Mohon tunggu...
Djamaluddin Husita
Djamaluddin Husita Mohon Tunggu... Lainnya - Memahami

Blogger, Ayah 3 Putra dan 1 Putri. Ingin menyekolahkan anak-anak setinggi yang mereka mau. Mendorong mereka suka membaca dan menulis (Generasi muda harus diarahkan untuk jadi diri sendiri yang berkarakter).

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Memanjakan Orang Tua Lanjut Usia

29 Mei 2010   04:54 Diperbarui: 26 Juni 2015   15:53 241
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

[caption id="attachment_152742" align="alignleft" width="298" caption="Sbr. Foto: http://exstrahotnews.files.wordpress.com/2009/12/nenek.jpg"][/caption]

Alamiah sekali bila kehidupan ini berjalan dalam suatu proses yang berkesinambungan. Pertama kecil, remaja, dewasa dan kemudian tua. Masa kecil adalah masa yang paling indah kita rasakan, karena tidak ada permasalahan apa-apa yang harus dipikirkan. Kemudian terus beranjak memasuki masa-masa yang penuh dengan penuh problema hidup. Setelah hidup ini kita jalani dengan segala problemanya, maka pada akhirnya sampailah pada masa tua. Pada terakhir ini tidak banyak yang dapat kita lakukan lagi hanya saja, kita ada persiapan yang matang pada masa muda tentu saja saat memasuki masa lanjut usia hanya menikmati saja apa yang diperoleh pada masa-masa sebelumnya.

Ketika memasuki masa lanjut usia banyak hal-hal yang telah hilang pada diri kita. Banyak hal yang dapat kita kerjakan dengan mudah pada masa-masa muda tetapi memasuki masa-masa tua sudah tidak kita lakukan lagi. Jangankan bekerja yang berat-berat, berjalan membawa diri kita sendiri sudah tidak sanggup lagi. Beruntung bagi mereka yang memiliki fisik yang bagus sehingga ketika masa lanjut usiapun masih dapat berbuat meskipun tidak segesit di masa muda dulu. Tetapi paling kurang mereka ini (entah kita nanti) masih tidak terlalu tergantung dengan orang lain.

Tetapi bagaimana dengan mereka yang kondisi fisiknya lemah? Atau bahkan banyak diantara mereka yang sudah lanjut usia menjadi pikun? Ditambahkan lagi tidak ada sanak keluarga. Namun meskipun ada, terkadang ada juga yang tidak peduli kepada mereka-mereka yang sudah lanjut usia meskipun dia itu adalah orang tua mereka sendiri. Barangkali dengan alasan sibuk dan alasan lain, terpaksa mereka menitip orang tuanya yang sudah lanjut usia itu dipanti-panti jumpo. Hal yang terkadang membuat kita trenyuh, setelah menitip orang tuanya di panti jumpo, mereka tidak pernah menjenguknya lagi. Tidak salah memang. Tetapi dalam konteks kita yang tidak indivisualis nampaknya pemandangan seperti itu kurang etis. Kecuali di negara-negara barat yang menganut paham induvidualis, menitip orang tua di tempat-tempat seperti jompo adalah hal yang biasa.

Bagi mereka yang tidak punya sanak keluarga tentu saja ini menjadi tanggung negara. Bagaimana negara melihat persoalan ini sehingga orang-orang yang sudah lanjut usia memperoleh tempat yang terhormat. Sebab fakta dilapangan banyak kita temukan bahkan di kota-kota besar betapa banyak orang tua lanjut usia itu hidup dijalanan. Bahkan tidak kurang dari mereka menjadi pengemis atau semacam dengannya. Melihat kenyataan seperti itu, semestinya pemerintah dalam hal ini pihak kementerian social dapat melakukan langkah-langkah yang optimal untuk mengurus orang-orang yang sudah lanjut usia itu. Bahkan bila perlu membentuk unit khusus semacam satpol PP yang dapat bekerja proaktif mengurus orang-orang sudah lanjut usia ini sehingga mendapat tempat yang layak. Tidak mungkin mengharapkan orang-orang tua seperti itu datang sendiri ke tempat-tempat yang telah disediakan pemerintah.

Memperlakukan orang tua lanjut usia terutama bagi mereka yang sudah tidak berdaya dengan cara-cara yang terhormat sudah menjadi kewajiban bagi yang masih memiliki kemampuan. Mereka sangat patut dan layak untuk di manja-manjakan seperti mereka memanjakan kita ketika kita masih kecil tidak berdaya dulu. Gerakan memanjakan orang tua lanjut usia perlu digalakkan sebagai rasa terima kasih kita sebagai generasi muda.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun