Mohon tunggu...
HUTC_21_166_Hitcha situmorang
HUTC_21_166_Hitcha situmorang Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Kehutanan USU

Mahasiswa Kehutanan USU

Selanjutnya

Tutup

Nature

Penyedia Jasa Lingkungan: Taman Wisata Alam Klamono, Kabupaten Sorong

8 Desember 2021   08:19 Diperbarui: 8 Desember 2021   08:24 315
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nature. Sumber ilustrasi: Unsplash

Hutan merupakan salah satu sumberdaya alam yang multifungsi dalam menunjang kehidupan umat manusia yang tidak hanya terbatas sebagai tempat konservasi keanekaragaman hayati dan pemeliharaan fungsi ekosistem, tetapi juga menghasilkan barang dan jasa bagi masyarakat (Rahawarin 2010). Salah satu wilayah di Indonesia yang memiliki sumber daya hutan yang paling potensial adalah Papua. Jumlah flora papua diperkirakan 20.000-25.000 jenis dengan keendemikan diperkirakan antara 60-90% (Johns 1997; Lekitoo et al. 2017). Terdapat 124 marga tanaman berbunga endemis, bila dibandingkan dengan 59 marga endemis di Kalimantan; 17 marga endemis di Sumatera dan 10 marga endemis di pulau Jawa. Sejauh ini telah diketahui 154 jenis mamalia, dimana 93 jenis merupakan endemis yang terdiri atas 41 jenis dari kalangan monotremata dan marsupialia, serta 52 jenis dari kalangan kelelawar dan binatang pengerat (Petocz 1987). Potensi yang begitu tinggi membutuhkan upaya perlindungan, pengawetan dan pemanfaatan yang lestari untuk menjaga keanekaragamannya.

Kawasan konservasi selain berfungsi sebagai kawasan yang dilindungi, juga mempunyai fungsi lain sebagai sistem penyangga kehidupan dan sebagai sarana kegiatan pengembangan penelitian dan ilmu pengetahuan, pendidikan, wisata alam dan penunjang budidaya.

Taman Wisata Klamono merupakan salah satu kawasan konservasi yang dilindungi dengan adanya Surat Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 188/Kpts/1986.

Secara administrasi Taman Wisata Klamono terletak di provinsi Papua Barat, Kabupaten Sorong, Distrik klamono. Secara umum kawasan ini memiliki topografi datar dan pada bagian selatan cenderung berawa apabila musim hujan. Geologi kawasan ini tersusun dari 2 jenis batuan yaitu batuan sedimen dan batuan neogen, serta jenis tanah yang umum adalah jenis tanah podsolit merah kuning. Kawasan Taman Wisata Alam Klamono ini termasuk dalam iklim tropika basah dengan curah hujan tahunan rata-rata 5.667,7 mm dan rata-rata jumlah hari hujan 259,1 hari pertahun dan nilai Q=2,56 %. Hutan taman wisata ini juga merupakan salah satu tipe hutan tropis dataran rendah.

Dalam kawasan Taman Wisata Alam Klamono juga terdapat beberapa sungai kecil yang mengalir dan bermuara di sungai Klasufo. Sungai-sungai kecil itu antara lain sungai klagewe dan sungai klawana. Sungai Klagewe berasal dari mata air yang berada di luar kawasan Taman Wisata Alam Klamono yang tepatnya di bawah kaki gunung Mariat dan mengalir di dalam kawasan sampai bermuara pada sungai induk sungai Klasufo atau yang biasa di sebut sungai induk Klamono. Sama seperti sungai Klagewe, sungai Klawana juga merupakan sungai yg mengalir melewati Kawasan Taman Wisata Alam Klamono. Kondisi sungai yang masih alami dengan banyaknya vegetasi berada di sepanjang kiri dan kanan sungai. Di sebut sungai Klawana karena sungai ini adalah sungai yang mengalir keluar dari Kawasan Taman Wisata Alam Klamono ke kampung Klawana.

Pemanafaatan tata air pada sungai Klagewe telah dilakukan oleh masyarakat Kampung Klawana dan Wonosari. Sungai Klagewe hanya dimanfaatkan sebagai patokan atau batas alam, yang memisahkan hak ulayat pada kawasan Taman Wisata Alam Klamono dari 2 marga suku Moy yaitu marga Mambringgofok dan Osok, dan pemanfaatan tata air pada sungai Klawana juga dapat dilakukan oleh masyarakat Kampung Klawana dan Wonosari, namun sungai Klawana hanya dimanfaatkan sebagai tapal batas kedua kampung tersebut.

Di dalam sungai klagewe di kawasan Taman Wisata Alam Klamono juga terdapat beragam jenis ikan air tawar yang dijadikan sebagai kegiatan memancing di wisata alam yang dapat dilakukan pengunjung sembari menikmati keindahan alam Taman Wisata Klamono

Potensi lingkungan lainnya yang berada di dalam kawasan Taman Wisata Alam Klamono yaitu berupa panorama alam, berbagai jenis flora dan fauna serta beberapa sungai yang mengalir di dalam kawasan. Potensi tersebut merupakan potensi untuk menunjang kegiatan wisata alam.

Berbagai jenis tumbuhan di dalam kawasan ini merupakan jenis-jenis yang umumnya tumbuh di hutan dataran rendah. Kegiatan inventarisasi telah dilakukan di dalam kawasan Taman Wisata Alam Klamono (Maturbongs 2011) dengan perolehan data berdasarkan tingkatannya yaitu tingkat semai ditemukan sebanyak 102 jenis, pancang 102 jenis, dan pohon 102 jenis. Dari jenis data tersebut diperoleh nilai INP pada masing-masing tingkat vegetasi yang berbeda. Untuk tingkat semai, Cleytanthus papuana memiliki nilai INP tertinggi yakni 16,649%, kemudian diikuti oleh jenis Dillenia indica dan Vileburna rubescent masingmasing dengan nilai INP 10,841% dan 10,202%. Untuk tingkat pancang, jenis yang memiliki INP tertinggi adalah Cleytanthus papuana dengan 15,580%, kemudian disusul oleh jenis Sphatiostemon javaensis dengan nilai INP 12,845% dan jenis Villebrunea rubescent dengan nilai INP 12,674%. Sementara untuk tingkat pohon, jenis yang memiliki nilai INP tertinggi adalah Artocarpus altilis dengan nilai 25,695%, disusul oleh jenis Pometia pinnata dengan nilai INP 24,199% dan jenis Teijsmaniodendron bogoriense dengan nilai INP 14,031%. Tidak hanya flora, fauna juga memiliki potensi yang cukup baik. Terdapat potensi berbagai jenis satwa khususnya jenis-jenis yang telah dilindungi undang- undang seperti Kakatua Jambul Kuning (Cacatua galerita triton), Kakatua Raja (Proboscinger aterrimus), Nuri Merah Kepala Hitam (Lorius lory), Cenderawasih (Paradiseae spp.), Kasuari (Casuarius casuarius), Rusa (Rusa timorensis) dan Kangguru Pohon (Dendrolagus sp.).

Kawasan Taman Wisata Alam Klamono juga berpotensi untuk penyerapan karbon yang baik. Dengan adanya berbagai jenis vegetasi hutan di Kawasan Taman Wisata Alam Klamono, sehingga taman wisata ini mampu memberikan potensi ketersediaan oksigen dan udara segar yang melimpah. Hasil identifikasi di lapangan, terdapat dua kelompok tumbuhan yang petensial sebagai penyerap karbondioksida dan selanjutnya sebagai agen penyedia oksigen.

Dari hasil pengamatan lanngsung diperoleh terdapat berbagai jenis tumbuhan berkayu, yang sebagai penyerap karbon dan penyedia oksigen. Terdiri dari 49 jenis tumbuhan berkayu dari 26 family yang terdapat di Kawasan Taman Wisata Alam Klamono Untuk menunjang jasa linkungan dan perlindungan kawasan Konservasi dalam peningkatan tempat wisata Taman Wisata Alam Klamono terdapat tiga jenis famili tumbuhan berkayu yaitu, Fabaceae, Sapindaceae, dan Moraceae, yang dominan dalam kawasan Taman Wisata Alam Klamono.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun