Mohon tunggu...
Akhmad Husaini
Akhmad Husaini Mohon Tunggu... Administrasi - Ditakdirkan tinggal di Selatan : Desa Angkinang Selatan, Kabupaten Hulu Sungai Selatan, Provinsi Kalimantan Selatan. Memiliki kesenangan jalan-jalan, membaca, dan menulis.

Terus menuliskan sesuatu yang terlintas, dengan pantas, tanpa batas.

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Buku Mengenal Kue dan Masakan Khas Banjar

2 April 2013   19:01 Diperbarui: 24 Juni 2015   15:50 1945
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sejak SD saya menyukai bacaan yang berbau budaya Banjar. Bila pergi ke perpustakaan umum, bacaan budaya Banjarlah yang pertama kali saya cari. Juga bila membaca koran terbitan lokal, yang saya baca lebih dahulu hal-hal yang berbau budaya Banjar. Seperti kisah bahasa Banjar, kesenian Banjar, pariwisata Kalsel,dsb. Kini kliping koran tentang budaya Banjar bejibun di almari saya.

Dari sinilah saya kenal nama-nama penulis yang eksis menulis tentang budaya Banjar. Salah satunya adalah Syamsiar Seman.

Penulis buku ini sudah lama saya kenal lewat karya-karyanya. Namun baru kali ini bisa bertemu langsung sekaligus berjabat tangan dengannya. Yakni pada momen Aruh Sastra Kalimantan Selatan (ASKS) VII di Tanjung, Kabupaten Tabalong, belum lama tadi.

Beliau membuka stand penjualan buku karyanya di Taman Kota Tanjung, tempat kegiatan ASKS VII berlangsung. Puluhan judul buku dipajang. Setelah memilih lantas tiga buku saya beli. Kemudian saya minta tanda tangan beliau di halaman depan ketiga buku yang dibeli tersebut.

Dari ketiga buku itu ada satu buku yang paling menarik dan saya sukai. Buku itu berjudul Wadai banjar 41 Macam. Buku setebal 84 halaman itu merupakan cetakan ketiga. Diterbitkan oleh Lembaga Pendidikan Banua, Banjarmasin. Foto sampul depan adalah pasar wadai Amuntai, Kabupaten Hulu Sungai Utara.

" Untuk memperoleh bahan tentang wadai ini saya beberapa kali mengunjungi pasar wadai di Banjarmasin, Kertak Hanyar, Gambut, Martapura, Kandangan, Barabai, dan Amuntai," ungkap budayawan kelahiran Barabai, 1 April 1936 ini.

Di buku tersebut penulis dalam uraiannya menggunakan bahasa banjar. Alasannya adalah nara sumber umumnya adalah mereka yang berprofesi sebagai pembuat dan atau penjual wadai (kue) khas Banjar. Sesuai aslinya mereka menjelaskan dalam bahasa Banjar. Terdapat istilah-istilah yang tidak ada atau sukar diterjemahkan dalam bahasa Indonesia. Contohnya istilah kamir (adonan apam), lunyut kunyur-kunyur (bingka), sintal, bula-bula (santan), sagurakan (lama merebus), mamak (gumbili), dilayur (daun pisang), dsb.

" Selain itu juga sekaligus untuk melestarikan bahasa Banjar sebagai bagian dari budaya Banjar yang perlu dipelihara, dan dikembangkan agar eksistensinya sejajar dengan bahasa-bahasa daerah lain di Nusantara," kata penulis yang belum lama tadi mendapat anugerah gelar keagungan dari Raja Muda Kesultanan Banjar, Pangeran H Khairul Saleh, berupa gelar Datu Mangku Adat.

Yang cukup berkesan pada buku ini dicantumkannya kata sambutan Ketua TP PKK Kalsel, Hj Hayatun Fardah, yang antara lain menyebutkan bahwa kuliner (masakan dan kue) daerah telah dilirik oleh dunia pariwisata, karena nilai rasanya yang khusus.

" Apabila ada seorang ibu yang mencoba mengolah wadai Banjar ini satu macam saja setiap hari, maka ibu itu akan menghabiskan waktunya selama 72 hari. Bahkan mungkin sampai 3 bulan," ujar Syamsiar Seman.

Adapun 41 macam wadai Banjar yang terdapat dalam buku ini adalah : apam habang, apam putih, bubur habang, bubur putih, bubur baayak, babungku, babalungan hayam, bingka, cingkaruk habang, cingkaruk putih, cincin, cucur habang, cucur putih, cucur kuning, dodol habang, dodol putih, gagatas habang, gagatas putih, hintalu karuang, kakicak habang, kakicak putih, kakicak gumbili, kukulih habang, kukulih putih, kalalapun, lakatan putih bahinti, lakatan putih bahintalu, lamang, lupis, pupudak baras, pupudak sagu, papari, putu mayang, ruti baras habang, ruti baras putih, ruti sagu, surabi, tapai baras, tapai gumbili, ular-ular, dan wajik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun