Mohon tunggu...
Husniyah Ahmad
Husniyah Ahmad Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

punten, hanya tugas kuliah:)

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Karl Mannheim dan Sosiologi Ilmu Pengetahuan

18 Oktober 2022   12:27 Diperbarui: 18 Oktober 2022   12:31 604
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Al-Qur'an diturunkan sebagai petunjuk bagi manusia serta sebagai tuntunan hidup manusia. Ayat-ayat al-Qur'an memberikan kabar gembira bagi umatnya bahwa sesungguhnya Islam itu mudah, sebab al-Qur'an berisi nasihat yang sangat jelas untuk segala zaman dan budaya. Mengamalkan al-Qur'an merupakan suatu bagian terpenting dari ajaran Islam bagi para penganutnya. Salah satu contoh nyatanya yaitu pembacaan Yasin Fadhilah menjelang maghrib yang dirutinkan oleh para santri Pondok Pesantren Al-Fatah Purwakarta Jawa Barat. 

Sudah banyak sunnah yang diamalkan di Pondok Pesantren ini seperti sholat sunnah rowatib, pembacaan surat al-Waqi'ah dan al-Mulk setelah tahajud, menggunakan siwak sebelum melaksanakan sholat baik fardhu maupun sunnah, dan lain sebagainya. 

Menurut saya pengalaman ini merupakan contoh teori sosiologi pengetahuan dimana pemaknaan dari pengamalan Yasin Fadhilah ini memiliki tiga makna tindakan. Sebagai makna objektif, menjadi sarana pengingat untuk mendoakan leluhur, pengingat untuk merutinkan membaca al-Qur'an dan do'a, menantikan adzan maghrib, sekaligus menarik para santri untuk berangkat ke majlis lebih awal dan melaksanakan sholat maghrib berjamaah. Makna ekspresif, bahwa dengan pembacaan rutin tersebut ada makna yang menunjukan sebagai bentuk pembelajaran, seperti dapat melancarkan bacaan, dan dapat menambah pengetahuan dan kecerdasan. 

Menunjukan rasa patuh kepada guru maupun terhadap peraturan Pondok Pesantren. Adapun makna dokumenter dari pembacaan Yasin Fadhilah yaitu amaliyah yang diwajibkan di pesantren menjadi tradisi yang tidak disadari oleh para santri, sehingga menjadikan santri lebih disiplin dari keterpaksaan menjadi kebiasaan yang tidak disadari.

Saya mengenal teori sosiologi pengetahuan Karl Mannheim dari buku Teori Sosiologi Modern (George Ritzer). Buku ini menjelaskan teori Mannheim tentang sosiologi ilmu pengetahuan pada dasarnya meliputi studi sistematis tentang pengetahuan, gagasan, atau fenomena intelektual umumnya. Menurutnya pengetahuan ditentukan oleh kehidupan sosial. Selanjutnya saya juga membaca artikel sosiologi pengetahuan : Telaah atas pemikiran Karl Mannheim, disini menjelaskan bahwa tesis utama sosiologi pengetahuan menurut Karl Mannheim, adalah bahwa ada cara berfikir yang tidak dapat dipahami secara memadai selama asal-usul sosialnya tidak jelas. 

Artinya, sebuah pemikiran hanya dapat dipahami dengan baik jika faktor-faktor sosial yang terletak di balik lahirnya pemikiran tersebut dipahami dengan baik. Sebuah pernyataan atau konsep dapat saja memiliki redaksi yang sama tetapi dimaksudkan untuk makna yang berbeda hanya karena lahir dari latar sosial yang berbeda. 

Dengan demikian, saya memahami pemikiran Mannheim, sosiologi ilmu pengetahuan yang mengkaji tentang hubungan antara masyarakat dengan pengetahuan. Mannheim menyatakan bahwa tindakan manusia dibentuk dari dua dimensi yaitu perilaku dan makna. Sehingga, dalam memahami suatu tindakan sosial seorang ilmuwan sosial harus mengkaji perilaku eksternal dan makna perilaku.

Karl Mannheim, seorang sosiologi kelahiran Hungaria serta pencetus pertama sosiologi ilmu pengetahuan. Karl Mannheim (27 Maret 1893 -- 9 Januari 1947), atau Karoly Manheim dalam ejaan aslinya. Mannheim lahir di Budapest, dari keluarga Yahudi kelas menengah, ayahnya adalah orang Hungaria  yang bekerja sebagai produsen tekstil, sedangkan ibunya berkebangsaan Jerman. Ia belajar di Universitas Budapest serta di Berlin, Paris dan Heidelberg. 

Di Universitas Budapest ia memperoleh gelar doktor dalam bidang filsafat. Pada 1914, ia menghabiskan kehidupan aktifnya di paruh pertama abad kedua puluh pada tahun-tahun tergelap di Eropa Modern. Mannheim meninggalkan Hongaria pada 1919, menghabiskan beberapa waktu di Austria sebelum tiba di Jerman di mana dia memulai periode emigran pertamanya. Setelah tiba di Jerman dia pertama kali menghadiri ceramah Husserl dan Heidegger di Universitas Freiburg dan kemudian berangkat ke Heidelberg pada tahun 1921. Karya-karya Mannheim, yang sudah ada di awal 1920-an, diterbitkan pada Majalah bergengsi Jerman. Ia diangkat ke jabatan profesor sosiologi pada 1930 di Goethe University di Frankurt. Selanjutnya dia memprovokasi polemik dan menerima pengakuan pada tahun 1929 melalui karya utamanya, Ideologi und Utopie diterbitkan, di mana ia  mengeksplorasi fungsi sosial dari ide-ide dan sifat politik. Ketika kaum Sosialis Nasional berkuasa, serangkaian keberhasilannya rusak pada 1933. Dalam periode terakhirnya, yaitu satu setengah dekade dihabiskan di Inggris, Mannheim fokus dalam mempopulerkan dan mengatur kehidupan akademik.  

Referensi :

Ritzer George & Goodman, Douglas J, Teori Sosiologi Modern, Kencana Prenada Media Group, Jakarta, 1997.

Hamka, Sosiologi Pengetahuan : Telaah Pemikiran Karl Mannheim (IAIN) Palu.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun