Mohon tunggu...
Akhmad Husaini
Akhmad Husaini Mohon Tunggu... Admin Publikasi Humas dan TPL MTsN 3 Hulu Sungai Selatan

Terus menuliskan sesuatu yang terlintas, dengan pantas, tanpa batas.

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Mahalarat : Menjemput Berkah, Mengawali Musim Bahuma di Desa Angkinang Selatan

19 Oktober 2025   20:31 Diperbarui: 19 Oktober 2025   20:31 22
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi : Akhmad Husaini

Kampung halaman selalu menyimpan kisah dan tradisi yang menghangatkan jiwa. Di Desa Angkinang Selatan, Kecamatan Angkinang, Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS), kisah itu berpusat pada kehidupan para petani, yang darahnya menyatu dengan lumpur sawah dan aroma padi. 

Saatnya telah tiba. Musim tanam, atau yang kami sebut bahuma, segera dimulai. Namun, sebelum tangan-tangan terampil ini mulai menggarap lahan, ada satu ritual sakral yang tak pernah absen : Mahalarat. Pada hari Ahad (19/10/2025) malam Senin, suasana di Langgar Al Kautsar terasa syahdu sekaligus penuh harap. 

Langgar (mushola) ini menjadi saksi berkumpulnya warga, laki-laki dan perempuan, untuk sebuah hajatan spiritual yang dikenal sebagai Mahalarat. Mahalarat pada dasarnya adalah acara hajatan atau selamatan yang digelar khusus dalam rangka mengawali musim bertani (bahuma). 

Ini adalah cara masyarakat Angkinang Selatan, yang mayoritas berprofesi sebagai petani, untuk memohon restu dan kelancaran kepada Allah SWT atas proses pertanian yang akan mereka jalani setahun ke depan. Tradisi ini mencerminkan sebuah filosofi yang mendalam : Ikhtiar (usaha) harus diiringi dengan Doa. 

Petani kami tidak hanya mengandalkan kekuatan fisik dan pengetahuan turun-temurun, tetapi juga menyandarkan seluruh hasilnya kepada Sang Pencipta. Di bawah pimpinan Ustadz Hairaji, seluruh rangkaian kegiatan berlangsung khidmat.

Shalat Maghrib Berjamaah : Mengawali malam dengan menunaikan kewajiban. Shalat Hajat : Shalat sunnah khusus untuk memohon dikabulkannya segala hajat, dalam hal ini adalah kelancaran dan keberkahan musim tanam. 

Pembacaan Surah Yasin : Membaca surah penuh keutamaan sebagai permohonan perlindungan dan kemudahan rezeki. Shalawat Kamilah : Mengucapkan pujian kepada Nabi Besr Muhammad SAW, sebagai ikhtiar batin untuk meraih syafaat dan keberkahan. 

Doa Penutup : Puncak acara, di mana Ustadz Hairaji memimpin doa, melangitkan harapan seluruh jamaah agar padi yang ditanam melimpah, jauh dari hama, dan hasilnya mendatangkan berkah. Acara yang berakhir menjelang waktu Shalat Isya ini bukan sekadar rutinitas, melainkan penanaman energi positif dan spiritual bagi setiap petani.  

Setelah tuntas dengan urusan batin, saatnya menikmati kebersamaan. Mahalarat selalu ditutup dengan tradisi jamuan yang menghangatkan. Warga yang hadir disuguhi aneka hidangan yang telah disiapkan secara gotong royong, mencerminkan rasa syukur dan persaudaraan yang kental. 

Beberapa menu yang tersaji malam itu antara lain : Lamang (ketan yang dimasak dalam bambu) ditemani telur asin -- perpaduan rasa gurih dan legit yang khas. Nasi Kuning beserta lauk-pauknya -- hidangan wajib dalam acara selamatan. Aneka Wadai (kue tradisional Banjar) yang manis dan memanjakan lidah. Serta, teh manis hangat yang menyempurnakan kehangatan malam. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun