Mohon tunggu...
Kartika Yudha
Kartika Yudha Mohon Tunggu... Banking Officer -

Seorang Banking Officer di PT. BPR Saraswati Ekabumi

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih

Pemilu Raya, Antara Bukti dan Janji untuk Ibu Pertiwi Indonesia

11 April 2019   13:58 Diperbarui: 11 April 2019   14:41 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Siapa yang tak kenal dengan pemilu? Sebuah Pesta yang ditunggu oleh semua pihak, terutama untuk partai politik dan pengurusnya. Seluruh lapisan partai berusaha memberikan semangat dan kerja keras demi tercapainya tujuan partai. Segala hal dilakukan, dari penggalangan dana sampai turun kelapangan langsung bertemu dengan pemilih dan pembayar pajak. Seperti halnya pemilu sebelumnya, seluruh lapisan partai mencoba memberikan senyum terbaik dan sapa yang paling hangat guna mengambil hati pemilih dan pembayar pajak. Perubahan dalam tata cara pelaksanaan pemilu yang dibarengi dengan perkembangan teknologi serta media sosial yang begitu cepat telah menyebabkan perubahan cara-cara pendekatan untuk memenangkan pemilu.

Inovasi dan trik mulai dilancarkan mulai membuat akun di berbagai macam media sosial, menggunakan youtube untuk menyebarkan pesan serta sampailah yang terburuk yaitu menggunakan berita Hoax untuk menyerang lawan politik. Baliho serta Spanduk calon wakil tiba-tiba marak dipasang dijalanan. Banyak cara memang dapat dilakukan untuk mencapai tujuan, namun tetap saja seluruh tema dalam pemilu hanya berkaitan dengan janji.

Setiap pelaksanaan pemilu, selalu janji yang dijual. Janji yang dijual merupakan janji manis tentunya. Janji yang dijual kadang memberikan sebuah kenyamanan bagi pemilih dan pembayar pajak. Janji ini pasti merupakan janji positif yang digunakan untuk kemajuan bangsa. Janji-janji dari masing pasangan tersebut nantinya akan tertuang menjadi Rencana Pembangunan. Untuk memenuhi janji-janji kepada pemilih dan pembayar pajak maka, masing-masing calon akan membuktikan dengan memberikan hasil nyata dan dibarengani data yang valid mengenai hasil kerjanya. Kadang terdapat satu hal yang perlu kita renungkan kembali, yaitu "Apakah janji yang diberikan akan menyenangkan seluruh pemilih dan pembayar pajak?".

Tentu hasil kerja tidak akan dapat menyebabkan seluruh pihak ikut senang, karena itu setiap pemilih dan pembayar pajak harus memiliki batasan tertentu mengenai tingkat kualitas dari hasil kerja yang dijanjikan oleh masing pasangan. Apabila seorang pemilih memiliki ekspektasi yang tinggi dari seorang pasangan, namun tidak diikuti oleh bukti nyata maka tentu ini akan menghasilkan bibit pesimis dalam pikiran pemilih dan pembayar pajak. Untuk itu pemilih dan pembayar wajib untuk memilih calon yang tepat agar janji manis membuahkan hasil.

Pemilu raya di Indonesia yang akan dilangsungkan pada bulan April tahun 2019 menjadi penentuan besar akan nasib Bangsa Indonesia dimasa depan. Untuk itu kita sebagai pemilih dan pembayar pajak jangan sampai golput agar janji-janji tidak menjadi sebuah jargon politik yang kosong bagi ibu pertiwi. Untuk itu pintar-pintarlah menelaah dan menentukan pilihan bukan hanya dari janji-janji saja, namun setiap pemilih dan pembayar pajak harus melihat dan mempelajari riwayat masing calon. Apabila kita hanya tergiur dari janji-janji manis saja tanpa melihat riwayat kepemimpinannya, maka niscaya jalan yang salah akan kita tempuh untuk beberapa tahun kedepan. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun