Ini membuktikan anak-anak yang hanyut saat mabar dengan teman mayanya mampu mengguncang emosional secara langsung walau tidak bertatapan langsung. Perlu ekstra perhatian dan pengawasan orang tua agar tidak menimbulkan tindakan yang fatal.
3. Anak lebih introvertÂ
Sikap menyendiri dan tidak mau bermain dengan teman-teman di luar di lapang bola atau di halaman rumah kerap kali menjadi salah satu pemicu tumbuh subur introvert pada dunia nyata.
Dimana pun kita selalu berjumpa dengan ruang sosial yang sepi bertatap muka. Cueknisasi menjadi lebih popular era TIK sekarang. Â Anak tidak mau jauh dengan dunia gadget mereka di stasiun, terminal, di rumah, di mal-mal, bahkan di warung-warung. Keasyikan mereka pun kadang di tambah dengan cafe-cafe, warung-warung kopi yang telah menyediakan free wifi menambah mereka keasyikan dengan dunia gadget dalam genggamannya.
4. Kurangnya kepedulian anakÂ
Di media sosial saat ini berseliweran konten-konten yang viral dengan jumlah jutaan penonton dengan komen-komen para netizennya. Terkadang ada yang kecelakaan di jalan raya yang lebih dahulu direkam terlebih dahulu di HP lalu di upload di medsos yang ia miliki agar bisa mendongkrak followers dan like dari netizen.
Kenakalan remaja seperti perkelahian antar pelajar banyak pula di rekam oleh temannya lalu di viralkan di medsos. Berjuta-juta konten yang tak layak, brutal, keji, bahkan pembunuhan telah mewarnai medsos dengan luas dinikmati para netizen.
Tingkat kepedulian anak bisa hilang karena seringnya melihat konten-konten yang tak layak bagi anak-anak. Tumbuhnya sikap keji bahkan menyakiti bisa membawa pada moral anak yang tak tahu dampak baik dan buruknya. Pendampingan dan pengawasan  orang tua sangat diperlukan agar mengawasi setiap tontonan anak di gadget.
5. Ketegasan dan pembatasan oleh orang tua pada anak