Mohon tunggu...
Djamaluddin Husita
Djamaluddin Husita Mohon Tunggu... Lainnya - Memahami

Blogger, Ayah 3 Putra dan 1 Putri. Ingin menyekolahkan anak-anak setinggi yang mereka mau. Mendorong mereka suka membaca dan menulis (Generasi muda harus diarahkan untuk jadi diri sendiri yang berkarakter).

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Kesimpulan TGIPF Menjadi Antitesis bagi Pengurus PSSI dalam Tragedi Kanjuruhan?

16 Oktober 2022   18:23 Diperbarui: 18 Oktober 2022   08:00 411
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tulisan tuntutan untuk mengusut tuntas Tragedi Kanjuruhan yang terjadi pada pekan ke-11 Liga 1 2022-2023 seusai pertandingan bertajuk Derbi Jawa Timur, Arema FC melawan Persebaya Surabaya dipagar Stadion Kanjuruhan Kepanjen, Kabupaten Malang, Kamis (13/10/2022) siang. (Foto: KOMPAS.com/SUCI RAHAYU) 

Tragedi Kanjuruhan telah membawa duka paling dalam bagi bangsa indonesia terutama para pencinta sepak bola.

Terakhir dilaporkan, tidak kurang 712 orang korban, yang mana 132 orang meninggal dunia, 96 orang luka berat, dan 484 orang luka sedang/ringan yang sebagian bisa saja mengalami dampak jangka panjang termasuk korban secara psikis. 

Namun, sampai saat ini penyelesaiannya masih belum terang benderang. Meskipun sudah ada yang ditetapkan sebagai tersangka seperti ketua LIB, Panpel dan beberapa penanggungjawan keamanan.  

Kelihatannya masih ada kabut tebal dalam penuntasan secara tuntas tragedi yang mengerikan ini.

Memang, setelah peristiwa itu terjadi pemerintah bergerak cepat. Pejabat pemerintah termasuk presiden langsung berkunjung ke stadion Kanjuruhan dan mendatangi para keluarga korban. 

Konon, Bapak Presiden berteleponan dengan Presiden FIFA membahas tragedi yang sudah menjadi publik sepak bola dunia. 

Bahkan presiden memerintah menteri BUMN Erick Tohir menjambang kantor FIFA dan bertemu langsung dengan presiden FIFA. Tentu saja tujuannya agar FIFA tidak memberi denda yang berarti kepada dunia pesepakbolaan Indonesia.

Kemudian, melalui Kepres , Presiden langsung membentuk Tim Pencari Fakta Independen yang diketuai menkopolhukam Prof. Mahfud MD. 

Tim yang diantaranya terdiri dari praktisi sepakbola bertugas secara independen mencari fakta-fakta dan membuat laporan penyebab terjadinya kerusuhan dan tentu siapa saja yang bertanggungjawab.

Tolak menolak siapa yang bertanggungjawan sudah terlihat setelah tragedi itu terjadi. Hal ini terlihat berbagai statemen yang dikeluarkan oleh para pihak yang ada kaitannya dengan sepakbola termasuk yang terlibat langsung pada saat kejadian. 

Mulai dari organisasi federasi sepakbola Indonesia (Baca: PSSI), kepolisian sebagai pihak keamanan, penanggungjawab liga, pemilik klub, panpel dan tentu saja Aremania. Baik disampaikan melalui diskusi di sejumlah stasiun TV atau jumpa press langsung oleh pihak yang terkait.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun