Mohon tunggu...
Iksan Mahar
Iksan Mahar Mohon Tunggu...

Pecinta musik dan bola | Pelancong | Pemimpi | iksanmahar@live.com

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Sahabat atau Cinta?

16 Juli 2011   04:11 Diperbarui: 26 Juni 2015   03:38 1783
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Satu hal yang selalu memberatkan hati cowok ialah saat mereka harus memilih antara sahabat atau cinta. Sahabat disini lebih kepada teman-teman sesama cowok, dan cinta itu pastinya dengan cewek. Mungkin hal ini juga dirasakan oleh kaum cewek, tapi sadar atau tidak kawan, kalau cowok lebih merasa tersiksa dalam situasi itu. Percayalah (kesannya maksa. he-he-he).

Sebenarnya dasar saya membuat tulisan ini karena akhir-akhir ini seorang teman—menurut pemantauan pribadi—mengalami gejala ini, sebuah dilema antara teman dan cinta. Memang berat bila kita berada di dalam situasi seperti ini, karena di satu sisi ingin terus bersama teman-teman, ngumpul atau sekedar bercengkerama, namun di sisi lain berat rasanya meninggalkan kebersamaan bersama sang terkasih.

Teman saya ini bukanlah tipe orang yang suka menunjukkan apa yang ada di dalam hatinya. Dia ini terkesan menyembunyikan semua itu, jadi untuk itu—dengan pengalaman puluhan tahun menjadi detektif percintaan (becanda..:D)—saya mencoba menelusuri perubahan sikap dan sifat yang dialami oleh teman yang satu itu. Pertama, yang pasti dia lebih banyak berdiam diri bila jauh (baca: tak ada) cintanya itu. Kedua, sering terjadi obrolan rahasia, atau kata halusnya tersembunyi, diantara mereka. Ketiga, mulai muncul tatapan-tatatpan dan senyuman tersirat di antara dua insan kasmaran itu. Keempat, mereka mencoba menjaga jarak bila di khalayak ramai (maksudnya teman-teman). Dan yang kelima, si teman saya ini akan menjadi repot sendiri bila ada sesuatu kegiatan, serta ia juga akan merasa tidak enak hati bila sang terkasihnya itu tak bisa ikut dalam kegiatan itu, dan kata-kata itu tanpa sadar terucap tulus dari mulutnya.

Ini bukanlah pengalaman pertama saya melihat situasi ini dari seorang teman, karena sebelumnya saya juga sudah sering mendapatkan teman cowok yang tengah didera dilema itu, mulai dari SMP sampai saat ini, telah menginjak dunia kampus. Dan biasanya bagi teman-teman cowok, situasi saat ini pasti sangat tidak disukai. Mengapa? Karena bila sebelumnya waktu ngumpul atau nongkrong mereka bisa seharian penuh, sekarang mungkin waktu itu perlahan menghilang dan terganti oleh waktu bersama orang yang baru saja memenuhi relung hati yang selama ini sepi.

Memang cinta itu selalu butuh pengorbanan, bukan hanya materil namun juga moril. Dan bila saat berada dalam situasi ini, bila kita memutuskan memilih cinta akibatnya kita takkan lagi punya waktu untuk main band atawabola bareng teman-teman, karena seluruh waktu telah tercurah bagi sang tercinta. Dan apabila kita lebih memilih teman karena rasa pertemanan yang lebih dahulu muncul, maka cinta yang baru saja kita dapatkan terkesan hanya sebagai pelengkap hidup dan tak ada bedanya hidup dengan atau tanpa cinta. Dan  konsekuensi pastinya cewek atau cinta kita tersebut lambat laun akan memilih meninggalkan kita, akibat kita telah ‘mencampakannya’ demi sebuah nilai persahabatan. Repot memang…

Namun, ada satu catatan yang menarik dari pengamatan saya selama ini. Meski rata-rata cowok pasti akan merasa kesal dan jengkel bila temannya mengingkari janji atau juga tidak tepat waktu pada momen yang telah dijanjikan sebelumnya, dikarenakan ia lebih memilih cinta. Namun, sebenarnya bagi cowok yang juga telah punya cewek mereka akan memahami situasi itu. Nah, yang jadi masalah ialah teman yang jomblo (apalagi yang udah dalam hitungan tahun) akan paling vocal memprotes ketidak tepatan waktu itu. Hal itu mungkin saja terjadi karena sikap manusia yang ingin semuanya berjalan sesuai keinginannya, tanpa mau sedikitpun dikorbankan dan juga rasa kesalnya karena telah lama tidak merasakan hangatnya benih cinta dari orang tersayang.

Sebenarnya nilai saling memahami dan pengertian sangat diperlukan saat kita dalam kondisi ini, apalagi bila situasi ini dialami oleh sahabat terdekat kita. Bila kita mampu memahami perasaan berbunga-bunga akan berseminya bunga cintanya, maka kita akan memberi toleransi akan situasi sahabat kita itu. Janganlah situasi ini malah membuat kita memusuhi sahabat kita itu, karena hal itu tak mungkin juga ingin kita alami. Saat cinta datang menjelang, sahabat malah pergi menjauh.

Jadi bagi kawan-kawan, yang tengah mengalami situasi ini ataupun teman-teman yang kini tengah memiliki sahabat yang sedang berada pada situasi di atas, ada baiknya kita saling memahami dan mengerti situasi masing-masing. Karena kita tak pernah tahu betapa beratnya memutuskan pilihan sulit, antara sahabat atau cinta. Dan bagi kawan-kawan yang tengah mengalami dilema ini, sebaiknya komunikasikan situasi ini dengan sahabat-sahabat kalian agar nantinya tidak ada salah paham, apalagi terlontar kalimat ini dari sahabat “Pasti gara-gara dia punya cewek nih!”.

Cinta memang butuh pengorbanan, namun cinta tak membutuhkan pengorbanan yang harus merelakan satu hal. Pilihlah yang kalian suka; sahabat atau cinta, akan tetapi apapun yang kalian pilih alangkah baiknya semuanya jalan beriringan, sehingga cinta akan setia menemani dan sahabat tetap terus bersama. Karena hidup memerlukan keseimbangan.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun