Akibat pandemi COVID-19 yang melanda dunia, hampir seluruh kegiatan di luar rumah kacau. Sebagai upaya meminimalisir penularan COVID-19, pemerintah mengeluarkan kebijakan social distancing yang juga telah dilaksanakan di beberapa negara pendahulunya. Banyak institusi mulai dari pendidikan, pemerintahan dan lain memindahkan kegiatannya secara jarak jau alias daring.Â
Di Indonesia, hampir seluruh satuan pendidikan melakukan pembelajaran jarak jauh atas himbauan dari Menteri Pendidikan dan Kebudayaan yang sekarang beralih menjadi Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi, Bapak Nadiem Makarim melalui Surat Edaran Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 4 Tahun 2020.Â
Pembelajaran jarak jauh dilaksanakan melalui berbagai laman dan aplikasi pembelajaran online, bahkan ada beberapa institusi Pendidikan yang mengembangkan sendiri laman maupun aplikasi untuk pembelajaran jarak jauh.
Di Universitas 'Aisyiyah Yogyakarta sendiri, pembelajaran jarak jauh dilakukan melalui beberapa aplikasi dan juga laman web. Beberapa aplikasi yang digunakan merupakan Zoom meetings, Google Meet, juga aplikasi presensi online, UNISA_SwaMahasiswa-Presensi.Â
Terkadang, pembelajaran juga dilakukan dengan aplikasi WhatsApp. UNISA juga menyediakan 2 laman yakni SIMPTT Unisa sebagai sarana untuk info terbaru serta jadwal dan pembayaran Pendidikan, lalu ada juga Lensa Unisa, yang digunakan untuk kegiatan pembelajaran non-video meeting yang biasa disebut asinkronus.
Bukan tanpa hambatan, kegiatan perkuliahan secara online memiliki banyak kendala. Yang paling sering terjadi adalah, koneksi tidak stabil akibat kuota internet yang menipis maupun Wi-Fi yang memiliki gangguan. Kadang, belum sempat mahasiswa memahami materi, kebisingan akibat kegiatan rumahan membuat fokus kita kadang terpecah belah. Kegiatan praktikum pun dilakukan dengan online.
Praktikum prodi saya sendiri, prodi Bioteknologi dilaksanakan secara online menggunakan bahan-bahan seadanya dirumah. Terkadang hasil dari praktikum saja mahasiswa tidak paham bagaimana cara menyimpulkan, bagaimana hasilnya jika ada langkah yang salah maupun benar, dikarenakan pengajar tidak melihat sendiri bagaimana mahasiswa melakukan praktikum langkah demi langkahnya.
Itu yang mahasiswa rasakan, belum lagi permasalahan dari dosen sendiri, karena mahasiswa seringkali hanya iya iya saja padahal tidak paham, dosen harus memutar otak mencari ide. Bagaimana agar mahasiswa tidak bosan sehingga tidak tertarik dengan kegiatan lain saat kegiatan pembelajaran? Dosen juga harus menginstall banyak aplikasi yang kadang kala sampai bingung aplikasi mana yang akan dipakai.
Namun, buang sudah semua permasalahan ini. Menurut keputusan bersama Menteri Pendidikan dan kebudayaan, Menteri Agama, Menteri Kesehatan, dan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 03/KB/2021, Nomor 384 Tahun 2021, Nomor HK.01.08/MENKES/4242/2021 dan nomor 440-717 tahun 2021 tentang Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran di Masa Pandemi Coronavirus Disease 2019 (COVID-19), dikatakan bahwa pembelajaran di perguruan tinggi tahun ajaran 2021/2022 diselenggarakan melalui tatap muka terbatas dengan protokol kesehatan yang semestinya.
Lalu di UNISA sendiri, pembelajaran tatap muka dilaksanakan secara luring oleh beberapa prodi dengan protokol kesehatan ketat sejak Oktober 2021. Dan mulai semester selanjutnya, pembelajaran khususnya praktikum dilakukan secara luring dengan protokol kesehatan yang ketat.  Good bye kuliah online, Welcome kuliah luring.
