminasi dalam biosintesis asam amino adalah proses penambahan gugus amino (-NH) ke kerangka karbon prekursor yang berupa senyawa asam keto atau molekul antara metabolik lainnya. Proses ini sangat penting karena membentuk asam amino dengan sifat khasnya yang mengandung gugus amino. Aminasi biasanya terjadi melalui dua mekanisme utama, yaitu transaminasi dan aminasi reduktif. Pada transaminasi, gugus amino dipindahkan dari asam amino donor, seperti glutamat, ke senyawa keto seperti -ketoglutarat, asam piruvat, atau oksaloasetat, membentuk asam amino baru dan asam keto yang sesuai. Reaksi ini dikatalisis oleh enzim aminotransferase (transaminase) yang memerlukan kofaktor piridoksal fosfat (vitamin B6) untuk aktivitasnya. Transaminasi bersifat reversibel dan memungkinkan interkonversi berbagai asam amino sesuai kebutuhan metabolik tubuh. Selain itu, aminasi reduktif terjadi pada pembentukan glutamat dari -ketoglutarat dan amonia dengan bantuan enzim glutamat dehidrogenase, yang menggunakan NADPH sebagai sumber tenaga reduktif. Glutamat yang terbentuk kemudian berperan sebagai donor utama gugus amino dalam biosintesis asam amino lain melalui reaksi transaminasi. Selain glutamat, glutamin juga disintesis melalui penambahan amonia ke glutamat oleh enzim glutamin sintetase dengan energi dari ATP. Proses aminasi memungkinkan tubuh untuk mensintesis asam amino non-esensial dari prekursor metabolik dan mendaur ulang gugus amino secara efisien, sehingga mendukung sintesis protein dan senyawa biologis lainnya.

Tahap modifikasi rangka karbon dalam biosintesis dan katabolisme asam amino merupakan proses penting yang mengubah struktur kerangka karbon asam amino agar sesuai dengan kebutuhan metabolik sel. Mekanisme modifikasi ini melibatkan berbagai reaksi kimia seperti oksidasi, reduksi, dekarboksilasi, hidrolisis, dan penambahan gugus kimia tertentu yang terjadi setelah tahap awal pemindahan gugus amino (transaminasi). Tahap modifikasi rangka karbon dalam konteks biosintesis asam amino adalah serangkaian reaksi kimia yang mengubah struktur kerangka karbon prekursor menjadi bentuk asam amino yang spesifik dan fungsional. Proses ini melibatkan perubahan kimia pada kerangka karbon yang diperoleh dari prekursor metabolik utama seperti 3-fosfogliserat, oksaloasetat, -ketoglutarat, dan lainnya. Modifikasi ini terjadi terutama di sitoplasma sel dan melibatkan berbagai enzim yang mengkatalisis reaksi seperti oksidasi, reduksi, transaminasi, dan hidrolisis. Sebagai contoh, dalam biosintesis serin, prekursor 3-fosfogliserat dari glikolisis diubah menjadi 3-fosfoserin melalui reaksi oksidasi yang dikatalisis oleh enzim NADH-linked dehidrogenase, kemudian 3-fosfoserin mengalami transaminasi dengan glutamat sebagai donor gugus amino membentuk serin. Selanjutnya, serin dapat dimodifikasi menjadi glisin melalui reaksi yang dikatalisis oleh serin hidroksimetiltransferase, yang mentransfer gugus hidroksimetil ke kofaktor tetrahidrofolat (THF). Prolin disintesis dari glutamat melalui serangkaian reaksi reduksi dan siklisasi yang melibatkan enzim NADPH-dependent reductase, yang mengubah semialdehid menjadi prolin.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun