Mohon tunggu...
Mister Hussein
Mister Hussein Mohon Tunggu... -

Akademisi dan peneliti di bidang bisnis dan manajemen. Mengabdi di salah satu perguruan tinggi negeri di Kota Malang.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Maridjanisme Untuk Perubahan

27 Oktober 2010   05:11 Diperbarui: 26 Juni 2015   12:03 160
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Mbah Maridjan memang sosok yang spesial. Masih ingat dalam ingatan beberapa tahun yang lalu ketika Merapi bergelora, dan seluruh warga yang tinggal di sekitar Merapi diminta untuk mengungsi ketempat yang aman, Mbah Maridjan sebagai kuncen malah menaiki lereng merapi dan tidak mau dievakuasi. Perintah dari Sultan HB X sebagai gubernur DIY sekaligus Raja Keraton Jogja pun tidak diturutinya. Beliau bersikeras untuk tinggal karena pernah di perintah oleh Sultan HB IX untuk menjaga Merapi sampai akhir hayat.

Atas keberanian dan sikap heroik nya Mbah Maridjan sempat dijadikan icon suatu produk jamu bersama juara dunia tinju Chris John. Saat itu, sebagai sosok yang heroik dan pemberani hampir semua orang tahu akan Mbah Maridjan. Saat ini saat Gunung Merapi kembali bergelora nama Mbah Maridjan kembali diperbincangkan banyak orang. Hingga kemaren berita mengenai Mbah Maridjan masih simpang siur. Yang pasti adalah beliau kembali tidak mau dievakuasi. Beliau memilih bertahan di rumahnya di lereng Gunung Merapi. Tetapi hari ini berita simpang siur tersebut menjadi jelas. Tim evakuasi berhasil menemukan tubuh seseorang sedang bersujud di rumah Mbah Maridjan. Dari hasil analisis disimpulkan bahwa mayat tersebut adalah Mbah Maridjan.

Mbah Maridjan memang sudah kembali ke Sang Pencipta. Sosok pemberani, sederhana dan loyal tersebut sudah tidak ada lagi. Akan tetapi banyak hal yang bisa kita pelajari dari beliau. Yang pertama, sifat loyalitas yang di tunjukkan Mbaj Maridjan. Beliau menolak turun karena beliau loyal atas perintah dari Sultan HB IX yang mengangkatnya menjadi Kuncen atau juru kunci. Walau telah diperintahkan turun oleh HBX karena loyalitas beliau kepada HB IX maka instruksi untuk turun dari yang dirasa bukan pimpinannya pun tidak diindahkan. Yang kedua keberanian beliau untuk tetap menyongsong letusan Gunung Merapi sambil menyelamatkan sisa warga yang terjebak menunjukkan bahwa beliau memiliki keberanian yang tinggi dan yang terakhir adalah kesederhanaannya. Walaupun telah tenar berkat iklan Roso Roso nya Mbah Maridjan tetaplah Mbah Maridjan Kuncen Gunung Merapi. Penghasilannya sebagai bintang iklan disumbangkannya kepada pihak-pihak yang lebih membutuhkan. Beliau kembali ke lereng merapi berakrab dengan alam.

Sosok Mbak Maridjan memang tidak akan kita lihat lagi di televisi. Tetapi semangat beliau patut kita teladani. Selamat Jalan Mbah Maridjan. Semoga Maridjanisme akan menginspirasi seluruh Bangsa Indonesia untuk merubah negeri ini menjadi lebih baik.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun