Nyepi adalah Hari Raya Umat Hindu yang dirayakan setiap Tahun Baru Saka, yang jatuh setiap Tilem Kesanga yang bertujuan memohon kepada Tuhan yang Maha Esa untuk penyucian Bhuana Alit (alam manusia) dan Bhuana Agung (alam semesta)
Sebagaimana kita ketahui bersama, bahwa Bali identik dengan kreativitas seni dan budayanya yang sudah diakui dan dikenal dimanca negara. Hal tersebut juga nampak mewarnai perayaan Hari Raya Nyepi Tahun Saka 1938, dimana para pemuda Bali dengan jiwa kreativitas seninya yang tinggi berinisiatif membuat ogoh-ogoh sebagai representasi simbul Bhuta Kala/kejahatan.Â
Ogoh-ogoh tersebut akan diarak dimalam Pengrupukan dan selanjutnya akan dimusnahkan (dipralina) pada tempat-tempat yang sudah ditentukan oleh desa adat setempat.Â
Sementara itu, dibeberapa wilayah di Bali pembuatan ogoh-ogoh dilombakan dan diberikan hadiah sebagai penghargaan terhadap kreativitas seni mereka.Â
Hal tersebut tentunya menjadi moment yang ditunggu-tunggu setiap tahunnya karena dapat membawa kemeriahan sekaligus hiburan bagi masyarakat maupun turis asing yang berlibur di Bali.
Tanggal 3 Maret 2022 merupakan hari Raya Nyepi Tahun Saka 1944. Dalam penyambutan dan perayaan Nyepi saat ini masih tetap menuruti Prokes, sehingga tak mengurangi antusias umat Hindu untuk merayakannya di masa pandemi saat ini. pada hitungan Tilem Kesanga yang dipercayai merupakan hari penyucian dewa-dewa yang berada di pusat samudera yang membawa intisari amerta air hidup Saat tahun baru tersebut, umat Hindu melakukan introspeksi diri dengan cara menyepi selama 24 jam.Â
"Tahun baru itu dirayakan dengan melakukan introspeksi diri, sehingga kita melaksanakan dengan cara yang sepi atau menyepi yang merupakan cara terbaik untuk introspeksi diri, jadi orang introspeksi diri akan lebih bagus jika dalam sepi, tidak dalam ramai-ramai,
Peringatan Hari Raya Nyepi Tahun Saka 1938 kali ini berjalan dengan hikmat, Brata Penyepian berlangsung selama 24 jam mulai hari Kamis tanggal 3 Maret 2022 pukul 06.00 Wita sampai dengan hari Jumat, tanggal 4 Maret 2022 pukul 06.00 Wita.Â
Ada yang istimewa dengan perayaan Hari Raya Nyepi Tahun Saka 1938 kali ini yang bertepatan dengan gerhana matahari, dimana ketika gerhana matahari berlangsung, Umat Islam melaksanakan Sholat Gerhana baik secara individu maupun berjama'ah. Walaupun demikian, hal tersebut tidak menjadi penghalang dalam pelaksanaan ibadah masing-masing.Â
Umat Hindu tetap melaksanakan Catur Brata Penyepian-nya dengan khusuk sementara Umat Islam juga melaksanakan Sholat Gerhana. Bahkan dibeberapa tempat di Bali pelaksanaan nyepi pengamanannya dilakukan oleh Umat Islam baik individu maupun organisasi, seperti didaerah Karangasem khususnya di kampung-kampung Muslim, pengamanan  Hari Raya Nyepi disamping dilakukan oleh Pecalang,  pengamanan juga dilaksanakan oleh BANSER (Bantuan Serbaguna) yang merupakan organisasi di bawah Nahdlatul Ulama (NU).Â
Jadi pengamanan ini meyakinkan bahwa tidak ada yang boleh mengganggu pelaksanaan nyepi yang sedang berlangsung baik oleh pihak intern maupun ekstern. Â Begitu pula tatkala Umat Islam melaksanakan Ibadah, perayaan hari besar Agama Islam, maupun Sholat Jum'at setiap minggunya tidak sedikit keamanannya dibantu oleh Pecalang (kemanan adat di Bali) dalam mengatur lalu lintas maupun parkir kendaraan, Hal tersebut menunjukkan gambaran kerukunan antar umat beragama di Kabupaten Karangasem dengan saling menghormati perayaan-perayaan keagamaan masing-masing.