Mohon tunggu...
Akhmad Husaini
Akhmad Husaini Mohon Tunggu... Administrasi - Ditakdirkan tinggal di Selatan : Desa Angkinang Selatan, Kabupaten Hulu Sungai Selatan, Provinsi Kalimantan Selatan. Memiliki kesenangan jalan-jalan, membaca, dan menulis.

Terus menuliskan sesuatu yang terlintas, dengan pantas, tanpa batas.

Selanjutnya

Tutup

Catatan Artikel Utama

Jalan-jalan Menuntas Gundah

22 April 2015   05:58 Diperbarui: 17 Juni 2015   07:49 17
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kembali saya melakukan jalan-jalan pada Selasa (21/04/2015) pukul 11.00 WITA. Ditengah cuaca dingin dan sedikit gerimis. Rute perjalanan sudah tak asing lagi. Dari Angkinang menuju Pulantan, Sungai Hanyar. Sekarang masuk bulan Rajab. Jadi banyak yang babacaan di tempat ibadah. Seperti di Sungai Hanyar dan Lokbinuang. Langgar di sana dipenuhi jamaah dari warga setempat yang menghadiri acara babacaan atau ceramah agama. Menghadirkan tuan guru atau penceramah dari daerah lain.

Ini merupakan tradisi tahunan yang sudah ada sejak dulu. Melihat hal ini saya rindu kembali ikut babacaan. Di kampung tak lagi saya mengikutinya. Karena sibuk, sibuk yang disibukkan. Perjalanan agak sunyi. Warga kebih senang berada di dalam rumah saat cuaca dingin seperti ini. Atau setidaknya ke warung minuman, sekadar menghangatkan tubuh. Semisal ditemani secangkir teh manis dan beberapa biji wadai.

Ketika melewati Telaga Langsat, saya teringat dengan Diding. Nama lengkapnya Muhammad Ardani.Teman saya waktu di Tsanawiyah dulu. Ingin sekali singgah di rumahnya. Sepuluh tahun lebih tak pernah bertemu dengan lagi secara langsung. Ia cukup akrab sekali waktu sekolah dulu.

Di Ambutun, tepatnya di tepi jalan, ada yang dijual orang yakni rambai. Saya hanya melintas. Melihatnya sepintas lalu. Berapa ya harganya per ikat ? Apakah ada yang mau membeli ? Karena selama ini rambai dikenal dengan rasanya yang masam dan kecut. Juga ada yang lainnya.

Alangkah indahnya dunia kala perjalanan seperti ini ditemani perempuan cantik. Menikmati setiap jejak jalan dengan penuh perasaan. Jalan-jalan kali ini untuk menghilangkah gundah. Ada semacam kepuasan batin kali ini melakukan hal seperti ini. Ingin terus jalan-jalan. Melangkah pergi kemana pun juga. Seakan tanpa beban. Padahal punya banyak beban pikiran. Rileks saja. Jangan tapi dipikirakan ! (akhmad husaini)

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun